Part 14

1.1K 120 1
                                    

setelah puas bersenda gurau, tibalah saatnya mereka harus berpisah. Jennie sudah memberikan alasan tentang kepindahannya. Ia memberi pengertian kepada keluarganya agar tak salah paham, ia juga berkata jujur tentang pertemuan nya dengan mereka adalah hasil campur tangan lisa. Tak semuanya jennie jelaskan, masih ada beberapa hal yang harus ia simpan dan taeyeon pun tahu dan paham akan hal itu



"baby, nanti kita bertemu lagi nee" ucap taeyeon sambil memeluk jennie erat sebagai salam perisahannya untuk hari ini.

"ngga bisa sering sering tapi eomma" taeyeon menghela nafas nya, ia mencoba untuk memahami dan tidak bersikap egois untuk kali ini.

"eomma tunggu appa jujur aja nanti nee!" taeyeon mengangguk, jennie mengisyaratkan sang ibu untuk segera masuk kedalam mobilnya.

Taeyeon yang memang sengaja memeluk putrinya terakhir agar bisa sedikit berlama lama. Ia mencium kening, pipi jennie lama lalu terakhir bibir mungil anaknya sekilas kemudian menangkup pipi gembul jennie dan membelai nya dengan ibu jarinya, jennje memejamkan matanya merasakan kenyamanan yang diberikan. Berat rasanya bagi taeyeon, namun apa boleh buat.

"kalau membutuhkan apapun hubungi saja eomma ne" jennie mengangguk

"eomma hati hati dijalan"ucapnya. Awalnya memang taeyeon memaksa untuk mengantar jennje namun jennie berhasil membujuknya, memberi nya sebuah alasan 'jennie takut ketahuan appa, nanti susah lagi ketemu sama kaliannya' dan taeyeon yang tidak mau hal itu terjadi pun dengan berat hati mengiyakan.

"eomma pergi nee" jennie mengangguk

menatap mobil ibunya yang kian menjauh, ia lantas tersenyum kecil dan bergumam 'semoga kita bisa berkumpul lagi tanpa ngumpet ngumpet kayak gini'











***

"gimana mbul? Tadi, aman?"

Setelah makan malam tadi mereka langsung bergegas kekamar dengan alasan mengerjakan tugas, tetapi nyatanya mereka sibuk menonton film, sungguh edan.

Sebenarnya, lisa lah yang paling semangat mengajak jennie buru buru kekamar karena ia tahu bahwa jennie membawa banyak makanan saat pulang tadi sore.

Jennie mengangguk, mulutnya yang sibuk mengunyah snack yang dibelikan oleh kakak kakaknya selepas pulang tadi. Matanya yang fokus kearah laptop yang menayangkan film horor milik lisa. Lisa pun tak kalah sibuk, dia sedang mengobrak abrik isi kantong belanjaan yang jennie bawa guna mencari snack yang ia anggap enak, setelah dirasa menemukannya ia kembali membuka bungkusnya dan memakan isinya dengan khidmat tanpa takut berat badan mereka naik dipagi hari nanti. Terhitung sudah bungkus ketiga ini dia nikmati.

"sering sering aja lo jalan ama mereka terus pulang bawa banyak jajanan kayak gini, kan enak gratis tuuuh" ujarnya. Lumayan fikirnya buat teman menonton mereka. Seperti sekarang ini, sahabat berbeda postur itu sedang menonton film horor dikamar lisa yang sekarang sudah menjadi ladang sampah karena ulah gadis mungil yang dengan sengaja membiarkan bungkus bekas snacknya berserakan dilantai begitu saja.

Jennie menoleh kesamping kirinya, menatap lisa yang sedang berbaring dengan mulut yang tersumpal penuh snack "enak banget lo kalo ngomong, tadi aja gue ajak lo ngga mau, giliran gue dapet jajanan lo ikut makan!" Lisa nyengir bego macam unta gurun

"hehehe"

"tapi gue bingung deh li, penasaran juga kenapa appa ngelarang gue ketemu eomma"

"kan lo udah tau, nenek lo ganas" jennie mengangguk, tapi tetap saja penasaran karena yang ia tahu hanya samar, tak begitu jelas alasan mengapa appanya begitu melarangnya bertemu saudara saudaranya bahkan eommanya sendiri, alasan kenapa neneknya membencinya, alasan kenapa dia bersama appanya, kenapa tidak bersama ibunya saja? Banyak yang ia ingin tahu tapi tak berani bertanya lebih pada sang ayah.

J twins [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang