+62180657348
nomor kak jeno
14.27Jena kembali mematikan ponselnya setelah mengirim nomor telepon Jeno pada Heeseung. Ia baru ingat sekarang.
Kepalanya mendongak, melihat Bu Rose sudah merapihkan barangnya dari meja guru, "Kelas selesai ya. Ibu udah cek tadi kalian lumayan bagus tinggal dimantepin aja." komentar Bu Rose. "Oke, pulangnya hati-hati ya, anak-anak. Selamat siang!"
Seisi kelas bersorak, lau beralih kembali pada barang masing-masing.
"Lo pulang naik apa?" tanya Yuna, sambil membenahi buku-bukunya. "Kak Heeseung?"
Jena berdecak, "Enggaklah, ada Lea." jawab Jena. "Lagian gue dijemput Kak Jeno."
"Ada Kak Jeno?!" Yuna memekik ketika mengetahui sahabatnya akan dijemput oleh Jeno.
Jena mengangguk, "Dia minta temenin kemana gitu, lupa. Jadi sekalian." jawab Jena menjelaskan. "Lo jangan tebar pesona ya sama Kakak gue."
Sunoo yang entah sejak kapan sudah berbalik tertawa keras, "Kak Jeno terlalu wah buat lo, Yun."
Yuna mendelik, lalu ikut memakai tasnya seperti yang dilakukan Jena.
Jena dan Yuna melambai ke arah Jungwon dan Sunoo yang harus menghadiri rapat ekskul rampak beduk. Setelah saling berpamitan, Jena dan Yuna kembali melangkah menuruni tangga dan menuju pintu gerbang sekolah.
Sedang asik mengobrol, seseorang menepuk bahu Jena. Tak hanya Jena, bahkan Yuna pun ikut menoleh.
"Kak Jeno jemput?" tanya Heeseung, orang yang menepuk Jena tadi.
Jena mengangguk, "Kenapa?"
"Nanti gue ikut kalian," ujar Heeseung yang masih menyeimbangkan langkahnya dengan Jena dan Yuna. "Tapi nyusul, gue mau anter Lea dulu."
Jena melipat bibirnya, "Okay."
Jena terdiam sepanjang langkahnya menuju gerbang sekolah, begitu juga Yuna yang tiba-tiba merasakan atmosfer aneh ketika ada Heeseung. Apalagi Heeseung masih membuntuti mereka hingga ke gerbang.
Jena melirik Heeseung, "Katanya mau anter Lea dulu?"
"Anaknya belum keluar." jawab Heeseung sambil celingak-celinguk mencari keberadan Lea.
"Lo mau kemana, Na?" tanya Yuna.
Jena mengangkat kedua bahunya, "Pasti berurusan sama hal cowok, soalnya Kak Heeseung ikut."
"Kak Jeno mau beli alat olahraga, kebetulan gue ngerti jadi diajak." Heeseung menambahkan.
Yuna mendekat ke telinga Jena, "Lo gak mau ajak gue? Kalo nanti lo berduaan sama Kak Heeseung, Kak Jeno kasian gak ada yang nemenin."
Buru-buru Jena menyentil dahi Yuna yang berada di dekatnya, Yuna mendesis kesakitan sebab kuku Jena sedang panjang-panjangnya.
"Kak!" seseorang memanggil, tapi bukan Jena pada Kak Jeno.
Melainkan sosok Lea yang baru saja keluar dari gedung sekolah sedang berlari kecil menuju tempat Jena, Yuna, dan Heeseung berdiri. Yuna mencubit pinggang Jena, seperti mengisyaratkan "gangguan datang".
Jena menepis lengan Yuna kemudian mengusap pinggangnya yang sekarang terasa pedih, "Kekencengan, anjir." bisiknya.
Lea tersenyum ketika berhenti tepat di depan Heeseung, kemudian matanya melirik Jena dan Yuna bergantian. "Kok Kakak di sini?" tanyanya pada Heeseung.
"Iya, tadi mau tungguin Jena dijemput." jawab Heeseung asal. Yang namanya disebut hanua bisa melotot tidak terima.
"Kenapa di tungguin? Jena bisa sendiri." Lea kembali buka suara, yang kini malah membuat Yuna seperti ingin muntah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You to Stay || Lee Heeseung Enhypen
FanfictionJena terus menatap ke arah mereka-- ah tidak. Jena menatap laki-laki yang mengendarai motornya. Tentu karena ia tampan, tapi kenapa Jena juga ditatap olehnya? Jena kan jadi bingung. Sedetik kemudian si lelaki sedikit menganggukkan kepalanya, seperti...