-00.08-

21.3K 2K 469
                                    

"Bisakah aku lupa ingatan saja? Dan yang aku ingat adalah semua hal baik tentang kamu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bisakah aku lupa ingatan saja? Dan yang aku ingat adalah semua hal baik tentang kamu?"

***

"Sal, Anta itu jahat, ya?"

"Siapa kamu?"

"Anta nggak sayang kamu."

"Jawab! Kamu siapa?"

"Aku adalah kamu, Sal. Anta buat kita hancur, ya? Mau berhenti? Aku nggak suka kamu yang kayak gitu, yang bodoh dan terlalu setia sama Anta yang bahkan tega buat kamu jatuh cinta sendirian."

"Anta gak kayak gitu!"

"Sampai kapan?"

"Apa?"

"Menutup mata padahal jelas-jelas kamu gak bahagia."

Salma hanya diam di depan cermin yang seolah berbicara dan menyadarkannya.

"Ayo berhenti, ayo pikirin diri kita. Ayo sembuhin diri kita."

BRAK!

Salma tersadar dan menampar pipinya berkali-kali, karena suara itu Salma melihat sekelilingnya yang ternyata kosong, dengan cepat Salma meninggalkan kamar mandi sekolahnya dan bersiap untuk pulang.

"Anta!" Salma berlari mengejar Anta yang jauh lebih dulu dibanding nya. Namun, dari arah kanan muncul wanita yang mendekati Anta.

"Jadi ke tempat les bareng?" Tanya Anta dengan nada lembut membuat Salma tidak ingin memanggil namanya untuk kedua kali.

"Iya, tapi Salma?"

"Dia gak ada di sini, udah bilang kalo mau les bareng kamu kok."

"Dia ada di belakang kamu, Ta."

Dengan senyum yang cukup terpaksa Salma kembangkan untuk menyambut tatapan mata Anta yang melihatnya. Sekolah memang sudah cukup sepi, namun masih cukup banyak siswa yang berkeliaran terutama anak-anak OSIS.

"Kok belum pulang?" Anta bertanya dengan lembut sembari mengusap rambut Salma.

"Ini aku mau pulang kok, aku duluan ya. Hati-hati dan semangat les nya."

Benar cinta buta itu ada, padahal dengan jelas Salma melihat perbedaan 180° dari Anta. Dia memperlakukan Sarah dengan lembut sama seperti ia lakukan padanya tapi hanya sebagai topengnya di sekolah, tapi sikapnya pada Sarah ia terapkan disemua tempat.

Ibarat berjalan di atas serpihan kaca, semakin sering terluka akan semakin mati rasa.

"Setia mana lagi yang rela diperlakukan seperti ini?" Salma berjalan dengan tatapan kosong.

DevanantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang