"Gue post ini ya." ujar Heeseung sambil menunjukkan foto yang terlihat di layar ponselnya pada Jena.Jena yang semula sedang menunduk membaca novelnya, kemudian menoleh mantap layar ponsel milik Heeseung, "Ih, enggak! Jelek guenya." protesnya, setelah melihat foto ketika ia sedang mencubit pinggang Heeseung di tengah lapangan waktu itu.
"Enggak, Na, cantik." sahut Heeseung yang berusaha meyakinkan kalau Jena tetap cantik walau ekspresinya seperti itu. Justru ekspresi Jena di dalam foto cenderung imut daripada jelek. "Post ah, bodo amat."
Jena cemberut, menutup novelnya kemudian memukulnya ke arah bahu Heeseung. "Kak Heeseung ih!" omelnya. "Curang banget mentang-mentang disitu lonya cakep."
Mata Heeseung memicing setelah mendengar pernyataan Jena, "Jadi lo mengakui kalo gue ganteng ya?" tanyanya dengan kesan meledek.
Jena yang baru sadar dengan omongannya barusan pun memejamkan matanya karena malu. Ia mendesis kecil, "Enggak, maksudnya lo lebih bagus dari gue." alasannya.
Heeseung tertawa, melingkarkan lengannya ke area bahu Jena kemudian menyandarkan kepalanya ke atas kepala Jena, "Gengsi banget jadi orang." bisiknya, membuat Jena menggelengkan kepalanya karena geli akibat suara Heeseung yang terlalu dekat.
Keduanya berada di lobby sekolah, sudah lengkap dengan tas dan juga jaket masing-masing menandakan bahwa mereka sudah siap untuk pulang ke rumah. Tapi, walaupun sudah tidak ada kegiatan lagi di sekolah, bel tetap dibunyikan pulul 3 sore. Jadi, Heeseung dan Jena harus menunggu sekitar limabelas menit lagi sampai bel pulang sekolah berbunyi.
Tidak hanya mereka, banyak murid lain yang juga menghabiskan waktunya di lobby. Sementara Sunghoon dan Yuna sedang asik berduaan di kantin. Kalau Jake, lagi-lagi harus berhadapan dengan Bu Mijoo perihal masih ada beberapa tugas yang kosong.
"Udah gue post." Heeseung menunjukkan lagi layar ponselnya, sambil menyengir lebar ke arah Jena yang kini tengah menganga.
"Ih! Batu banget ya dibilangin!" Jena berucap geram, ia kembali menekuk bibirnya dan bersiap untuk mencubit pinggang Heeseung yang sudah menjadi samsak favoritnya.
Terlambat, Heeseung sudah berdiri dan berjalan memutari sofa. Sehingga kini ia tepat berada di belakang Jena yang masih duduk, "Kalo ngomong sama kakak kelas tuh jangan kasar-kasar, kek. Apalagi ini pacar juga loh."
"Biarin!" Jena merengut.
Heeseung tertawa, kembali mengambil tempat di sebelah Jena. Terjadi keheningan yang cukup lama di antara mereka. Heeseung yang cekikikan sendiri akibat membaca komentar di post-an barunya, sementara Jena hanya bergeleng-geleng mendengarkan tawa Heeseung sambil berusaha fokus membaca novelnya.
Ponsel Jena yang berada di saku rok tiba-tiba bergetar, ia kemudian meraihnya dan mendapati sebuah pesan masuk dari teman lamanya. Park Yeji.
Hai, Na! Hari Sabtu besok bakal ada acara di taman kemarin yang kita ketemu! Dan grup cheers gue jadi pengisi acaranya! Nonton dongg ^_^
14.50Jena meneguk salivanya. Ia jadi teringat hari dimana ia dan Jeno pergi ke sana dan tanpa sengaja bertemu dengan Yeji. Yang mengagetkan, Jena melihat sosok Lea yang ternyata menjadi bagian dari tim cheers sekolahnya Yeji.
Ia melirik ke arah Heeseung sebentar, "Kak, Sabtu besok lo ada acara gak?" tanyanya.
Heeseung mengernyitkan dahinya, "Gak ada sih. Kenapa?" ia bertanya lagi.
"Temenin yuk? Nonton cheers temen SMP gue."
Heeseung mengangguk, "Boleh. Dimana?"
"Tau Junior's Dinning? Taman di sebelahnya itu loh!" jawab Jena, terlihat sangat bersemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You to Stay || Lee Heeseung Enhypen
FanfictionJena terus menatap ke arah mereka-- ah tidak. Jena menatap laki-laki yang mengendarai motornya. Tentu karena ia tampan, tapi kenapa Jena juga ditatap olehnya? Jena kan jadi bingung. Sedetik kemudian si lelaki sedikit menganggukkan kepalanya, seperti...