Prolog.

73.3K 3.7K 476
                                    

Hai kalian team pembaca baru apa pembaca lama nih?

Baru baca?

Or

Baca ulang?

📌Jangan bawa lapak lain dalam cerita ini, ya!! Enjoy.

Efek samping: Mengumpat, berbicara kasar, dan darah tinggi.

***

"Gak usah caper, cari pembelaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak usah caper, cari pembelaan. Lo itu cuma cewek menyedihkan."

***

"Ah— ah — ah—ampun, sa—sakit..."

"MATI LO ANJ*NG!"


***

"Anta... maaf-"

Bugh

"GAK USAH PASANG MUKA MENYEDIHKAN ITU DI DEPAN GUE! BERHARAP DIKASIHANI, HAH?"

***

"Hubungan kalian gimana? Baik-baik aja, kan?"

"Iya baik-baik aja, pah. Iya, kan, sayang?"

***

"LO MAU CAPER HAH? EMANG CEWEK MURAHAN KAYAK LO ITU PANTASNYA MATI!"

"Ma-maaf..."

***

"CEWEK LEMAH, JALANG!"

"Iya ..."

***

"Mati aja Lo sana, hidup di dunia pun gak ada yang peduli, kan? Buktinya Lo dibuang sama orang tua sendiri?"

"Iya."

***

"Aku capek, Ta. Bunuh aku sekalian pakai tangan kamu itu."

"Oh, nantangin?!"

***

"Kalo aku pergi apa yang bakal kamu lakuin, Ta?"

"Bagus dong?"

***

"Kalo Lo beneran sayang sama gue, apa Lo berani mati demi gue?"

"Aku siap, Ta."

"Gue masih belum percaya kalo Lo belum loncat dari lantai ini."

***

Devananta hadir ketika sang bintang redup dan hendak jatuh, dia mengulurkan tangan dan memberikan sedikit cahayanya pada bintang karena dirinyalah sang pemegang cahaya.

Sang bintang mengambil uluran tangan itu awalnya merasa bahagia, disaat sinarnya kembali ternyata dirinya tidak sepenuhnya bersinar, karena disaat ia menerima bantuan sinar hantaman keras selalu menghampirinya.

Awalnya bintang bisa menahannya, awalnya sang bintang merasa ia bisa melewatinya ketika tahu bahwa si pemberi sinar ternyata jauh lebih menyakitkan darinya.

Namun pada akhirnya sang bintang merasa dirinya adalah tempat terbaik untuk sang cahaya meluapkan seluruh rasa sakitnya, bintang yang sendirian tidak tahu apa-apa, jalannya buntu nan gelap tanpa bantuan cahaya.

Ini adalah kisah bintang yang berusaha mendapatkan sinarnya kembali, berjalan beriringan dengan orang yang bercahaya, dan berusaha untuk mengimbanginya.

"Aku berterima kasih untuk sang cahaya yang sudah menuntunku ke jalan yang berbatu dan menyakitkan, demi sinarku dan demi membalas kebaikanmu aku bersedia apapun untukmu."

Sang cahaya tersenyum lalu menarik bintang dan berlari di atas pijakan yang berduri.

Selamat datang di kehidupan menyedihkan sang bintang.

***

Semoga suka, ya. Hihi, jangan lupa tinggalkan jejak di sini sayang.

Sebut inisial orang yang pernah sakiti kamu yuk.

Komen sebanyak-banyaknya!!

TBC

DevanantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang