part 23

1.1K 107 4
                                    


Hari ini jennie berniat akan mampir kerumah lisa setelah pulang dari tempat kerjanya, sekedar membersihkan tubuhnya sebelum pentas nanti malam. Yah, hari ini club dance nya akan mengadakan pertunjukan yang biasa dilakukan satu bulan sekali di tempat tempat yang berbeda.

"aaaah, akhirnya kelar juga!" serunya saat menyelesaikan jam kerjanya, buru buru ia mengganti seragam kerjanya dengan pakaian semula.

Setelah selesai, jennie berjalan keluar restoran tempat dia bekerja tapi sebelum itu jennie menyempatkan diri untuk berpamitan kepada chahee teman part timenya sedari awal dia bekerja.

"Eonnie, gue duluan yah hahaha selamat menikmati jam kerjamu by by" ucapnya dengan gaya tengil, chahee yang baru saja memulai jam kerjanya lantas memutar bola matanya malas. Jennie memang selalu mengganggunya, namun tak ayal jika kehadiran jennie mampu membuat dia merasakan kembali bagaimana rasanya memiliki seorang adik.

Chahee sudah menganggap jennie sebagai adiknya sendiri, sebenarnya dia memiliki seorang adik namun saat adiknya berumur tujuh tahun, meninggal karena demam tingging dan pada saat itu usia chahee baru 10 tahun dan dari keluarga yang paspasan, hal itu membuat nyawa sng adik tak tertolong karena mereka tak memiliki biaya untuk membawa adiknya kerumah sakit.

Kehadiran jennie mampu membuat dia merasakan kembali bagaimana pertengkaran layaknya kakak beradik pada umumnya dan juga saling menyayangi. Jennie yang begitu usil, tak jarang membuat chahee kesal namun hanya sebentar karena jennie sendiri yang akan meminta maaf kepada nya sesaat kemudian.

"nee, hati hati. Nanti diculik om om genit loh. Liat dandanan lo yang kayak gembel gitu, nanti dikira pengemis trus diculik buat dijual organ dalemnya loh" jennie melirik sinis pada chahee, chahee membalas tatapan jennie tak kalah sinis.

"apa lo bilang? Pengemis? Yang ada om om nya mau culik gue karena gue cantik mempesona secara gue kan blasteran surga korea" chahee menatap jennie malas, jennie yang memang pada dasarnya memiliki tingkat kepercayaan diri yang begitu over membuat dia selalu narsis kapanpun dan dimanapun ia berada. Chahee yang jengah, malas juga meladeni bocah berpipi gembul itupun lantas mengusirnya

"udah ah gue lagi males debat, sana pulang hus hus" chahee mengibas ngibaskan tangannya memberi isyarat pada jennie agar segera pergi dari hadapannya. Jennie merenggut

"ngusir lo? Tanpa lo suruh juga gue bakal pulang, enek liat muka lo lama lama" chahee mengambil ancang ancang untuk menjamba rambut jennie namun jennie sudah kabur lebih dulu, berlari menjauh sambil menjulurkan lidahnya kearah elkie.





















***



"Lisa! Buka pintunya"


Dor dor dor


Ketukan brutal terus terdengar dari suara pintu besi ringan yang digedor kencang, tak membuat sang pemilik rumah cepat membuka pintunya. Sang pelaku sempat berfikir jika ang pemilik rumah tak ada didalam, namun ia berfikir kembali jika ugi nya tak akan memiliki pekerjaan selain bermain game dan menonton film dirumah.



Dor dor dor




"heh monyet! Buka pintunya, pegel ni gue bediri sambil triak triak kayak gini didepan rumah lo!" jika ditanya kenapa tidak dihubungi saja menggunakan ponsel, jawabannya adalah sudah namun manusia bego itu tidak mengangkatnya entah sengaja atau tidak

"LISA!" teriaknya sekali lagi, kali ini dengan volume yang lebih tinggi.

"haish! Tenggorokan gue sakit kalo kayak gini caranya.

Jennie terdiam sejenak, teringat satu nama dalam pikirannya. Irene! Kakak kesayangannya pasti mau saja jika diajak bertemu, itung itung jennie ingin makan enak gratis. Tak ingin berlama lama beradu dalam rasa panas jennie buru buru menghubungi eonni nya agar menjemputnya didepan gang rumah lisa.

J twins [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang