-00.20-

21.5K 1.4K 175
                                    

Kupikir, selesai hubungannya, selesai juga perasaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kupikir, selesai hubungannya, selesai juga perasaannya. Nyatanya tidak, kau seolah menjadi abadi dalam kisah ini.

***

Nyatanya, manusia hanya akan jatuh cinta satu kali dalam hidupnya. Jika kamu adalah salah satu orang yang bisa jatuh cinta berkali-kali, mungkin kamu beruntung.

Pernahkah kamu merasakan menjalani hubungan dengan orang lain namun di hatimu masih tersimpan namanya? Mencari sosok yang sama di diri orang lain?

Jika iya, kamu sama seperti Salma.

"Kenapa kamu ke sini Raden?"

Cowok dengan hoodie abu-abu itu hanya menyodorkan plastik hitam ke depan Salma.

"Buat Lo. Gue kebetulan pindah kost deket sini, kemarin."

"Ini apa?"

"Soto ayam, gue pas beli keingetan sama Lo."

Salma mengangguk dan tersenyum sembari mengucapkan terimakasih. "Mau mampir dulu?"

"Boleh."

Salma mengajak Raden masuk ke rumahnya, pintu sengaja dibuka lebar agar tak ada kecurigaan apapun. Dengan mengemut perempuan pingpong serta tangan yang dimasukkan ke dalam kantong Hoodie Raden ikut jalan memasuki rumah Salma.

Sebuah mata menjelajah ke seluruh sisi rumah yang bisa ia rasakan betapa sepinya. Meski rumah ini sederhana namun Raden seperti berada di ruangan besar namun Sendirian.

"Lo kalo mau makan, makan aja."

"Iya, aku makan ya."

Salma berjalan menuju dapur untuk mengambil nasi, kembali ke ruang menghampiri Raden yang masih melihat setiap sisi rumah.

"Lo tinggal sendirian ya berarti?"

"Iya, aku sendirian." Salma mulai memakan suapan pertamanya.

Sejenak ruangan senyap, Raden hanya menatap Salma yang tengah makan dengan lahap. Tatapan sendu gadis ini membuat Raden bertanya, sudah berapa banyak air mata yang Salma keluarkan?

Lukanya dipaksakan sembuh sendirinya, hatinya dipaksa tertata agar tak hancur, cintanya tak terbalaskan, orang satu-satunya yang ia miliki nyatanya tak mencintainya. Sungguh, apakah diluar sana ada orang yang senasib dengan Salma?

"Kamu udah makan?" Salma bertanya saat ia menyelesaikan makannya.

"Udah."

"Makasih buat makanannya, ya."

"Iya bawel." Dengan nada dingin Raden menjawabnya, tangannya merogoh kantong untuk mengambil sebatang rokok.

"Jangan ngerokok di sini, nanti baunya gak ilang." 

Raden tetaplah Raden, seolah tuli ia tetap menyalakan korek dan perlahan membakar batang rokok. Seiring dihisap maka kepulan asap mulai keluar.

"Gue mau balik sekarang aja deh, temen gue mau ke kost."

DevanantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang