Hari ini hari Sabtu. Jena berencana untuk keluar mencari udara segara di jam delapan pagi ini. Ia memakai legging olahraga dan juga hoodie milik Jeno yang kebesaran di tubuhnya. Ia tidak memakai sepatu, hanya sendal dengan sebuah kerincing dengan bunyi yang begitu khas.Jeno baru saja pulang dari lari paginya. Ia sedang melakukan stretching sebentar sebelum melakukan rangkaian olahraga selanjutnya. Ia menoleh ke arah Jena yang berjalan keluar rumah, "Mau kemana?"
"Jalan sekitaran sini aja," jawab Jena.
"Beli bubur, Na, sekalian. Aku dua porsi." kata Jeno lagi yang sedang meregangkan kedua kakinya.
"Duitnya?" Jena menengadahkan telapak tangannya.
Dagu Jeno bergerak mengisyaratkan Jena untuk melihat ke arah pohon jambu, "Ambil tuh di pohon."
Jena berdecak, "Ih, serius!"
"Ya Allah, bener Jena. Itu Kakak taro dompet di ranting pohon." protes Jeno, yang menunjuk salah satu ranting dengan sebuah waist bag kecil yang menggantung.
Jena menyengir lebar, buru-buru meraih dompet Jeno dan mengambil selembar uang berwarna biru.
Setelah pamit, ia mulai berjalan mengarah ke gapura komplek. Suasana pagi ini lumayan ramai, banyak juga yang sedang sekedar berjalan atau lari pagi. Ada yang sendiri seperti dirinya, bersama bayinya yang di dalam stroller, bersama hewan peliharaan, ah rasanya Jena jadi ingin memiliki seekor anjing. Tapi sayang, Jeno alergi dengan bulu hewan.
Sesekali Jena meregangkan badannya, mulai dari tangan, kaki, leher, hingga punggung.
Sedang asik bersenandung, tiba-tiba seseorang menepuk punggungnya. Ia menoleh, mendapati wajah kakak kelasnya yang penuh keringat tengah menyengir di sampingnya.
"Kak Jake?" Mata Jena melebar kaget.
Jake menaikan kedua alisnya, "Kaget banget liat gue."
"Kok ada di sini?" tanya Jena, masih melanjutkan jalannya yang diimbangi oleh langkah Jake.
"Lari pagi," jawab Jake singkat. "Lo tinggal di komplek ini?" tanyanya.
Jena mengangguk, "Iya."
"Blok?"
"B." jawab Jena, "Kakak di sini juga?"
Jake mengangguk, "Gue Blok C." jawabnya. "Pantes beberapa kali gue sering liat lo pulang ke arah sini juga."
Jena hanya mengangguk-angguk dengan mulutnya yang membentuk huruf O.
"Lo mau kemana?" tanya Jake.
"Jalan kaki aja sih muter, sekalian mau beli bubur disitu." jawab Jena, sambil menunjuk sebuah gerobak dengan terpal hitam di atasnya. Di depannya terdapat sebuah spanduk besar bertuliskan Bubur Ayam Cianjur Mas Beomgyu.
"Eh, pas banget gue laper." ujar Jake yang sekarang tengah mengusap perut ratanya. "Makan bareng yuk?"
Jena mengangguk tapi tertawa, "Abis bakar lemak malah nimbun lemak." ledeknya.
Jake mendecih, "Kalo di perjalanan pulang gue pingsan gimana? Blok C lumayan jauh dari sini." jawabnya kesal. Memang, mereka sedang berada di di Blok A sekarang. Jadi untuk mencapai Blok C, Jake harus melewati Blok B dulu.
Keduanya berjalan berdampingan menuju lokasi bubur ayam milik Mas Beomgyu. Jake kerap melontarkan beberapa hal random yang sukses membuat Jena tertawa. Mulai dari dirinya yang dikejar anjing herder ketika melewati Blok B, memanggil bapak-bakap berambut panjang dengan panggilan "mbak", dan masih banyak lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You to Stay || Lee Heeseung Enhypen
FanficJena terus menatap ke arah mereka-- ah tidak. Jena menatap laki-laki yang mengendarai motornya. Tentu karena ia tampan, tapi kenapa Jena juga ditatap olehnya? Jena kan jadi bingung. Sedetik kemudian si lelaki sedikit menganggukkan kepalanya, seperti...