-00.06-

21.9K 2.1K 349
                                    

"Jika suatu saat nanti aku yang tereliminasi, aku siap dengan permainan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika suatu saat nanti aku yang tereliminasi, aku siap dengan permainan ini."

***

Seminggu setelah kejadian malam itu Salma sudah mulai pulih, namun rasanya ada yang berubah dari cowok di sebelahnya yang tengah asyik berbalas pesan dengan seseorang.

"Kamu lagi chat siapa?"

"Wajib banget buat tau?"

Salma kembali diam dan menyantap makanannya dengan tidak berselera, bibirnya masih dalam masa pemulihan jadi ia masih sedikit sulit untuk memasukkan makanan ke dalam mulut.

"Ta, jujur ya, apa kamu sebenarnya ingin pergi dari aku?"

Anta terkekeh kecil meremehkan, "Kalo aja waktu itu gue gak tolongin Lo, kalo aja gue gak ketemu sama Lo mungkin gue gak akan temuin samsak gue. Jadi, gue gak akan lepasin Lo dengan mudah, gue bakal buat Lo lebih hancur dulu."

Ini memang aneh, Salma tersenyum dalam diam. Meski dalam hati Anta dirinya tak lebih dari sebuah samsak, namun kesimpulan yang ia ambil adalah, Anta tak mau melepaskannya.

"Apa kalo habis pukuli aku kamu ngerasa lega?"

Anta melirik Salma sebentar lalu mengangguk, ya, cinta memang buta. Salma yang buta, hubungan seperti ini yang jelas salah tapi justru ia mati-matian mempertahankannya.

"Anta, apa ada cewek lain yang bikin kamu nyaman?"

"Ada." Anta menjawabnya dengan santai.

"Siapa cewek itu?"

Anta meletakan ponselnya di meja makan lalu matanya menatap Salma dengan tajam, "Jawab banget buat Lo tau?"

Salma menunduk mengambil air dan meminumnya, jadi benar selama satu Minggu ini Anta jarang sekali menemuinya, lebih fokus pada ponselnya ketika sedang bersama, dan sering menunjukkan barang-barang wanita pada Salma untuk meminta gadis itu menilainya, Anta bilang itu untuk ibunya tapi meski Salma tidak paham fashion tapi gadis itu tahu bahwa barang itu untuk anak muda bukan untuk ibu-ibu.

"Aku kan pacar kamu, Ta."

"Terus gue peduli?"

"Kamu emang peduli sama aku, Ta."

"Bacot banget sih jadi cewek."

Di hidup ini memang kadang kita terlibat dengan orang-orang yang mengerikan dan menyakitkan. Namun, bagaimana jika kedua sifat itu ada dalam diri seseorang yang menemani kamu di titik terendah, apa akan terus kamu pertahanan atau justru ketergantungan.

DevanantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang