"Salahkah jika aku menuntut cintamu kala itu?"
***
Mungkin Anta baru merasakan rasanya terabaikan sekarang, berguling ke sana kemari di atas kasur kamarnya. Anta menatap layar ponsel yang belum menunjukkan tanda-tanda bahwa Salma akan membalas pesannya. Makanan yang Anta hantarkan ke rumah Salma pun tak ada satupun yang gadis itu sentuh.
"Kenapa dia ga angkat telepon gue sih?" Anta mengeram frustrasi ketika teleponnya tak diangkat oleh Salma.
Sudah jalan di hari ke 5 setelah kejadian di UKS waktu itu, berita tentang kandasnya hubungan Anta dan Salma sudah menyebar dengan cepat. Selama itu pula ia tak bisa fokus dengan pelajaran di sekolah.
"Anta turun, Ayah udah pulang, ayo makan."
Mendengar suara ibunya Anta langsung pergi keluar kamar untuk makan, melihat ayahnya yang sudah duduk Anta menarik kursi di sebelahnya.
"Sekolah kamu gimana?"
Baru sepersekian detik Anta duduk pertanyaan itu sudah ia dengar, dengan wajah datar Anta menjawab, "Baik."
Ibunya tersenyum lalu memberikan kotak bekal untuk Anta, "Habis makan malam kamu langsung kasih ini ke Salma, ya. Dia pasti belum makan."
Anta mengangguk saja, ia tak mau memberi tahu ibunya bahwa Salma tidak makan makanan yang ia berikan selama 5 hari ini. Bahkan di sekolah pun mereka tak bertemu.
"Hubungan kamu sama Salma baik-baik aja, kan?" Tanya ibu Anta menatap putranya yang diam sejenak.
"Iya, baik-baik aja kok. Cuma Salma lagi ngambek aja sama Anta, hal kayak gitu kan biasa kalo pacaran."
Bohong.
Hubungannya dari awal tidak pernah baik-baik saja, melainkan pura-pura baik-baik saja.
"Oh iya, ayah juga dulu gitu kok. Mama kamu itu juga suka ngambek," ucap sang Ayah ikut berbicara.
"Ingat satu hal ya Anta, mama hanya akan merestui hubungan kamu sama Salma, jadi jangan sampai kalian putus."
Anta mengangguk pasrah saja tak berbicara lebih lanjut, benar Salma adalah salah satu wanita yang Anta kenalkan pada ibunya yang tak ditatap tajam olehnya.
Tanpa percakapan lagi semuanya fokus pada makanan masing-masing. Tak tahu bagaimana respon ibunya jika ia tahu bahwa Salma memutuskan hubungannya.
Anta terlalu naif, yang meminta Salma untuk pergi darinya adalah dirinya sendiri. Orang yang melukai Salma lebih dari siapapun adalah dirinya sendiri. Lalu, ketika Salma mengikuti apa yang Anta katakan untuk menjauhinya ia bersikap seolah paling tersakiti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devananta
Jugendliteratur"JANGAN PASANG MUKA MENYEDIHKAN ITU DI DEPAN GUE, SIALAN." Terlibat dalam hubungan yang bisa dibilang sangat tidak baik (toxic) tentu seharusnya dilepaskan saja, namun, bagaimana jika kamu sudah terlanjur bergantung padanya? Devananta yang dikenal...