pt.10 - Curhatan mamah

134 18 2
                                    

Halo halo EL yg lagi kobam Ohh ahh disini ٩(๑òωó๑)۶

시작!!!

"Rim? Udah tidur?"

Serim yang sedari tadi rebahan ngadep dinding langsung berbalik ketika suara Kihyun menginterupsi telinganya.

"Mamah~ Kenapa kesini?" Tanya Serim seraya bangkit dari rebahannya. Tapi Kihyun mendorong bahunya kembali dan membenarkan posisi tidur Serim. Lalu ikut duduk di samping anak tengahnya itu.

"Mamah boleh tidur di kamar kakak gak nih?"

Serim mendongak menatap Kihyun, kaget. Sedari kecil ia tidur sendiri, Terakhir ia tidur bersama orangtuanya itu ketika ia masuk SD.

"Tapi kalo kakak ga mau ya gapapa," ujar Kihyun.

Ia mengusap rambut anaknya itu dan menciumnya, di benarkan selimut Serim lalu beranjak keluar. Tapi Serim menarik lengan Kihyun dan memeluknya,

"Kakak belum jawab Mah," protes Serim. "Mamah tidur sini ajaa," Wajahnya di buat2 lucu, membuat Kihyun bergidik melihatnya,

"Iya2, tapi wajahmu jangan gitu ah. Medeni," -- menakutkan.

Kihyun kembali duduk di kasur dengan Serim yang mendusel di lengannya manja.

"Kenapa sih kak, Jangan gitu dong ah. Mamah takut sama kamu lama2," Kihyun menoyor dahi Serim.

Serin meringis, "Dah lama banget ga tidur ama Mamah. Terakhir kali kan waktu Bayu umur 7 taonan,"

Kihyun terkikik lalu mengusak rambut anaknya itu, "Iya juga ya. Cepet banget waktu berjalan yaa,"

"Mamah ngerasa baru kemarin kamu lahir loh," Kihyun mencubit pipi Serim yang ga ada tembem2 nya itu.

"Sekarang masih ga nyangka kalo Serim udah besar yaa, Udah mau nge bina rumah nya sendiri," Ujar Kihyun.

Serim ngeblush lalu mendongak ke arah Kihyun yang mulai berkaca2 dan berbicara tersendat sendat.

"Mah~"

"Serim mau janji kan sama mamah?" tanya Kihyun dengan serius.

Serim tentu saja mengangguk, tangannya terjulur untuk mengusap pipi orang yang telah melahirkannya itu dengan lembut.

Kihyun mengambil napas panjang, di rematnya tangan bayu dengan kuat, "Janji yaa, kamu bener2 tulus dari hati buat nge bina rumah tangga ama Allen,"

Serim tersenyum, "Janji juga kamu bakal selalu ngelindungin dia dalam hal apapun?"

"Mah, iyalah. Itu semua udah pasti, kakak kan juga udah bilang kalo kakak serius ama Allen. Tinggal 3 hari sebelum nembung loh mah, jangan bikin kakak jadi overthinking deh," kata Serim.

"Oke oke, maafin mamah,"

Serim membuang napas lega dan mengeratkan pelukannya pada Kihyun, "Kamu tahu umurmu sekarang lebih mateng buat nikah dari pada Seongwoo apalagi papah sama mamah,"

"Eh iya juga, kalo jadi beneran sama Allen nya, Serim nanti nikah umur 25 an," timpal Serim.

"Mas Seongwoo nikah umur 21, Mbak Yeeun 20. Mereka ketemu pertama di acara penyambutan MABA, Kalo Papa ama Mamah?"

Kihyun tersedak lalu melihat ke arah Serim sambil menunjuk dirinya sendiri, "Papi ama Mamah?"

Serim mengangguk antusias. Selama 24 tahun ia hidup, dia belum pernah mendengar cerita bagaimana orang tuanya itu bertemu lalu menikah dan memiliki anak.

A path to you ; {Sellen} - (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang