Bab 19

40.7K 5.3K 499
                                    

H-1

Fatiya membereskan semua peralatan yang ia perlu, pertandingan akan diselenggarakan besok dan ia harus siap lebih dari siap. Setelah memasukan beberapa helai sapu tangan, barulah perempuan manis itu berbaring di atas kasur.

Manik cokelat miliknya menatap lampu kamar yang remang, ia membuka handphone. Dzaka baru saja memposting sesuatu, Fatiya tidak ge'er, hanya saja postingan kali ini Dzaka memposting foto dirinya.

Dzka.alkarim

alkarim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❤725.295 💬962

Dzka.alkarim  @Fatiya.alwani

Coment :

Frhn.fndm Hlahh @Aldi_ahhh @Raflyyyy @Ikeltung @Ican_ganteng @Rafif12

Aldi_ahhh Fatiya? Anjir, cewek komandan direbut sama nih punya akun!

Rafif12 Inikan cewek komandan? Kok sama nih orang?

Kutang.eklusif Numpang lewat qaqa

Ican_ganteng sampe kutng pun lewt di brndanya, tapi Dzaka sama komandan kok mirip?

Fatiya.alwani Knpa dipost? @Dzka.alkarim

Dzka.alkarim Lagi pngn @Fatiya.alwani

Ikeltung @Ican_ganteng iya, mirip

Raflyyyy Dede mau kan knlan sma abang? @Fatiya.alwani

Fatiya.alwani G @Raflyyyy

Ikeltung mental baja bngt si Raplii, ntar komandan tau mampus lo

Raflyyyy Nggak bkal tau jga, noh bukan Ghibran, tapi Dzaka

Kolor_real Kolornya qaqa, 2 limaribu

Aldi_ahhh Woy, kolor! Nggak usah nimbrung segala! Emosi gue liat lo!

Ican_ganteng Pantes sih Fatiya sama dia, kan sama-sama alim

Kening Fatiya menyerngit dalam, merasa heran dengan kelakuan anggota Xevora. Terlebih Farhan secara terang-terangan menyebut anggota inti Xevora di kolom komen milik Dzaka.

"Bukannya kamu nyembunyiin identitas, ya, di SMANSA?" tanya Fatiya heran.

"Emang, nggak bakal ada yang tau juga."

"Kok gitu?"

Dzaka menatap langit-langit kamar, ia ikut berbaring di sebelah Fatiya sambil menghela napas. Tadi, setelah pulang dari makan es krim keduanya langsung pulang karena disuruh Umi. Umi dan Abi ada perlu di luar kota, jadi Fatiya dijaga oleh Dzaka sampai keduanya pulang.

"Ya enggak bakal ada yang tau, dan lagi nama asliku terkenal di pesantren. Berabe kalau ada Dzaka di SMANSA," balas Dzaka.

Fatiya mengangguk mengerti, berusaha tak begitu khawatir dengan keadaan Dzaka. Perempuan manis itu memiringkan tubuhnya menghadap Dzaka, menatap wajah Dzaka dengan senyum tipis.

(Bukan) GhibranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang