Heeseung melangkah ke kantin bersama dengan Jake dan juga Sunghoon. Ketiganya berniat untuk membeli fried chicken di kios Akang Daniel.Mata Heeseung bergerak menyapu seluruh kantin, seketika pandangannya berhenti ketika melihat tiga orang siswa yang sedang duduk tak jauh dari kios Bang Namjoon.
Yuna, Jungwon, dan Sunoo sedang makan sambil mengobrol.
Dirinya mengernyit, tidak mendapati kehadiran Jena diantara ketiganya. "Gue mau ke Jungwon dulu, lo berdua duluan aja." ujarnya setelah menepuk bahu Jake dan Sunghoon.
"Ngapain ke Jungwon?" tanya Sunghoon pada Jake sebab Heeseung sudah berjalan meninggalkan mereka.
Jake mengangkat kedua bahunya, "Jena, mungkin."
Sunghoon tertawa kecil, lantas merangkul bahu Jake untuk segera memesan makanan.
Sementara Yuna seketika menghentikan tawanya ketika mendapati sosok Heeseung yang sudah berdiri di dekat mejanya. Sunoo dan Jungwon ikut menatap kakak kelasnya bingung.
"Jena mana?" tanya Heeseung langsung.
"Di kelas, Kak. Lagi tidur." jawab Jungwon mewakili.
"Gak makan dia?" tanyanya lagi.
Yuna menggeleng, "Katanya ngantuk."
"Tapi udah gue beliin roti sama susu sih, Kak." Sunoo menambahkan.
Heeseung mengangguk, tanpa pamit ia melangkah keluar dari kantin. Jake dan Sunghoon bingung kemana sahabatnya itu akan pergi. Padahal 15 menit lagi istirahat akan selesai.
Kaki Heeseung melangkah cepat menaiki tangga. Semalam Jeno sempat bercerita bahwa ia sedang khawatir dengan keadaan Jena. Sebab kemarin Jena tidak turun untuk makan malam dan beralasan bahwa ia merasa lemas. Jeno berpikir mungkin adiknya hanya kelelahan karena kegiatan di sekolah. Namun tetap saja, sebagai kakak juga Jeno khawatir.
Mengingat cerita Jeno semalam, membuat Heeseung ikut khawatir mengetahui Jena yang saat ini juga enggan makan.
Kaki Heeseung memasuki kelas Jena yang cukup ramai. Ada yang memakan bekalnya bersama, bernyanyi di meja guru, bahkan ada yang sedang tidur di pojok belakang kelas. Setelah menemukan tubuh Jena di tempatnya, Heeseung berjalan menghampiri. Tidak memperdulikan bagaimana teman kelas Jena yang berubah canggung ketika Heeseung masuk.
"Na," Heeseung mengambil tempat di kursi Yuna.
Jena mendongak dari tidurnya, mendapati Heeseung yang tengah duduk di sampingnya. "Eh? Kenapa?" tanyanya langsung dengan mata yang masih setengah terbuka.
"Lo gak makan?" tanya Heeseung, matanya melihat sebungkus roti dan juga susu yang sama sekali belum tersentuh.
Jena menggeleng, "Ngantuk, Kak." lalu ia meregangkan kedua tangannya.
Tanpa basa-basi, Heeseung meraih roti milik Jena dan membuka bungkusnya. Lalu ia menyodorkannya ke Jena, "Makan sekarang."
Jena mendecak, "Gak, ntar aja." tolaknya. Matanya bergerak, mendapati seluruh teman kelasnya sedang menatapnya. "Kak mending lo keluar deh," perintahnya.
"Gak, sebelum lo makan." ancamnya. Ia menatap Jena sebal, "Kenapa sih jadi orang kok males makan. Kakak lo cerita tuh sama gue, semalem."
Jena menaikkan kedua alisnya tidak percaya. Ternyata Jeno bisa juga cerita sama orang. "Gue lagi mens, kalo mens emang bawaannya males makan. Mual."
"Dih, lo mens apa hamil sih?" ledek Heeseung.
Jena langsung memukul bahu Heeseung cukup kencang, "Ngomongnya sembarangan!" Sementara Heeseung tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You to Stay || Lee Heeseung Enhypen
FanfictionJena terus menatap ke arah mereka-- ah tidak. Jena menatap laki-laki yang mengendarai motornya. Tentu karena ia tampan, tapi kenapa Jena juga ditatap olehnya? Jena kan jadi bingung. Sedetik kemudian si lelaki sedikit menganggukkan kepalanya, seperti...