Pt. 21 - Minkyu-Wonjin

81 13 0
                                    

"Liat ini gaes!!! Bagaimana perasaannya sodara Wonjin?" Tanya Noa sambil memperlihatkan postingan Serim yang kebetulan berurutan dengan postingan Allen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Liat ini gaes!!! Bagaimana perasaannya sodara Wonjin?" Tanya Noa sambil memperlihatkan postingan Serim yang kebetulan berurutan dengan postingan Allen. Soobin mencolek bahu Noa sambil menunjuk Wonjin dengan dagunya.

Sedari tadi, Wonjin menenggelamkan kepalanya dengan di tumpu tangan ke meja kantin. Dan karena tak kunjung mengangkat kepalanya, kawan2 nya menjadi merasa kasihan. Mereka tahu betul perjuangan Wonjin mencari tahu tentang kakak kelas yang menolongnya pada saat sang ayah memarahinya di depan ratusan kawan kawan dan kakak panitia ospek.

"Sudahlah, Jin. Memang belom jodoh--" ujar Jongho berniat menenangkan Wonjin.

"Ya tapi susah bgt ngilangin perasaanku ke Mas Serim, Ho. Tau sendiri aku nyisihin waktu selama hampir 3 tahun buat nyariin dia, bahkan ampe ngeribetin orang2," ketus Wonjin tanpa mengangkat kepalanya.

"My love is sincere for him. Dan aku ga tau kalo dia udah ngincer kak Allen sedari kecil. He seems to love him very much. Aku ngerasa salah, tapi aku juga ngerasa sakit kalo aku harus ngilangin perasaan buat mas Serim. Kudu gimana gw--?"

Tiba2 saja, Minkyu yang duduk di sebelah Sungchan -- di hadapan Wonjin, langsung berdiri. Ia sempat menggebrak meja sebelum pergi keluar dari kantin. Tidak keras namun cukup membuat beberapa orang kaget, termasuk Wonjin yang mengangkat kepalanya -- kaget dengan suara gebrakan meja.

"Jin-- Susul Minkyu, sopo reti kowe bakal etok pencerahan," siapa tahu kamu bakal dapat pencerahan, desak Sungchan. Wonjin menggeleng dan hendak balik ke posisi awalnya. Tetapi, teman2 nya kembali medesaknya.

Yah, mau tak mau ia harus menyusul kawan kecilnya itu -- yang entah karena apa ia marah dan pergi.

"Lah tapi Minkyu lungo ndek ngendi weh--?" Lah tapi Minkyu perginya kemana weh--?

~

"Kyu!"

Minkyu mengalihkan pandangannya. Ia tak menyangka Wonjin bisa menemukannya di rooftop kantin pabrik.

"Kowe ki ngopo tek? Reti2 nesu. Cobo2 cerito kene, dak rungokke," Kamu itu kenapa? Tiba2 marah. Coba2 cerita ke aku, kudengerin, bujuk Wonjin.

Lelaki jangkung itu hanya menghela napas, "Menurut kamu, lebih enak mencintai diam2 ato confess?" tanya Minkyu.

Wonjin hanya melihat Minkyu bingung, "Kalo diam2, tidak ada yang tersakiti. Kamu nyaman meski sepet2 gimana liat orang yang kamu suka deket ama orang lain. Orang yang kamu sukai ga bakalan tau dan selamanya nganggap kamu sebagai teman. Ga kurang ga lebih," Minkyu memberi jeda sambil melihat ke arah Wonjin yang makin mengkerutkan alisnya.

"Kalo confess, kamu nya bakal lega. Tapi kamu tahu orang yang kamu suka bakal nolak karena cuma nganggap kamu sebagai teman. Kamu milih apa?"

"Aku milih diam2. Tapi bukannya lebih bagus kalo con--" Wonjin menutup mulutnya ketika sadar dengan arah pembicaraan Minkyu. "Kyu? Kamu--?"

A path to you ; {Sellen} - (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang