"Pada dasarnya, ini kan yang kamu inginkan."
***
Harusnya Anta bahagia bukan ketika Salma sudah melontarkan kalimat putus pun bagi Salma tak apa-apa. Tapi, cowok itu malah uring-uringan setiap harinya.
Pada di titik ini Anta hanya diam menatap rumah di depannya, dengan seragam yang ia kenakan bermaksud untuk mengajak Salma berangkat ke sekolah bersama.
"Mana sih lama banget."
Pesan-pesan yang Anta kirimkan yang berisikan kalimat makian tak pernah Salma jawab. Ketika Anta datang ke rumah Salma gadis itu selalu tak ada di rumahnya. Sudah hari ketiga Salma seperti ini.
Beginilah rasanya diabaikan.
Klek.
Pintu rumah terbuka menampakkan gadis yang selama 3 hari mengabaikannya, dengan berapi-api Anta langsung menghampirinya.
"Lama banget sih Lo. Ngapain aja sih."
Salma tak menjawab, berjalan melengos meninggalkan Anta. Melihat perlakuan itu Anta merasakan pedih di hatinya.
"Oh berani ya Lo sekarang, heh asa—"
"Kenapa?" Salma menjawab tanpa menoleh ke belakang.
"Apa maksud Lo begini sama gue?"
"Kenapa ga Sarah aja yang kamu jemput? Buat apa lagi?"
Anta menghampiri Salma dan mencengkeram erat tangannya. "Ngerasa hebat Lo sekarang? Bisa bersikap kayak gini ke gue? Heh ga tau diri ya Lo, inget Lo hidup karena keluarga gue!"
"Iya aku tau, dan aku cukup tahu diri. Setelah lulus nanti aku pasti ganti semua yang keluarga kamu kasih ke aku." Salma melepaskan cengkeramannya dan berlari meninggalkan Anta yang diam di tempatnya.
Tidak. Anta kacau dengan Salma yang seperti ini, melihat punggung Salma yang kian menjauh dari pandangannya sekaligus terbesit rasa tak rela dalam hatinya.
"Cewek sialan." Anta bergumam kasar dan segera menyusul Salma yang pasti belum jauh dari sini.
Salma memang mencintai Anta selayaknya seorang kekasih, bagi Salma dia adalah segalanya dalam hidupnya. Sikap ini di luar kendalinya, ia pun tak ingin melakukan ini. Mengabaikan Anta adalah hal yang tak bisa Salma lakukan, karena lelaki itu ia cintai dengan tulus.
"Kalau kamu berharap aku mati, itu udah terjadi. Aku udah mati tapi aku tak pernah dikubur tanah, melainkan kamu kubur aku dengan kehancuran." Salma berjalan sembari meneteskan air mata, mungkin orang yang melihat ini merasa heran, namun rasa sakitnya sudah tak terbendung lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devananta
Teen Fiction"JANGAN PASANG MUKA MENYEDIHKAN ITU DI DEPAN GUE, SIALAN." Terlibat dalam hubungan yang bisa dibilang sangat tidak baik (toxic) tentu seharusnya dilepaskan saja, namun, bagaimana jika kamu sudah terlanjur bergantung padanya? Devananta yang dikenal...