Hampir seluruh murid memenuhi lapangan. Ada yang duduk di kursi penonton, di kantin, berdiri dikoridor, bahkan ada juga yang bersiap untuk menonton dari lantai dua dan tiga.Sementara di lapangan, sudah ada tim basket kelas 11 IPA dan 12 IPA yang akan bertanding merebut tempat ke perempat final dalam kegiatan class meeting kali ini.
Jena yang duduk di kantin bersama Yuna pun tersenyum kecil. Melihat Heeseung, Sunghoon, dan Jake yang bermain hari ini. Sebenarnya, ia ke sini karena Heeseung menyuruhnya. Ditambah lagi dengan Yuna yang juga dipinta Sunghoon untuk menonton pertandingannya.
Jena sedikit meringis kala mendengar suara teriakan penonton yang mendukung, ia benar-benar terganggu dengan suara berisik. Namun, Jena hanya tersenyum menanggapinya.
Apalagi ketika Heeseung mampu menjebolkan poin berkali-kali untuk timnya. Tidak cuma siswa lain, Yuna pun ikut bersorak gembira.
Yuna melirik Jena yang sedari tadi hanya tersenyum dan bertepuk tangan, "Sumpah, lo kayaknya bakal jadi orang ter-gak asik yang nonton pertandingan. Harus heboh dong." komentar Yuna.
Jena mendecak, "Lagi gak ada kekuatan gue. Belom makan." sahutnya sambil tertawa.
Yuna memutar kedua bola magtanya, kemudian kembali fokus untuk menyaksikan pangeran tampannya yang sedang berlaga di lapangan.
Cukup lama pertandingan berlangsung, hingga akhirnya Jake mencetak poin terakhir sehingga kelas 12 IPA dinyatakan sebagai pemenang untuk melajur ke babak perempat final nanti.
Semua orang berhamburan, ada yang kembali ke kelas masing-masing, ke kantin, ada juga yang sekedar duduk-duduk di koridor untuk menantikan pertandingan selanjutnya.
Tak lama Sunghoon tiba-tiba sudah berdiri di samping kursi Jena. Ia menyolek lengan gadis itu, "Sana ke Heeseung sama Jake. Gue mau pacaran dulu sama Yuna." ucapnya, mengusir.
Jena melongo, "Ya Allah, diusir dong." ucapnya, kemudian tak sengaja menoleh ke tempat Heeseung dan Jake beristirahat. Heeseung menggerakkan tangannya, mengisyaratkan Jena untuk menghampirinya. Jena kemudian berdiri, "Silahkan ber-bucin ria." ucapnya dengan senyum paksa.
Sunghoon tertawa, tangannya bergerak mengacak rambut Jena sebelum gadis itu melangkah menuju tempat Heeseung dan Jake.
"Ayyo." Jake menyapa, menepuk-nepuk kepala Jena yang baru saja datang ke tempatnya.
Heeseung meliriknya, menepuk-nepuk kursi kosong yang berada di sebelahnya. Jena pun mendudukkan badannya tepat di sebelah Heeseung. "Udah makan?" tanya Heeseung.
"Belum, nantian aja." jawab Jena.
"Udah jam segini, Na." Jake mengingatkan, sebab saat ini sudah memasuki pukul 1 siang.
Heeseung melirik Jake sebentar, sebelum akhirnya ia berdiri. "Gue pesen siomay dulu deh. Mau berdua apa sendiri-sendiri?" tanyanya pada Jena.
"Gue nanti aja, Kak."
"Oke, berdua." Heeseung mengambil kesimpulan, lantas berjalan ke arah kios siomay yang tepat berada di belakang meja mereka.
Jake mendecih, "Gue gak ditanya tuh?" gumamnya, membuat Jena yang mendengarnya pun tertawa.
Jake menarik kursinya setelah memasukkan beberapa barang ke dalam tas, kemudian mendudukkan badannya. Ia menoleh sebentar ke arah Heeseung yang masih memesan siomay, "Jadi gimana?" tanyanya.
Jena mengangkat kedua bahunya, "Mau biasa aja." jawabnya. "Maksudnya gak mau ngejauh tapi gak mau berharap juga." lanjutnya.
"Bisa gak? Mau ngelupain tapi gak ngejauh mah sama aja." komentar Jake.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You to Stay || Lee Heeseung Enhypen
FanfictionJena terus menatap ke arah mereka-- ah tidak. Jena menatap laki-laki yang mengendarai motornya. Tentu karena ia tampan, tapi kenapa Jena juga ditatap olehnya? Jena kan jadi bingung. Sedetik kemudian si lelaki sedikit menganggukkan kepalanya, seperti...