part 27

1.1K 110 8
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.

"Ruby mohon, jangan. Appa ruby takut"

"appa tolong ruby, sakit!"

Irene terbangun, menoleh keranjang samping memperlihatkan jennie yang sedang gelisah dalam tidurnya. Irene menghampirinya dengan tergesah

"Nini, sayang" irene mengguncang tubuh jennie agar bangun

"Hey sayang bangun nini" semakin kencang guncangan yang ia berikan semakin keras juga suara yang ia lontarkan memanggil nama adiknya

"appa ruby takut hiks, sakit" melihat jennie yang tak kunjung terbangun membuat irene merasa semakin khawatir, irene tetap berusaha membangunkan jennie

"Nini ini eonni sayang, bangunlah eonnie mohon" ucapnya dengan nada mulai gemetar, ia kalut dengan kondisi adiknya yang tak mau sadar

"ampun, sakit" jennie tetap mengucap kata sakit dan takut, airmata tetap mengalir dari matanya yang terpejam serta keringat dingin didahinya.

Irene menyatukan dahinya dengan dahi jennie, tak perduli dahi jennie yang basah karena keringat. Membisikkan kata perintah agar nininya lekas bangun.

"bangunlah, nini. Eonni disini, jangan takut" bisiknya lembut dengan berulang kali

"jangan! Ruby mohon jangan! Ampun, appa!" Irene kalut saat melihat jennie yang terlihat kesulitan bernafas, tetap berusaha membuat adiknya bangun, mengguncang kembali tubuh adiknya

"Nini bangun baby eonni mohon bangun!" gotcha! Irene berhasil terbangun dengan nafas memburu, menggerakkan bola matanya kearah acak denganpertanda bahwa sang pemilik sedang merasa gelisah

Irene mengelus pipi gembul milik adiknya, berusaha agar fokusnya teralihkan. Jennie yang merasakan usapan lembut dari seseorang pun menatapnya, matanya bertemu dengan raut khawatir sang eonni. Jennie lantas memeluk irene dengan erat, mencari kenyamanan didalamnya

"gwenchana baby" irene mengelus surai panjang jennie sembari melontarkan kata kata penenang

Butuh waktu lama untuk jennie agar merasa tenang kembali, mimpi itu mimpi yang selalu datang padanya. Mimpi yang selalu terulang membuatnya kembali mengingat kejadian mengerikan yang pernah ia alami.

"takut" ucap jennie lirih

"tidak usah takut, ada eonni disini"

"kenapa mereka jahat hiks"

"tak perlu khwatir, mereka tidak akan menyakiti nini lagi sekarang" walau irene tak tahu maksud adiknya namun ia tetap membalasnya sekedar agar jennie merasa terlindungi untuk saat ini

Jennie melepas pelukannya setelah sekian lama, memandang wajah irene lau tersenyum. Irene yang gemas pun mengusak rambut jennie dengan gerakan cepat

"setelah membuat eonni khawatir, lalu sekarang tiba tiba tersenyum aneh" jennie terkekeh mendengar penuturan kakak kesayangannya itu

"ingin berbagi cerita? Eonni bisa menjaga rahasia dengan baik" tawar irene, jennie menatap serius kakaknya, bingung ingin menjawab apa

Disatu sisi ia merasa ini waktu yang tepat untuk bercerita, dilihat dari situasi sekarang yang memang mereka hanya berdua dikarenakan appa, eomma serta kakak yang lain sedang tidak berada disini, karena irene yang memaksa mereka untuk pulang dan beristirahat. Awalnya memang mereka menolak namun berkat paksaan irene dan jennie ahirnya mereka menurut dan mau untuk pulang.

Namun disisi lain, ia masih belum siap untuk menceritakannya karena butuh keberanian yang besar. Jika jennie menceritakannya, maka sama saja dengan ia harus mengingat kembali kejadian mengerikan yang dia alami pada saat itu.

Irene yang menyadari bahwa raut wajah jennie kembali gelisah pun berucap

"jika belum siap tak apa, eonni tak memaksa" ucap irene sambil tersenyum lembut

"ani, jennje pengen cerita. Tapi masih takut" irene tetap tersenyum lalu memeluk jennie

"sudah eonni bilang, tidak usah takut ada eonni disini" akhirnya jennie menganggu, memutuskan untuk bercerita





















*Flashback*




Dipagi yang cerah seorang gadis dengan semangat berjalan riang di trotoar, dengan tas gendong berwarna merah muda bergambar princess disney kesukaannya. Kaki mungilnya berjalan riang, mulutnya tak henti hentinya bersenandung lagu anak anak, terlihat bahagia sekali bukan

Namun sebelum sampai dikawasan sekolahnya, mobil hitam mewah tiba tiba berhenti disampingnya membuat si gadis kecil pun berhenti dengan raut wajah bingung. Sesaat kemudian keluar lelaki berbadan kekar menghampirinya lalu menggendong dan memaksanya masuk kedalam mobil

Sigadis kecil pun memberontak namun apa daya, tenaganya tak sebanding dengan pria dewasa berbadan kekar itu

"appa, ruby takut" lirih sigadis mungil, ia kehabisan tenaga untuk memberontak dan berteriak selama perjalanan. Memilih menangis sambil terus memanggil ayahnya. Yah, jennie ruby jane gadis kecil itu adalah jennie.

Entah akan dibawa kemana ia, yang pasti tubuhnya sudah sangat lemas untuk sekedar kembali berteriak. Memilih untuk pasrah.

Jennie kecil merasa mobil yang ia tumpangi berhenti, namun ia memilih diam. Begitu pasrah saat pria bertubuh besar itu menggendongnya. Ia hanya diam tak memberontak. Dibawanya tubuh kecil lemas milik jennie kedalam kamar kecil dengan pencahayaan minim, saat pria tersebut keluar dan mengunci pintu kamar tersebut pun jennie hanya diam.

"apa ruby diculik?" monolognya

Jennje memang gadis dongo sejak kecil. Terbilang polos namun lebih ke bego, bukan anak yang pandai apa lagi jenius, jennie hanya anak yang ceria dan aktif seperti anak seusianya pada umumnya.

"kalo iya ruby diculik, trus ruby pulangnya gimana hika?" Jennie kembali menangis, pikirannya berkelana kemana mana

Ia takut nasibnya sama seperti dalam drama yang ia tonton bersama immonya. Ia akan di jual kepada orang kaya, tiiiidaaaaak.

Lama menangis membuat jennje kecil lelah dan tertidur dengan sendirinya.

Tidurnya terganggu kala mendengar suara pintu dan dibuka secara kasar, membuat jennie kecil terperanjat. Jennie terduduk dengan wajah waswas menatap pria tua didepan sana, memundurkan badannya saat pria tua didepannya semakin melagkah maju, jennie merasa tak asing melihat wajahnya

Pria tua tersebut berjongkok didepannya dan berkata

"hai anak manis, tak usah takut kau akan segera menuju ajalmu" tubuh jennje gemetar hebat saat itu dengan mata memerah menahan tangis, pria tua itu mencengkram erat pipi gembul jennie.

"sakit" pria tua itu semakin menyeringai saat mendengar rintihan dari mulut gadis mungil didepannya

"apa ini sakit?" Jennie mengangguk. Pria tua itu semakin menjadi, mengeluarkan cambuk dari belakangnya lalu menarik jennie agar berdiri. Ia mencambuk tubuh mungil tersebut secara brutal, tak peduli bahwa gadis yang didepannya itu adalah gadis berumur 6 tahun, tak perduli dengan tangisan serta teriakannya, karena teriakan kesakitan yang keluar dari jennie membuatnya bahagia menurut pria tua tersebut

"ini salah ayah mu yang tak menepati janjinya"

Cetar

"ini untuk kau yang berani mendekati keluargaku"

Cetar

Dan hal itu berlanjut hingga membuat jennie kecil terkulai lemah dengan darah yang mengalir ditubuhnya.
















***

bingung mau ngetik apa. Btw guys biar g salah paham aku jelasin, ini ff emang judulnya ambigu tapi disini peran utama nya adalah jennie, jadi wajar tokoh lain jarang muncul atau berhubungan dengan konflik. Tapi aku usahain juga biar g terlalu ke peran utama banget kok kedepannya. Makasih🙏🏻
Oh yah yang mau jisoo nongol banyak sabar yah, sekalian nanti aku bikin meninggoy biar dramatis kali yah💃🏻💃🏻

J twins [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang