Chapter 4

1.2K 186 5
                                    


Jena mematikan ponselnya, merasa bosan karena sejak satu jam yang lalu ia hanya scroll di aplikasi Outstagram. Ia mendengus, melihat teman-teman disekitarnya yang juga sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang bermain ponsel juga, tidur, ngerumpi, bahkan ada yang jadi band dadakan dilengkapi dengan gitar dan juga kahon.

Jena menoleh ke arah Yuna yang duduk disebelahnya, sahabatnya itu terlihat mengantuk dengan tangan yang masih memegang ponsel.

"Yun, kantin aja, yuk." ajak Jena, sambil menyenggol lengan Yuna.

Yuna mendongak, "Pengen, tapi takut ketauan Madam Jennie. Walaupun jamkos kan harus tetep di kelas." jelasnya.

Jungwon yang duduk tepat di depan Jena menoleh ke belakang, "Aman, Madam Jennie juga ikut dinas keluar. Tuh si Sunoo abis beli cimol Bang Namjoon." Jungwon mengarahkan dagunya ke arah Sunoo yang sedang melahap sebungkus cimol.

"Yuk, lah." Yuna berdiri, meletakkan jaketnya di atas kursi. Begitu juga dengan Jena.

Sepasang sahabat itu berjalan keluar kelas menuju kantin yang sepertinya juga terlihat sedikit ramai. Hari ini banyak guru yang ditugaskan untuk dinas keluar, makanya banyak murid yang keluar kelas. Apalagi tidak ada Madam Jennie, rasanya para harimau bebas berkeliaran karena sang pemburu sedang tidak hadir.

Baru saja menuruni tangga, mata Jena dapat melihat sepasang siluet manusia yang tengah mengobrol di pinggir lapangan. Jena dan Yuna berbelok, mendapat sosok Heeseung dan juga Lea yang tengah bercanda di bawah terik matahari.

Mata Jena melirik Heeseung sedikit, begitu juga Heeseung yang langsung menjatuhkan matanya pada Jena. Namun sedetik kemudian, Heeseung kembali fokus pada Lea.

Jena mengernyit, ia memang berharap disapa. Tapi, yasudahlah.

Langkah Jena membawanya ke arah kios milik Bang Mingyu yang menjual aneka gorengan. Mulai dari bakwan, tempe tepung, tahu sumedang, dan masih banyak lagi.

"Bang, mau tahu sumedangnya dua, tahu isinya dua, sama tempe dua ya." ujar Jena, mengucapkan pesanannya pada Bang Mingyu yang hari ini terlihat mirip dengan personil boyband Nineteen.

Bang Mingyu mengangguk, meraih kantong kertas khas abang-abang gorengan, lalu memasukkan pesanan Jena satu persatu.

Jena menoleh ke arah Yuna yang sedang memesan mie ayam Mas Haechan. Padahal masih jam 9 pagi, tapi Yuna langsung membeli makanan berat sebab saat di rumah ia tidak sempat sarapan.

"Makasih ya, Neng." ujar Bang Mingyu setelah menerima uang dari Jena. Jena mengangguk sambil tersenyum, lalu berjalan ke arah Yuna yang sekarang sedang duduk di salah satu meja sambil menunggu mie ayamnya datang.

Dari tempatnya duduk, Jena dapat melihat dengan jelas keberadaan Heeseung dan Lea yang masih mengobrol asik di pinggir lapangan. Yuna mengernyit menatap Jena, ikut berbalik dan mencari tau apa yang sedang dipandang sahabatnya itu.

Ia menyeringai, "Ngapain lo ngeliatin Kak Heeseung?" tanya Yuna.

Jena gelagapan, membuang pandangannya yang semula tertuju pada Heeseung. "Siapa juga yang ngeliatin dia? Gak ada." sangkalnya.

Yuna hanya tertawa mendengar alasan Jena, ia tahu benar jika sahabatnya itu berbohong. "Cemburu lo dia deket sama Lea?"

Jena mendengus, memutar bola matanya malas.

"Gue denger, Kak Heeseung sama Lea emang udah deket dari SMP." Yuna menjelaskan, tangan kanannya mengambil sebuah tempe dari bungkusan gorengan milik Jena. "Ditambah lagi, Kak Heeseung tipe yang baik banget kalo sama orang yang dia kenal."

I Want You to Stay || Lee Heeseung EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang