Pt.24 - War

93 13 0
                                    

Halo halo EL disini~

시작!!!

"Mas, mulai besok Allen ada bimbingan skripsi. Allen ga usah di anter jemput lagi ya. Leoni kan juga punya motor~"

Serim yang tengah bermain game langsung mencopot headset nya, dan langsung berdalih kalau selama Allen masi berkuliah, ia yang akan mengantar-jemputnya. Karena Allen juga termasuk tanggungannya sekarang. (Ceilehhh...)

"Tapi kalo gini caranya Allen bisa lupa cara ngendarain motor. Lagipula mas ngga capek apa? Nganterin Allen kuliah, kerja sampe sore trus jemput Allen, balik lagi ke tempat kerja, abis tu pulang ke rumah palingan juga mabar sampe kadang ngga tidur. Ayolah mas~"

"Engga. Asdos eh kok asdos, dosbing mu yg mas2 rambut pirang minggu kemaren kan? Yang ketemu di warung Mas Romi? Ga pokoknya," Sudah Allen duga jawabannya akan seperti ini. Padahal kan Serim udah janji waktu itu, dia ga bakal gampang marah atau sulking atau semacamnya ke Allen.

Belum sempat Allen membuka bibirnya, Serim sudah beranjak dan keluar dari kamar. Entah pergi kemana. Oh iya, ngomong2 Allen udah ngga nginep lagi kok. Dia ke rumah Serim cuma mau ngomongin perihal antar jemput.

Karena tak kunjung balik ke kamar, Allen pun memutuskan pulang, tapi di depan kamar ia di cegat sama Serim, "Ettt... Mau kemana kamu?"

"Pulang lah, udah mau jam 9 ini. Besok kan ada bimbingan, ga mau telat," . "Nginep aja, besok Mas anter,"

Allen tak menghiraukannya dan melangkahi Serim keluar kamar -- mau pulang aja sebelum debat sama Mas Serim. Tapi aneh, Serim ga menyusulnya. Kalo biasa Serim bakal narik dia terus maksa dia tetep tinggal, kok ini engga?

~

"MOM! ADEK BERANGKAT YAAA!!!"

"Ga nunggu Serim dulu dek? Biasa kan di anter?" Allen menggeleng lalu mencomot singkong yang baru saja di goreng oleh Baekhyun. Ia lanjut ke Hanyu yang sedang nonton kartun dan menciumnya, lalu pergi keluar.

Hanyu yang langsung mengelap bekas kecupan Allen di bibirnya. Mungkin karena abis makan singkong goreng yg berminyak, jadinya licin2 gimana gitu kan?

"Kamu biasa nyiumin ponakan mu gitu?" Allen terlonjak mendengar suara Serim dari arah halaman.  Ya, Serim bener2 mau nganter dia dong. Dia sudah nangkring diatas motor melihat ke arahnya yang berdiri canggung di teras.

"Ngapain kesini? Wong Allen kan bilang mau berangkat sendiri. Udah manasin motor juga--" . "Naik!" Titah Serim, di tepuknya jok belakang agar Allen mau menaiki motornya.

Si manis menggeleng dan kembali menunjuk motornya yang sudah ia panasi sebelum sarapan, "Ya gatau gimana, Mas udah sampe sini loh. Ayo naik ato Mas cium loh,"

"Yaudah cium aja sini,"

Serim menelan ludahnya tapi ia menggeleng, Ia bisa melihat Chris dan Guanlin yang mengintip dari jendela rumah. Ya sudahlah Ia mengalah. Serim membiarkan Allen mengendarai motornya sendiri sementara ia menyusul di belakangnya.

Hanya butuh 15 menit perjalanan ke kampus Allen maupun ke tempat kerja Serim. Serim memincingkan mata ketika melihat Leedo yang ternyata sudah menunggu kekasihnya itu di depan kampus. Ia yang tadinya mau lanjut ke tempat kerja malah ngikut Allen berhenti di depan Leedo -- bahkan bisa di bilang Serim nyaris menabrak dosen muda itu.

A path to you ; {Sellen} - (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang