Pt.2 - Mas Serim

435 41 5
                                    

Halo halo... EL Disini~
Met baca dan moga kalian suka ♡

Typo adalah seni, eaakkk

시작!!!


"Hoii! Serim,"

Serim yang dari tadi diam natap buku pelajarannya, noleh ketika seorang teman nya memanggil. Sepertinya mereka akan bertanding bola di jam istirahat siang ini.

"Ikut nggak? Kita mau lawan anak kelas 6 nih," Serim kelihatan lesu, ia menggeleng pelan -- nge buat teman2 nya tadi mendesah kecewa.

Ia memutuskan buat buka jendela di
sampingnya. Ia keluarkan setengah kepalanya dan menumpunya dengan tangan -- menatap ke arah lapangan.

Ia menghembuskan napas kasar, hari ini ayah dan ibu nya pergi ke Kalimantan mengunjungi neneknya.

Jadinya ia harus berduaan dengan kakaknya di rumah selama 5 hari. Padahal dia pengen banget tuh diajak ke Kalimantan, tapi ayah dan ibunya cuma ngajak adik nya, Songyee

Wajar aja sih, Serim kan masih kelas 5 SD. Masih suka ngiri sama Songyee yang umurnya baru jalan 4 tahun itu.

"Eh?" Ketika ia termenung -- berimajinasi mungkin, ia menyadari jika ada satu adik kelas yang menatapnya dari lapangan olahraga. Tapi ia asing dengan wajah adik kelasnya itu.

Ia tersenyum ketika adik kelasnya itu melambaikan tangan ke arah lantai 3 -- mungkin ke arahnya. Dari seragam OR nya, dia murid kelas 2.

"Ihh... Manis,"

Ia kembali menumpu kepalanya dan menetapkan pandangannya ke adik kelasnya itu. Ia terkikik melihat tingkah dari bocah itu.

Baju kedodoran, badan mungil, kulit putih yang kemerahan, lincah berlari kesana kemari~ Aihh... jantung Serim dugeun-dugeun mikirinnya.

"Rim? Hei, Serim!"

Serim yang kaget segera balik badan. Ia terkejut ketika mendapati kelasnya kosong. Hanya ada ia dan gurunya,

"Tuh kan bener kamu ngelamun. Ayo, ini jam makan siang loh! Buru ke kantin," Suruh gurunya.

"Ah iya, makasih bu," Serim segera menutup jendela dan keluar menuju kantin.

"Woi Rim sini!"

Serim menurut saja ketika temannya manggil, pun ia sudah dapat jatah makan siangnya.

"Gimana Rim, puas bengong nya?" Tanya seorang temannya, Yunseong.

"Dih, paan~" teman2 Serim tertawa puas melihat wajah cemberut Serim.

Mereka menghabiskan makan siang sambil bercanda -- entah becanda tentang apa.

"Sstt...sstt... Itu tadi adek kelas yang pindahan dari Amerika kan?" Ujar temannya satu lagi, Jungmo. Di arahin telunjuk nya ke arah seorang bocah yang sedang antri ambil jatah makan siang bersama teman2 nya.

Serim menautkan alisnya, lalu mencari-cari ke arah yang di tunjuk Juan. "Mana sih?"

Pas banget tuh, ketika Serim melirik nya bocah itu balik badan -- membuat Serim ngalihin pandangannya.

Hei, itu orang yang ia tatap saat di kelas tadi.

"Wauu, Serim tersipu malu nih!" teriak Jungmo.

"Ciee... Serim jatuh cinta gais," ledek Yunseong dengan keras. Bahkan sampai semua murid di kantin melihat mereka -- termasuk si murid pindahan itu.

Dia kebingungan lihat tiga sekawan ini, tapi tatapannya berhenti di Serim yang memukuli bahu teman2 nya -- sayang Serim gak sadar.

Ia tersenyum, lalu mengikuti kawannya untuk mencari tempat duduk.

"Kakak yang itu ganteng,"

"Loh dah pulang Rim?"

"Heem, eh~ Mbak Yeeun?" Serim naroh sepatu nya di rak, lalu lari ke meja makan dan mendusel ke arah pacar kakaknya itu. "Ngapain kesini?"

"Ayah sama ibu yang nyuruh, kasian kamu di rumah sendirian kalo mas mu belum pulang kerja," ucap Mbak Yeeun sambil melanjutkan memotong sayuran.

Serim mendelik jahil, "Di suruh ayah ama ibu, ato kangen Mas Seongwoo?"

Perempuan 18 tahun itu tersipu, "Udah, kamu itu kok. Bantuin mbak sini, keburu mas mu pulang,"

"Bantuin apa emang?" Tanya Serim.

"Beliin es batu di kios Bu Jum, dong!" Pinta Mbak Yeeun. "Mbak beli degan di jalan tadi, tapi gak ada es nya,"

Serim mendengus kesal, "Jauh mbak~ Masak beli nya ke RT sebelah, di kulkas gak ada to?"

Mbak Yeeun menggeleng, "Gak ada! Udah sana, beliin. Kembaliannya buat kamu deh~"

"Ah shiaaapp~"

"Buk! Bu Jum! Serim mau beli es,"

"Gak usah teriak! Ibuk nggak budeg ya," semprot Bu Jum. Serim cuman cengar-cengir di marahin Bu Jum,

"Berapa an le?"

"5 ribu," ujar Serim sambil menyodorkan selembar uang 5 ribu.

"Tunggu sek ya le,"

Sambil nunggu Bu Jum ngambil es, Serim duduk di atas tumpukan beras karungan -- ga papa kok palingan cuma di jewer kalo ketauan :").

Dari kejauhan seorang bocah dengan rambut cokelat berjalan riang menuju kios Bu Jum.

Badan Serim menegang, ketika bocah itu berhenti tepat di depannya.

"H-hai!"

Bocah itu tersenyum malu2, membuat Serim tak dapat berkutik.

"Rim! Ki es batu mu~ Loh ada mister cilik, mau beli apa mister?" Serim berdeham lalu berdiri dari duduknya. Segera ia mengambil kantong plastik berisi es batu itu lalu pergi pulang dengan sepedanya.

Tanpa menyadari kalau seseorang menatap kepergian nya dengan kecewa~

TBC

Yang natap kecewa pastinya bukan Bu Jum yak, akwoakwoka~

P.s : Miring artinya flashback

땡큐 여러분들♡
Jangan lupa Voment nya ya, kritik dan saran sangat EL terima, apalagi kalau maw kenalan♡

A path to you ; {Sellen} - (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang