36

1.5K 139 29
                                    

Happy reading
.
.
.



"Taeyon~ah ada perkembangan dari nini?" Tanya tuan kim lemah

Tuan kim saat ini harus di rawat di rumah sakit karena kesehatannya yang menurun ditambah berita duka yang dibawa oleh sungri. Oh iya mengenai tewasnya jiyong belum ada perkembangan berita lagi untuk sekarang, dan hal itu tentu membuat tuan kim ragu menyampaikan pada anggota keluarganya, ditambah nyonya kim juga masih belum sehat betul.

"Ne, appa tidak perlu khawatir lagi. Siang tadi sebelum tae mendapat kabar mengenai appa, alat pernapasan nini sudah dilepas" tuan kim mengangguk syukur

"Appa mianhae" taeyon paham, tuan kim saat ini merasa sangat bersalah atas semua kejadian kejadian belakangan ini

"Sudahlah appa, semua sudah terjadi. Yang terpenting adalah kesembuhan nini, appa serta eomma juga harus tetap sehat" tuan kim mengangguk dan berkata

"Appa ingin melihat nini" taeyong menggeleng sebagai jawaban, hal itu membuat tuan kim melemah

"Appa merindukannya, appa hanya ingin memastikan jika nini tidak meninggalkan kita sayang. Appa tidak akan melukainya seperti dulu" ucap tuan kim dengan nada lirihnya, taeyon mendengar hal itupun lantas menggeleng karena tuan kim yang salah paham atas jawabannya

"Bukan maksud tae melarang appa bertemu nini, appa belum sehat sepenuhnya jadi biarkan tubuh appa istirahat terlebih dulu, dokter bilang kalau appa kelelahan dan banyak pikiran. Appa bisa menjenguk nini besok nanti, nini baik baik saja appa"

Tuan kim memang sudah menceritakan semua perbuatannya dimasa lampau, yah memang saat pertama tuan dan nyonya kim memang sempat membenci jiyong karena merasa tidak se kasta dengan mereka namun sebenarnya dengan berjalannya waktu tuan dan nyonya kim mulai menerima jiyong sebagai menantunya, ditambah lagi dengan sikap gigih dan pekerja keras yang jiyong perlihatkan pada mereka membuat mereka sadar bahwa jiyong tidak seburuk yang mereka fikir.

Namuuuun, mengapa mereka melakukan hal bodoh itu? Karena terprovokasi oleh berbagai pihak apalagi saat mereka tau bahwa ayah angkat jiyong adalah salah satu musuh nya. Dan yah mereka akhirnya menghalalkan segala cara jntuk menghancurkan kwon jiyong dan merembet ke jennie yang tidak tahu menahu masalah mereka.

"Baiklah appa akan istirahat, kamu pulang saja tae. Kamu pasti lelah, pulanglah dan istirahatlah appa akan baik baik saja sendiri disini" taeyon tersenyum mendengar hal itu

"Ani, tae akan menjaga appa. Lagi pula ada taeyong dan jisoo yang menjaga eomma"

"Lalu nini?"

"Irene tak pernah pergi dari sana appa" tuan kim mengangguk mengerti, sejujurnya ia rindu dengan irene juga namun ia sadar jika cucunya itu masih
















"Babe, oppa rindu mata indahmu. Ayo bangunlah, lihat? Oppa memelukmu, Kekeke kalau kamu sadar pasti kamu akan marah sekarang. oppa senang bisa memelukmu tapi bukan dalam keadaan seperti ini yang oppa mau" ucap suho yang sedang memeluk tubuh jennie dengan hati hati, beberapa alat belum terlepas karena dokter masih membutuhkannya untuk memonitori perkembangan kesehatan jennie.

(Nah aku kasih ilustrasinya ben kelen iso bayangin yo?!)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Nah aku kasih ilustrasinya ben kelen iso bayangin yo?!)

"Oppa senang saat dokter berkata kalau kamu sudah melewati masa kritisnya, nini nya oppa memang hebat. Nini kuat kan? Oppa yakin nini akan kembali. oppa sedang mencari appa nini, kita akan bersama sama nanti saat oppa berhasil menemukan appa" kalimat demi kalimat suho lontarkan tanpa lelah, pulang kantor selepas meeting panjang dengan clientnya yang berasal dari jepang ia langsung menuju rumah sakit untuk menjaga jennie, suho memaksa irene untuk pulang dan ber istirahat ia hanya takut jika adiknya yang lain tumbang.

"Suho?" Suara lembut itu melantun di telinga suho yang sedang diam menatap jennie.

" eoh? Eomma? Kenapa kesini?" Taeyon tersenyum mendengar pertanyaan putra sulungnya

"Kakekmu ingin bertemu nini" suho memfokuskan pada pria tua yang sedang duduk diatas kursi roda yang sedang taeyon dorong

"Sudah sehat?" Tanya suho dengan kaku, suho masih memendam kecewanya namun saat melihat betapa tersiksanya sang kakek menanggung rasa bersalahnya membuat dia merasa iba.

Tuan kim yang mendengar pertanyaan itu lantas tersenyum lebar, setidaknya cucunya masih perduli pikirnya.

"Harabojie sudah tidak apa, hanya kelelahan saja" suho mengangguk lalu kembali menatap jennie yang masih terlelap

"Bagaimana dengan nini sayang?"

"Dokter baru memeriksanya sekitar 1 jam yang lalu eomma. Dokter bilang kondisi nini sudah mulai stabil, sistem imunnya pun bahkan sudah meningkat pesat, eomma lihat? Nafasnya bahkan tidak seberat sebelumnya" taeyon mengangguk dan tersenyum bahagia, taeyon mendorong kursi roda tuan kim lebih dekat kearah ranjang jennie

"Appa dengar? Nini baik baik saja appa" tuan kim lantas tersenyum menitikan air matanya, tangan keriput yang gemetar itu berusaha meraih tangan mungil jennie dam menggenggamnya erat

"Baby pasti kedinginan yah? Tanganmu dingin sekali, apa harabojie harus meminta kepada mereka untuk mengatur suhu ruangan ini dengan benar?" Tidak ada jawaban, lagi lagi hanya suara monitor jantung jennie yang menunjukkan gelombang abstrak menurut mereka

"Cepatlah bangun sayang, nini ingin apa? Ayo katakan harabojie akan menuruti semua kemauan nini"

"Jangan seperti ini sayang, kamu boleh maki harabojie, boleh memukul harabojie, bunuh harabojie juga tidak apa sayang. Tapi jangan balas dengan cara seperti ini, ini sangat tidak adil sayang ini terlalu menyakitkan" suho dan taeyong kompak diam, mengamati setiap kata dari tuan kim untuk jennienya

"Harabojie..." perkataan tuan kim terpotong karena

Tit tit.. tit tit.. tit tit..

Tiba tiba monitor berbunyi bising dan nyaring hal itu sontak membuat semua panik, suho dengan sigap menekan tombol guna meminta petugas kesehatan datang.

Belum usai mereka dikejutkan kembali dengan tubuh jennie yang terlihat bergetar, mulut yang terbuka seakan mencari oksigen

"Oh god ada apa lagi ini!" Seru tuan kim

"Panggil dokter!" Perintah tuan kim  pada suho, suho langsung keluar ruangan untuk mencari dokter yang sangat lambat menurutnya. taeyong mendekat kearah jennie dan membisikkan kata

"Baby nini? Hei sayang, eomma mohon jangan seperti ini sayang" ucap taeyon, tangannya ia gunakan untuk mengelus dada jennie guna memberi ketenangan dan berharap meringankan rasa sakit yang dirasa putrinya.

Tak lama dokter datang namun

Tiiiiiiiiiiiiit

"ANDWEE!!" Teriakan kompak seluruh anggota keluarga di dalam ruangan, mereka tidak mengerti apa hang terjadi namun merkeka paham arti dari garis lurus yang terpampang di layar monitor sialan itu. Irene, taeyong dan taehyung yang baru saja darang memasuki ruangan jennie bahkan berteriak terus menerus seakan tisak percaya.

J twins [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang