Chapter 7 (Part 2)

1K 151 2
                                    


Jena mengernyit, merasakan cahaya yang masuk mengenai wajahnya. Ia meregangkan kaki dan juga punggunnya yang terasa pegal. Ia tersadar, ia sedang tertidur di atas sofa dengan badannya yang menyamping menghadap pintu rumah. Ia mendengus kasar, pantas saja badannya pegal dan suasana begitu terang.

Jena lantas berbalik, berniat untuk meraih ponselnya yang terletak jauh dari tempatnya tidur. Ia menoleh, mendapati seonggok manusia berkaus hitam sedang tertidur pulas sambil memeluk bantal sofa miliknya.

"KAK HEESEUNG?!" pekiknya.

Heeseung mengernyit ketika Jena berteriak, ia perlahan membuka matanya tanpa berniat untuk mengubah posisinya.

Jena dan Heeseung bertatapan.

"Berisik lo," protes Heeseung dengan wajahnya yang masih mengantuk.

"Lo ngapain disini?!" Jena masih saja memekik dan bergerak menjauh dari Heeseung yang sedang tengkurap.

"Semalem lo ketiduran, daripada gue tinggalin kan," jawab Heeseung asal.

Jena melempar bantal yang dipeluknya ke arah Heeseung, "Kan bisa bangunin gue!"

Yang diprotes malah kembali menutup matanya, membuat Jena makin kesal melihatnya.

Tiba-tiba tangan Heeseung menariknya hingga mereka berdekatan, "Mau apa lagi?" tanya Jena malas.

"Jadi guling, sini."

Heeseung kembali menariknya hingga Jena tertidur tepat di sebelah Heeseung dengan tangan Heeseung sebagai bantalnya.

Heeseung kembali menariknya hingga Jena tertidur tepat di sebelah Heeseung dengan tangan Heeseung sebagai bantalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue semalem gak bisa tidur gara-gara gak ada guling." Heeseung bercerita tepat di telinga Jena.

"Yauda gue ambilin gulingnya Kak Jeno!" Jena memberontak, tapi tangannya malah di tahan Heeseung.

"Lo aja sih udah, tinggal diem doang." Setelah ucapannya itu, Heeseung kembali menutup matanya agar kembali tertidur.

Jena mematung, sama sekali tidak bisa menggerakkan badannya. Entah pelukan Heeseung terlalu kuat, atau memang Jena saja yang kelewat gugup?

Mau tidak mau Jena diam saja sampai ia merasakan pelukan Heeseung melonggar, yang artinya Heeseung sudah pulas. Perlahan ia menggeser lengan Heeseung dan keluar dari pelukannya. Ia terduduk, merasakan jantungnya yang berdegup tak karuan. Buru-buru ia berdiri dan melangkah menuju kamar Jeno untuk membasuh muka dan menyikat gigi.

Selesai bersih-bersih sebentar, ia melangkah ke dapur untuk mengambil sereal dan juga susu dari kulkas. Ia menuangkan keduanya ke dalam mangkuk, lalu meletakkannya di meja makan.

Jena melirik jam di rumahnya, sudah jam 8 pagi. Lalu ia melihat Heeseung yang masih damai dalam tidurnya. Jena berhenti mengunyah, memijat kedua pelipisnya yang sekarang terasa pening. "Gimana ceritanya gue bisa tidur sama Kak Heeseung?" batinnya meringis.

I Want You to Stay || Lee Heeseung EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang