"Selama bersamaku, apa kamu pernah tertidur dengan nyenyak?"
***
Senyap, sunyi nan gelap. Pelukan ini begitu memilukan, rasanya Salma ingin menghentikan waktu sekarang. Menanti untuk kesekian kalinya, rasanya masih sama seperti kala itu.
Tak siapapun bisa menebak perasaan Anta, beberapa jam lalu lelaki ini memukulnya dan sekarang memeluk Salma takala keinginannya untuk membuktikan perasaannya.
Apakah ini bisa disebut sebuah rasa?
Rasa cinta? Rasa ingin melindungi?
Atau, rasa takut kalau Salma benar-benar mati untuknya?
Anta melepaskan paksa pelukannya dan membelakangi Salma. "Jangan anggap lebih, apalagi sampe lo mikir gue ada rasa sama lo."
"Gue gak akan pernah jatuh cinta sama cewek kayak lo."
Ya, sepertinya Salma tak perlu berharap banyak hal. Anta tetaplah Anta.
"Ayo gue antar lo pulang, muak gue sama lo."
Dengan cepat tanpa menoleh ke belakang Anta langsung mengambil kunci motornya lalu keluar dari kamarnya.
"Pelukan itu sama rasanya kayak pertama kali kita ketemu." Salma bergumam lalu tersenyum tipis, mengusap bekas air mata dan berjalan untuk menghampiri Anta.
Langit bergemuruh tak tenang menandakan bahwa sebentar lagi akan hujan, cuaca dingin menampar pipi Salma.
"Cepet!" Anta sedikit berteriak di atas motornya mebuat Salma mempercepat langkahnya dan naik ke atas motor dengan cepat.
Brum...
Tanpa basa-basi Anta langsung menancap gas motornya meninggalkan perkarangan besar rumahnya.
Langit masih senantiasa mengeluarkan suara. Jalanan mulai sepi ditambah tak ada percakapan apapun diantara keduanya. Sama-sama diam, tidak seperti pasangan yang lainnya. Ini terlihat sangat berbeda.
Suara langit semakin keras bersamaan dengan suara dering ponsel Anta yang berbunyi. Di tepi jalanan sepi yang cukup jauh dari rumah Salma, Anta menghentikan motornya dan mengangkat teleponnya.
"Halo?"
"...."
"Ah, iya. Aku ke sana sekarang ya. Maaf banget aku buat kamu nunggu."
"...."
"Iya, aku gak lagi sama siapa-siapa kok."
Salma bungkam saat ia mendengar suara perempuan yang keluar dari volume handphone Anta.
Tidak dengan siapa-siapa katanya? Lalu? Wanita di belakangnya ini siapa?
"Turun."
Salma menautkan alisnya ketika Anta sudah menyelesaikan telepon nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devananta
Teen Fiction"JANGAN PASANG MUKA MENYEDIHKAN ITU DI DEPAN GUE, SIALAN." Terlibat dalam hubungan yang bisa dibilang sangat tidak baik (toxic) tentu seharusnya dilepaskan saja, namun, bagaimana jika kamu sudah terlanjur bergantung padanya? Devananta yang dikenal...