L.I.E 21++++

54.6K 900 32
                                    

Hai gais kall kalian tertarik dengan cerpenku boleh vote yaa jadi ak bisa lanjut tipis2. Oiya buat yang belum tauu, aku lagi fokus nulis ceritaku yang judulnya DANGEROUSLY, on going dan aku up tiap hari senin. Boleh di cek ya, see youu ❤🥰

"Unghh..." Aku menarik pelan selimut yang menutupi diriku, mataku kupaksa untuk melirik pria yang sedang berdiri membelakangiku. Aku duduk perlahan dan menunduk, tanganku menahan selimut yang menutupi tubuh polosku dan tanpa sadar aku terkekeh. Tertawa karena aku masuk perangkap teman-teman bajinganku!

"Mandilah."

Suara pria dewasa memasuki telingaku, suaranya berat dan aku sangat ingat bagaimana desahannya semalam. Sial. Aku dijual oleh orang-orang yang ku percayai hahaha hidupku sungguh sial. Dasar manusia pembohong, aku bersumpah pada diriku bahwa sejak hari ini aku tidak akan mempercayai siapapun. Mungkin karena terlalu fokus pada fikiran jahatku dan rencana untuk menata masa depanku aku sampai tidak sadar kalau sekarang ada sebuah tangan mendarat di tubuhku. Mataku melotot melihat pria yang tadi hanya mengeluarkan sebuah kalimat kini menggendongku kedepan kamar mandi dan sekali lagi dia berkata kalimat yang sama, mandilah!

Aku, Viona bersumpah tidak akan pernah menemui pria ini. Pria dengan wajah seperti dewa Yunani, bola matanya berwarna abu-abu, tubuhnya seperti dipahat dari tanah liat tapi keras, warna kulitnya cokelat muda dan entahlah kenapa aku malah membahas fisiknya. Viona, sadar! Setelah mandi kaburlah, tapi sebelum itu ambil dulu dompet pria ini dan kabur dengan bahagia.

"Permisi." Aku keluar dari kamar mandi dan hendak mengambil pakaianku yang berserakkan di lantai namun dengan cepat ku tarik kembali tanganku karena mendengar perintahnya.

"Bajumu robek. Pakai yang di atas kasur."

Mataku melotot dan wajahku memerah melihat bahwa bajuku benar-benar robek, seperti aku sedang di cakar singa atau harimau, entahlah.. Intinya aku pasti diserang hewan buas semalam. Pantas saja kakiku masih sedikit gemetar. Dengan cepat aku menggunakan pakaian yang sudah disiapkan di atas kasur dan setelah selesai aku mengikat rambut sebahuku, ku dekati pria yang sekarang sedang menatap gedung-gedung lain.

"Umm. Aku pergi." Aku merutuki sendiri, hah? Kenapa pamit sih orang gila!

"Jangan berteman dengan mereka lagi." Pria itu kini membalik badannya dan kami saling berhadapan. "Kamu di jual seharga 2 miliar. Dan kamu fikir aku akan membiarkanmu pergi begitu saja? Aku membelimu."

Mataku memanas, aku bukan barang dan seenaknya dia berkata bahwa dia membeliku! "Aku tidak pernah menawarkan diriku padamu tuan."

"Bayangkan kalau semalam kamu di beli om-om? Apa kamu senang?"

Aku membuang mukaku dari pria tam__jelek didepanku ini dan tertawa "Mungkin aku senang, siapa tau om-om itu memiliki mulut yang lebih baik daripada tuan."

"Hmm cukup kasar. Tapi tetap sopan."

Pria tampan ini mendekatiku, menarik rambut yang tadi ku ikat dan memaksakku menatapnya. Kepalaku kini menengadah keatas karena dia memang lebih tinggi dariku, tapi yang membuatku marah adalah tatapannya, dia menatapku benar-benar rendah seolah-olah aku ini tidak pantas dibeli dengan uangnya! Lagipula aku tidak pernah punya niat menjual diriku! Gila!

"Cukup panggil aku, Dex."

"Tidak." Aku mencoba menarik tangannya dari rambutku tapi mungkin memang aku sedang mengalami hari yang sial, dia mendorongku ke kasur dan kini dia tersenyum mesum kepadaku. Dasar bajingan!

"Kalau begitu.... Panggil aku Daddy."

Mataku melotot, apa dia seorang masokis?! Hahahaha lalu aku apa? Aku boneka mainannya yang siap di cambuk dan mengalami orgasme hanya karena di pukul! Aku ingin tertawa tapi seketika suara tawaku hilang saat aku sadar bahwa sekarang dia sudah memborgolku.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang