Kaki Jena melangkah turun dari sebuah mobil sedan hitam yang sudah terparkir tepat di samping pohon rindang. Ia membenarkan letak slingbag-nya yang sempat bergeser, kemudian merapihkan rambutnya yang baru saja tersapu angin.Ia menatap sisi mobil lainnya, "Mau langsung nonton apa makan dulu?" tanyanya pada laki-laki di sebrang sana.
"Nanti aja, mepet ini udah jam 10. Nonton temen lo dulu aja." balasnya, sambil berjalan mendekati Jena yang sudah siap masuk ke dalam tamannya.
"Kak Jake, udah dikunci belum?" tanya Jena memastikan, sebab ia belum melihat tanda-tanda mobil sudah di kunci tadi.
"Astaga." Jake menepuk dahinya, kemudian menekan salah satu tombol kunci mobilnya.
Keduanya lantas berjalan memasuki taman yang saat ini lebih ramai dipadati pengunjung. Tidak seperti saat Jena ke tempat ini bersama Jeno. Pastinya, karena hari ini ada sebuah acara yang entah apa namanya Jena tidak tau.
Mata Jena melirik Jake yang tengah terkagum-kagum oleh keindah taman yang berada di pusat kota ini. Memang atmosfernya terasa sedikit berbeda, seperti di daerah perdesaan.
Mengenai Jake yang mengantarnya, Jena sudah bilang pada Heeseung kalau ia tidak jadi pergi karena harus pergi menengok Jihan di rumah Omanya. Padahal, Jena sebatas masih dalam mode ngambek dengan Heeseung, makanya ia tidak mau diantar oleh kekasihnya itu. Semoga saja tidak ada orang yang mengenal mereka di sini, dan Jake tidak ember juga pada Heeseung.
"Gue baru tau ada tempat kayak gini." ujar Jake sambil mengarahkan pandangannya pada Jena yang terlihat cantik dengan balutan dress putih gading selutut yang dipadukan dengan cardigan rajut berwarna coklat muda.
Jena mengangguk, "Awal dateng juga gue kaget." sahutnya.
Jake tersenyum, sedikit mendekat ke arah Jena ketika setuasi mulai ramai. Mata Jena berbinar mendapati sosok Park Yeji yang sedang berbincang dengan anggota timnya di sebuah tenda khusus pengisi acara.
Tangan Jena melambai, berharap Park Yeji yang sedang berdiri ke arahnya dapat melihat kehadirannya. Benar saja, Yeji yang dapat melihat kehadiran Jena langsung tersenyum girang dan melangkahkan kakinya ke arah teman SMP nya itu.
"Dateng juga lo!" seru Yeji, yang langsung memeluk Jena.
Jena tertawa, "Kan gue bilang, gue bakal dateng." jawabnya. "Tampil bentar lagi?"
"Abis band ini, ada tari saman dulu, baru abis itu tim cheers gue." jawab Yeji, yang sedetik kemudian melirik laki-laki yang berada di sebelah Jena.
Jena yang tersadar akan kehadiran Jake di sebelahnya pun berdeham canggung, "Kenalin, ini Kak Jake, kakak kelas gue." ucapnya pada Yeji sambil menunjuk Jake di sebelahnya.
Yeji mengangguk-angguk, sedikit menyapa Jake yang terlihat sangat tampan dengan kemejanya hari ini.
"Ini Yeji, temen SMP gue, Kak." kali ini Jena memperkenalkan Yeji pada Jake.
Keduanya saling berjabat tangan dan memperkenalkan dirinya masing-masing. Membuat Yeji sedikit kaget karena ia pikir Jake merupakan tipe laki-laki yang sedikit sombong.
Mata Jena melirik ke dalam tenda dimana tim cheers sekolah Yeji sedang berkumpul. Ia sedikit heran karena tidak mendapati seseorang yang ia cari di dalam situ, "Anak baru yang kemaren itu mana, Ji?" tanyanya to the point.
"Hah?" Yeji bingung sejenak. "Oh, si Lea ya? Iya, dia sebenernya ikut. Cuma kemarin dia sakit, jadi hari ini juga terpaksa gak ikut deh."
Jena melirik Jake yang ternyata juga sedang meliriknya, kemudian mengangguk. "Oh, gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You to Stay || Lee Heeseung Enhypen
FanfictionJena terus menatap ke arah mereka-- ah tidak. Jena menatap laki-laki yang mengendarai motornya. Tentu karena ia tampan, tapi kenapa Jena juga ditatap olehnya? Jena kan jadi bingung. Sedetik kemudian si lelaki sedikit menganggukkan kepalanya, seperti...