part 8 gone?

1.5K 141 1
                                    

Pagi pagi buta, dikediaman keluarga Kim dihebohkan dengan taeyong yang sibuk mencari keberadaan adik perempuannya.

"semalam aku tidak bermimpikan? Dia kembali kan? Lalu kenapa saat bangun aku tak menemukannya lagi" matanya memerah, pikiranya kalut saat membayangkan bahwa semalam adalah mimpi semata.

Flashback

Pagi hari matahari mulai menyelinap masuk kedalam kamar bernuansa dark melalui tirai jendela, berhasil membangunkan sang empu

Yah, taeyong. Ia bangun dengan senyum di bibirnya, memngingat bahwa semalam ia makan malam dengan adik kembatnnya yang selama ini ia rindukan. Ia bergegas kekamar mandi sekedar membersihkan diri dan berniat kekamar babynya.

Senyumnya semakin mengembang kala ia sampai di depan pintu bercat putih bersih, membukanya dengan perlahan agar sang empu tak terusik. Namun ia salah, yang ia temui hanyalah kasur rapih, tak ada orang yang tidur diatasnya.

Flashback end

Ia sudah menyusuri rumah ini, sudah mengecek ke kamar adik perempuan yang satunya lagi namun hasilnya tetap tak ada. Orang yang ia harapkan tetap tak ditemukan.



***




Pukul 6.45 pagi Taeyeon bangun, ia mengingat perkataan putrinya semalam

"Jennie ngga tahu banyak, yang pasti tentang perjanjian yang appa sepakati dengan orang tua eomma"

"Jennie benci mereka"

Ia mulai dirundung rasa takut, takut kehilangan putrinya lagi. Saat asik dengan lamunannya, ia dikagetkan dengan taeyong yang masuk kekamarnya dalam keadaan yang bisa dibilang tidak baik baik saja. Taeyong datang dengan nafas memburu, ambut acak acakan, mata memerah. Kentara bahwa putranya sedang tak baik baik saja

"Taeyong, kenapa?" Taeyeon mendekat. Tanpa aba aba taeyong mendekap sang ibu dengan erat

"apakah semalam hanya mimpi eomma?" Taeyeon menyerngit bingung.

"semalam kita makan malam bersamanya kan, apakah itu mimpi? Jawab eomma, itu nyata kan? Lalu kenapa dia sudah tidak ada?".

Ia menggeleng menjawab pertanyaan putra ketiganya itu, tunggu.... dia sudah tidak ada, maksudnya.. " siapa sayang?" tanyanya dengan tatapan cemasnya.

"uri nini. Semalam kita bersama dia kan eomma, bukan mimpikan?"

Taeyeon melepas pelukannya lau bergegas kekamar sang puteri bungsu. Dilihatnya kamar didalam tak ada sosok putrinya membuat Taeyeon panik, tanpa tersadar ia menangis.

'mengapa putriny pergi lagi, apa jennie membencinya karena pembahasan semalam? Mengapa jennienya pergi' pikir taeyeon.

"eomma kenapa menangis" tanya suho saat melihat ibunya menangis didepan kamar adiknya, Taeyeon tak merespon. Suho mengikuti arah pandang sang ibu 'nini tak ada' batinnya.

"eomma..."

"dia pergi sayang, tanpa berpamitan. Eomma harus bagaimana?" suho mendekap tubuh rapuh sang eomma.

Suho mengantar Taeyeon kembali kekamarnya, menenangkannya. Kebersamaan mereka semalam membuat mereka seakan lupa bahwa jennie hanya bertamu dirumah mereka.

"apa segitu tidak berartinya kita dimatanya, hingga dia tidak mau berlama lama didekat kita dan kembali pergi?" ucap Taeyeon lirih dengan pandangan mata lurus kedepan. Suho menggenggam tangan sang eomma, mengelusnya dengan lembut guna menyalurkan ketenangan.

"eomma jangan berfikir begitu, mungkin saja nini terburu buru jadi tidak sempat berpamitan dengan eomma" Taeyeon menatap suho yang berada disampingnya, air matanya kembali menetes. Satu fakta yang ia lupakan adalah 'jennie bukan miliknya seutuhnya', dulu saat persidangan ia diharuskan memilih satu diantara putri kembarnya dan berakhir merelakan satu putrinya.

Taeyeon tersenyum miris saat mengingat kebodohanya dulu.

*Trwing trwing* dering ponsel berbunyi

Taeyeon melirik malas ponselnya yang berada dinakas dengan malas, namun saat membaca nama yang tertera membuat ia mengambilnya dengan tergesah.

"halo eomma?"









***







"haisssh, dingin banget sih pagi ini" keluh bocah mungil dengan tubuh yang hanya dibalut dengan kaos kumal kebesaran miliknya dan celana pendek yang dia kenakan, ia berjalan menuju tempat tinggalnya. Hari yang apes baginya karena sedari tadi ia harus menunggu bus, namun saat sudah dapat malah penuh, entah para manusia ini mau kemana pagi pagi buta seperti ini.

" kenapa juga sih gue make baju ginian, kenapa tadi gue ganti baju lagiii. dingin bet huaaaah" lagi lagi dia hanya bisa menggerutu karena kecerobohannya, ia menggosok hidung mungilnya yang sudah memerah

"jangan sampe kena flu deh ah", yah dia adalah kwon jennie gadis ceroboh namun imut dengan postur tubuh yang mini ditambah hidung dan pipi gembul merahnya yang semakin membuat kesan imut diwajahnya.

"akhirnya sampe" buru buru ia menghangatkan dirinya dengan membuat ramyeon untuk sarapannya kali ini sebelum melakukan aktivitasnya. Setelah menyantap sarapannya, jennje bersiap untuk pergi kesekolah.

"oh iyaaaa, lupa kabarin eomma kan" ucapnya saat menunggu bus. Ia segera mengeluarkan ponselnya dari saku seragam lalu mencari nomor yang akan ia hubungi.

"halo eomma?"

"halo, baby. Kenapa baby pergi begitu saja tanpa memberi tahu eomma. Kamu buat eomma khawatir" ucap seseorang diseberang sana dengan nada bergetar.

"eoh, eomma mianhae. Tadi jennie buru buru, takut kesiangan karena jarak rumah eomma dengan rumah jennie kan lumayan jauh belum lagi jennie harus bersiap siap kan?. Eomma mianhae hmm?" Ucapnya menjelaskan

"hiks, eomma pikir kamu pergi dari eomma lagi" jennie kaget mendengar tangis dari seberang sana.

"eomma jangan nangis, uljimaaaa! Mian eomma miaan, eommaaa" teriaknya dengan sedikit keras, gemas dia lagi lagi mendengar tangisan ibunya.

"Tadi jennie ngga tega bangunin eomma, makanya langsung pulang, eomma mian" sesalnya.

"nee, lain kali beri tahu eomma terlebih dulu yah sayang. Eomma hanya takut baby pergi lagi" ucapnya lirih, jennie yang mendengarnya semakin merasa bersalah dan kembali melontarkan maaf.

"Jennie ngga akan pergi selama appa ngga tau ini semua eomma"

"hmmm, baby sudah makan?"

"Udah tadi jennie buat ramyeon selepas pulang dari rumah eomma"

"waee, ini terlalu pagi untuk memakan mie instan sayang. Eomma tidak suka, nanti kalau baby sakit bagaimana?"

"ngga akan, tenang aja eomma. hmmm... eomma udah dulu yah, bus nya udah dateng nih"

"mau eomma jemput nanti? Kita bisa makan bersama nanti setelah pulang"

"hmmm, nanti jennie kabarin lagi yah. Bye eomma"

"hati hati sayang, saranghae"

"nado, bye"

Panggilan diakhiri sepihak oleh jennie.

J twins [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang