pt. 17 - Pergi

102 14 9
                                    

Halo halo EL disini~

시작!!!

"Ati ati ya mas, jangan lupa jemput Leoni ya, hehe,"

Serim mengangguk lalu merentangkan tangannya lebar2, "Hug please,"

"Dih," Allen celingak celinguk sebentar dan memeluk Serim dengan erat setelah dirasa tidak banyak orang lewat. Serim menciumi pucuk kepala si manis, "Belajar yang rajin, jangan ganjen sama cowo lain. Mas Serim ngambek loh nanti,"

"Nyenyenye.... Harus nya Leoni yang bilang gitu ama mas,"

"Emang mas mau ganjen sama siapa kalo di kantor? Woobin? Ewh, terlalu galak, najis," sahut Serim. Kalo Woobin ada di situ dan denger kata2 Serim, sudah dapat di pastikan babak belur dia nanti. Tau sendiri Woobin galaknya kea apa.

Allen tertawa. Ia melepaskan pelukannya lalu membenarkan kerah kemeja Serim yang kusut setelah berpelukan.

"Allen!!!"

Si manis menengok ketika kedua temannya -- Sanha dan Haechan, memanggilnya. Mereka nempel mulu kaya perangko, satu ga berangkat kuliah yang lain bisa ikutan.

Lah.... •̀ᴗ•̀

"Cieee... Allen, cepet2 kasi kita ponakan ya," Canda Haechan. Membuat Allen menunduk malu dan Serim menahan tawanya.

"Huss... Belom nikah, pokoknya sebelom halal ga boleh unboxing dulu!" Larang Sanha sambil memeluk kawan gemoii nya itu.

Serim hanya menyengir, "Yayaya... Mas berangkat dulu ya, nanti terlambat,"

Allen melambaikan tangannya pada Serim yang sudah mulai keluar dari pagar kampusnya.

"Ekhem... Gimana niii progress nikahannya?" tanya Haechan.

Si manis menggeleng, "Belum, seminggu lagi bakal mulai ngurusinnya. Mumpung libur semester juga," . "Nanti bantuin yaa,"

Sanha dan Haechan saling tatap lalu mengangguk. Mereka bertiga berjalan beriringan menuju perpustakaan utama, mereka berniat meminjam buku sebelum berpisah menuju kelas masing masing -- beda jurusan mereka.

Allen kan anak sejarah, kalo Sanha ilmu komunikasi dan Haechan jurusan sastra jawa. Meskipun beda jurusan, mereka selalu istirahat bareng. Lagipula letak gedung jurusan mereka tidak terlalu jauh satu sama lain.

"Dah ya, nanti makan siang kumpul di kantin utara ya,"

"Yoi!"

"Siapp!!"

~

"Serim!" Baru saja Serim menginjakkan kaki di lobby kantor, ia sudah di sambut oleh seorang cewek berambut sepunggung berkuncir kuda yang tergopoh menghampirinya.

"Apasih Yun?"

Cewek bernama Yuna itu menunjuk ruangan bos, "Lu di panggil pak bos tuh,"

Serim melotot, "Seriusan? Kenapa?" tanya dia panik. Di guncangnya bahu sekretaris bos nya itu -- tenang saja mereka berteman baik.

"Ga tau Rim, masuk aja sono. Gw ada berkas yang harus di anter ke admin.

Yuna mendorong Serim ke depan pintu ruangan bos dan mengetukkan pintu untuknya. Setelah itu dia langsung ngacir masuk ke ruangan admin yang ada di seberang ruang bos.

"Masuk,"

Serim dengan was was masuk ke dalam ruangan. Dia membungkuk pelan sebelum duduk si kursi, ada seorang lelaki paruh baya yang duduk dengan penuh wibawa di depannya.

"Maaf pak, ada apa ya kok saya di panggil?" Bos nya itu mengambil berkas yang ada di meja kecil di samping nya dan memberikannya pada Serim.

"Ini ada daftar barang2 yang harus kamu ambil di gudang pusat hari ini. Kamu yang saya tugas kan ambil barang2 ini,"

A path to you ; {Sellen} - (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang