-00.19-

19.3K 1.2K 73
                                    

Dalam senyap aku menahan tangis, dalam bising pun aku tetap menahannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam senyap aku menahan tangis, dalam bising pun aku tetap menahannya. Namun, dalam dekapanmu aku tak tahu dirinya terisak.

**————**
Salma POV.
**————**

Menjadi sosok yang tak diinginkan membuat aku tersadar akan tujuanku hidup sampai sekarang. Semuanya terasa asing untuk aku yang tumbuh dewasa sendirian.

Bertemu dengan Devananta bukanlah kesalahan, dia bukanlah sebuah masalah, melainkan aku sendiri sumbernya.

Selama bertahun-tahun lamanya, aku hanya menahan rasa perih bekas tamparan, pukulan memar yang ku paksakan sembuh sendirinya, memasang wajah dikasihani agar dia mau menghentikannya.

"Tanpa ikhlas sedikitpun, ketika aku memilih untuk putus."

Ya, tanpa rasa ikhlas aku terpaksa melepasnya. Itu bukan keinginanku, melainkan keinginan terbesarnya.

"Dia kan gak suka sama Lo."

Benar apa yang dikatakan sosok lelak dengan perawakan hampir 185 di sebelahku, dia sesekali melirik ke arahku.

"Gak perlu saling suka buat terikat sebuah hubungan, sebenarnya. Hati pasangan kita belum tentu sama dengan yang dia bilang, kan?"

Aku masih terus berpikir akan perasaannya yang mungkin tak sama dan tak akan pernah sama.

"Lo masih mau mikir kalau dia sebenarnya sayang sama Lo?"

Aku mengangguk menyetujui, "Bisa aja, aku sama dia bukan cuma sehari, dua hari."

Dia nampak menghembuskan nafas kesal dengan jawaban yang aku berikan, matanya menatap ke arah jalanan yang berlalu-lalang melewati tempat dimana kami berbincang.

"Kucing aja kalau sayang sama pasangannya, gak akan berani buat cakar."

Aku mengerti akan definisi yang dia berikan, namun dalam benakku entah mengapa ketika Anta meminta maaf itu terlihat sangat tulus.

"Bukannya kucing juga ketika hendak mengklaim pasangannya sebelum jatuh cinta, mereka akan beradu argumen dan bertengkar?"

Raden tersenyum miring menatapku, "Betul, tapi saat udah memiliki dia gak akan bertengkar kan?"

Benar, siklus yang aku hadapi ini berbeda dengan hewan. Aku diberikan manis di awal dan dibuat neraka setelah bersama.

Malam kian gelap, hawanya tentu menusuk. Aku tak menjawab percakapan terakhir, hingga aku merasakan sebuah kain menutupi tangan polos ku.

DevanantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang