"Popularitas itu penting. Ya, penting bagi orang tua gue."
***
Selepas makan malam dan mengobrol akhirnya Anta memutuskan untuk mengantarkan Salma pulang.
"Terima kasih, ya, Salma. Tante senang makan malam sama kamu, kalo butuh apa-apa bilang sama Anta saja, ya. Hati-hati di jalan, jangan ngebut."
Anta tersenyum dan mengangguk lalu menyalakan mesin motornya.
"Anta anterin Salma dulu ya, Ma."
Anta meninggalkan pekarangan rumahnya, mengendarai motor dengan kecepatan sedang.
Tidak ada percakapan apapun selama beberapa menit sebelum akhirnya suasana tegang kembali hadir, Anta kembali meluapkan rasa kekesalannya pada Salma.
"Lo tuh caper banget, ya? Bisa-bisanya Lo bikin orang tua gue lebih suka sama Lo, dan anggap Lo lebih berharga. Sialan."
"Aku gak ada maksud cari perhatian dari orang tua kamu, Ta."
Anta semakin kesal karena Salma menjawab ucapannya, "Gak usah banyak bacot Lo, gue benci cewek kayak Lo. Gue muak."
Anta menghentikan motornya di pinggir jalan yang cukup ramai, emosinya kembali di ujung tanduk. Berdua dengan Salma memang hanya akan membuat emosinya semakin menjadi-jadi.
"Turun Lo."
Anta memberikan perintah dengan tegas, dan Salma turun dari motornya.
"Kenapa aku diturunin, Ta? Aku salah lagi?"
"Emang sejak kapan sih Lo pernah benar di mata gue?"
Salma terdiam, benar juga sejak kapan Anta merasa nyaman dengannya, sejak kapan dia tidak memarahi Salma. Semuanya sama saja, benar salahnya tetap disalahkan.
Apakah ini yang dinamakan perempuan selalu salah di mata laki-laki yang tidak tepat?
"Aku minta maaf, Ta..."
"Lo pulang sendiri," ucap Anta mulai menyalakan mesin motornya.
"Ta, aku minta maaf. Aku gak mau pulang sendiri, aku janji gak akan buat kamu marah lagi. Aku sayang kamu."
Anta melihat sekelilingnya untuk memastikan ada yang menatapnya atau tidak.
"Lo denger ya, Lo harusnya bersyukur bisa hidup sampai sekarang. Lo harusnya tahu diri setiap hari numpang sama siapa, makan, biaya sekolah, kendaraan, Lo pake punya gue. Tau diri lah anjing."
KAMU SEDANG MEMBACA
Devananta
Teen Fiction"JANGAN PASANG MUKA MENYEDIHKAN ITU DI DEPAN GUE, SIALAN." Terlibat dalam hubungan yang bisa dibilang sangat tidak baik (toxic) tentu seharusnya dilepaskan saja, namun, bagaimana jika kamu sudah terlanjur bergantung padanya? Devananta yang dikenal...