Assalamu' alaikum warahmatullahi wabarokatuh. Salam toleransi lima agama.🙏
Kembali dengan saya, author gaje.😂Bagaimana kabar kalian, guys? Semoga sehat selalu dan dalam lindungan yang maha kuasa ya. Aamiin.
Tanpa basa basi dan banyak pendahuluan, kuy langsung aja baca. Jangan lupa vote-nya ya zheyeng.😍🥰
_____________________________
****
"Ayah, kumohon lepaskan ...," seorang gadis bernama Alena berusaha melepaskan tangannya dari cekalan Rizal—sang ayah.
Brugh!
Tubuh Alena membentur ranjang dengan keras, setelah didorong paksa oleh Rizal. Ia menyentuh punggung yang sudah sering dihantam oleh lantai dan benda-benda yang lain. Alena hanya bisa menelan saliva dalam-dalam dan berdiam menahan semua rasa sakit pada tubuhnya.
"Apa kamu sudah mulai berani melawan sekarang?!" bentak Rizal dengan tatapan iblis.
Alena hanya bisa menundukkan kepala dengan air mata yang membasahi pipi. Bibir pucat itu bergetar menahan rasa sakit pada bagian tubuh yang telah membengkak.
"Maafkan aku, Yah. Aku tidak akan membuatmu marah lagi. Aku tidak akan mengulangi kejadian itu. Maafkan aku, Yah. Aku benar-benar menyesal." Alena tetap menunduk dengan manahan isak tangis dan rasa ketakutan.
"Kamu jangan minta maaf padaku! Aku tidak akan pernah memaafkan. Berani-beraninya gadis sialan sepertimu memberikan nasehat terhadap teman-temanku? Dan kamu melarang kami untuk meminum minuman yang membuat kami tenang?" sentak Rizal dengan rahang mengeras.
Alena menatap Rizal sendu dan mata yang sembab. "Maafkan aku, Yah. Aku hanya tidak ingin minuman itu merusak kalian, menghancurkan hidup kalian, bahkan Merenggut nyawa kalian. Terutama Ayah. Aku tidak mau kehilangan Ayah nantinya," ujar Alena.
Pria itu terkekeh kecil, lalu tersenyum sinis. "Tidak usah berkata sok bijak dihadapanku! Aku tidak akan mendengarkan ucapan bodoh itu. Jangan pernah mengajar Rijal tentang kehidupan, gadis gila! Aku lebih awal tercipta darimu. Dan kamu? Kamu sama saja dengan Syela, mamamu. Si wanita jalang itu!" teriak Rizal dengan penuh emosi.
Brugh!
Rizal menendang lemari Alena keras, lalu beranjak pergi.
Lagi dan lagi, perasaan gadis itu semakin sakit. Hatinya begitu perih dan pilu dengan kalimat yang diucapkang oleh sang ayah.
Alena sudah sering mendengarkan hinaan tentang Al-marhumah sang mama dan itu dia dapatkan dari ayahnya sendiri— Rizal. Ucapan itu selalu mampu membuat tubuh dan hati terasa lemas dan luka. Mengapa ayahnya tega menyebut Al-marhumah Syela dengan seperti itu?
Alena, adalah gadis berusia tujuh belas tahun. Seorang gadis yang selalu mendapatkan perlakuan kasar dari semua orang. Dibully di sekolah, lalu selalu salah dimata ayahnya. Bahkan, Alena sering hampir mendapatkan pelecehan dari Rizal, hingga membuat Alena takut untuk pulang ke rumah.
Namun, gadis malamng itu tidak pernah benci terhadap Rizal, ataupun berniat meninggalkan ayahnya itu. Alena tidak mau kehilangan sosok seorang ayah setelah Syela—mamanya. Walau sesakit apapun perlakuan Rizal, dia selalu mencoba mengerti, darimana awal hadirnya sikap itu.
Alena tidak pernah menganggap Rizal salah, walaupun ia sering diperlakukan seperti hewan. Disiksa kapanpun dan dimanapun. Bagi Alena, Rizal hanya terbawa emosi dan ingin melampiaskan rasa sakit yang dia dapatkan dari Syela, Mama Alena. Di mana Alamarhumah mama Alena meninggal dunia disaat kecelakaan bersama selingkuhannya dan itu membuat Rizal kecewa dan frusrtasi.
Ia hanya bisa menerima keadaan dan menganggap semua akan berjalan sesuai berjalannya waktu. Gadis itu hanya bisa berdiam mengunci diri di kamar. Mengadukan rasa sakit dan perih pada ruangan gelap itu.
Alena selalu berusaha sekuat mungkin untuk menghadapi perlakuan Rizal. Bagi banyak orang mungkin dia adalah gadis yang lemah dan memprihatinkan. Akan tetapi, siapa yang tahu betapa besar gadis itu bertahan dengan rasa sakit yang terus menyerang?
"Mama ...," lirih Alena menangis memeluk lututnya.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA (END)
أدب المراهقينHidup dengan segala kepahitan dan rasa sakit. Itulah kisah dari seorang gadis berusia 17 tahun-Alena-seorang remaja putri dengan teka-teki kehidupan yang sulit. Mengharapkan kasih sayang yang mustahil untuk ia dapatkan. Dirinya senantiasa disakiti...