Chapter 33

639 100 1
                                    


Jena merebahkan tubuhnya ke atas kasur lagi setiba ia di kamar. Baru saja ia mengunci pintu rumah dan sedikit menbereskan kekacauan di dapur setelah Jeno pamit untuk pergi ke Bogor. Padahal hari ini Hari Minggu, tapi Jeno masih saja pergi dengan alasan bekerja.

Ia mendengus, melihat belum ada pesan masuk dari Heeseung yang biasanya menyapa di pagi hari. Namun tak curiga, sebab ini masih jam setengah delapan pagi yang mana Heeseung pasti masih tertidur.

Lantas Jena memilih untuk segera mandi. Awalnya ia berniat untuk tidur, tapi badannya sudah terlampau segar sekarang. Jadi matanya enggan menutup kembali.

Tak memakan waktu lama, hanya sekitar lima belas menit Jena melangkah keluar dengan balutan handuk kimono di tubuhnya. Jena mengernyit, ketika telinganya mendengar suara getaran yang berasal dari meja belajarnya. Ponselnya berdering, buru-buru ia meraihnya dan melihat sebuah nama yang tertera di layar.

Kak Hee🐊❤️ is calling...

Jena berdeham sebentar, "Halo?" ucapnya langsung.

"Ya ampun, Na, kamu kemana sih udah delapan kali aku call gak diangkat-angkat?" Heeseung langsung menyerocos panjang lebar.

"Baru selesai mandi. Kenapa?" tanya Jena, sambil membuka pintu lemarinya untuk mengambil sepasang baju rumah untuk ia pakai.

"Aku di bawah, bukain pintu."

Mata Jena membelalak, "Eh, ngapain?!"

"Mending bukain dulu deh, aku udah diliatin tukang bakso lewat karena ngetok-ngetok pintu tapi gak dibukain." jawab Heeseung.

"B-bentar!" seru Jena, mematikan sambungan teleponnya sebelum ia segera memakai baju yang sudah ia ambil. Sebuah kaus merah muda dengan celana hitam longgar.

Jena menyisir rambutnya sedetik, menuangkan vitamin rambut ke atasnya dan menggosoknya pelan. Ia berdecak, kenapa Heeseung tiba-tiba datang.

Buru-buru Jena melangkah turun melewati tangga, meninggalkan pintu kamar yang sepertinya ia lupa untuk tutup. "Bentar!" Jena menyeru lagi, menberikan kode pada Heeseung bahwa ia sudah dekat.

Pintu dibukanya dengan lebar, menampilkan Heeseung tengah bersandar di pilar teras dengan wajahnya yang datar cenderung malas. "Sumpah lama banget." gumamnya.

Jena mendecih, "Siapa suruh gak bilang-bilang?" sahutnya. "Mau ngapain?" tanyanya lagi, melihat tas olahraga yang Heeseung bawa di bahu kirinya.

"Ikut yuk? Mau basket sama Daniel." tawar Heeseung, menangkup kedua pipi Jena sebelum mencubitnya dengan gemas.

Jena mengernyit, "Sekarang banget? Masih pagi."

"Ya emang olahraga pagi, Na, daripada siang-siang kan gerah."

Jena mendengus, "Baru aja mandi, ya ampun." ucapnya malas, kemudian mempersilahkan Heeseung untuk masuk terlebih dahulu. "Yauda aku ganti baju dulu."

Heeseung mengangguk, "Minta minum ya, Na."

"Ambil, ambil."

Jena melangkah naik kembali ke kamarnya, langsung menuju lemari dan mencari lagi baju yang akan ia pakai. Pastinya baju santai namun masih dalam tema olahraga. Seperti legging dan juha jaket tipis dengan potongan crop berwarna abu-abu. Tak ingin membawa tas, Jena hanya meraih ponselnya dan dompet yang mungkin akan ia titipkan di tas Heeseung.

Pintu kamar sudah di tutup, Jena berlari menuruni tangga dan menemui Heeseung yang berdiri di belakang sofa dengan segelas air miner di tangannya. "Minum tuh duduk, sunnah." ujarnya.

I Want You to Stay || Lee Heeseung EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang