BDS n M (6)

10.4K 387 23
                                    

*silahkan baca part sebelumnya yaa! Siapa tau lupa! Maaciii

*******

Jeslyn membuka jendela rumah dan menghirup udara pagi dengan senyum bahagia. Malang, suatu kota di negara Indonesia yang menjadi tempat pelariannya dari Fox. Tidak setengah-setengah, Jeslyn memutuskan lari dari negara sebebas negara Amerika, Eropa, dan sekitarnya, meninggalkan New York dan kota-kota yang sudah dilewatinya selama hidup bersama Fox. Sebenarnya Jeslyn masih kurang memahami bahasa di negara ini, yang Jeslyn pahami adalah jika orang tersenyum padanya dia balas tersenyum, tidak lupa mengucapkan kata terimakasih jika dirinya membeli sesuatu di toko-toko Malang.

Jeslyn menatap perawat yang merawatnya di rumah sakit dan membawanya kabur ke Indonesia sedang sibuk menciumi cucu-cucunya, Jeslyn tersenyum melihat kedekatan keluarga seorang ibu pada anak dan cucunya. Suara tawa anak-anak mengisi ruang tamu rumah dan membuat Jeslyn merasa terlahir kembali di dunia ini.

"Bibi bule..." Seorang anak laki-laki mendekati Jeslyn dan berkata "Kamu cantik sekali, matamu biru!"

Jeslyn tertawa "Terimakasih." Jawabnya dengan lidah yang masih kurang terbiasa berbahasa Indonesia. Sudah empat bulan lamanya dia di Indonesia, masih begitu banyak bahasa yang perlu dia pelajari tetapi Ibu, panggilan Jeslyn kepada perawat itu mengatakan bahwa pada bulan ke enam dirinya dan Jeslyn harus kembali keluar Indonesia, mereka tidak bisa berlama-lama di Indonesia karena pekerjaan yang menuntutnya untuk kembali dan mewajibkannya kembali setelah cuti 6 bulan. Jeslyn salut dengan Rumah Sakit dimana Ibu bekerja karena selama 4 bulan ini Ibu selalu dikirim gaji meskipun sedang tidak bekerja. Mungkin Rumah Sakit itu tau kalau Ibu adalah seseorang yang memiliki hati sebaik ini, yang mau menampungnya dan membawanya keluar dari pandangan Fox.

"Jes." Seorang pria mendekati Jeslyn, anak kedua dari Ibu, pria muda yang usianya dua tahun di atas Jeslyn dan pandai berbahasa Inggris sehingga Jeslyn tidak perlu menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara dengannya.

"Halo Rio." Jeslyn tersenyum melihat Rio yang membawa beberapa bungkus nasi kuning kearahnya. "Woah! Nasi kuning!"

"Smart Girl! Kurasa aku harus memberimu banyak makanan Indonesia supaya kamu tidak akan melupakanku Jes." Rio berdiri disamping Jeslyn setelah memberikan bungkusan nasi tadi kepada keponakannya. "Jangan sampai habis!" Teriak Rio menggunakan bahasa Indonesia yang dibalas tawa keponakannya.

"Santai, aku masih ada disini sampai dua bulan kedepan." Jeslyn terkekeh menatap Rio yang menurutnya memiliki wajah yang tampan, kulit eksotis ala Asia, dengan mata cokelat dan tubuh yang tinggi yang terkadang membuat Jeslyn insecure berdiri disebelahnya.

"Dua bulan itu tidak lama Jes." Rio menghela nafasnya dengan penuh drama "Seperti kamu sedang berenang di Bali dan temanmu datang untuk mengatakan bahwa kamu masih punya tugas kuliah yang belum selesai! S2 membunuhku Jes..."

Jeslyn tertawa "Susah sekali bercanda dengan mahasiswa calon S2 ini! Bali itu dimana by the way?"

Rio menatap Jeslyn "Mau tau?"

Jeslyn mengangguk penuh semangat "Mau!!"

"Kalau begitu akhir pekan ini kita berangkat ke Bali. Kebetulan kakakku, aku dan adikku ada rencana liburan ke Bali sebelum Ibu pulang." Rio mengacak rambut Jeslyn "Apa kamu siap untuk liburan!"

Jeslyn tertawa bahagia "Siaaaap!!!"

"Apa kamu siaaap berjemur di bawah sinar matahari Baliiii?!!!"

"Sir Yes Sirrrr!!!!"

"Apa kamu siap.... Mencintaiku.."

Jeslyn mengangguk semangat meski tidak paham apa arti kata mencintaiku. Jeslyn tau arti cinta tapi ada kata men- didepannya apa maksudnya ya? Entahlah... Sekarang dia hanya perlu mengangguk penuh semangat agar bisa menikmati liburan bersama keluarga Ibu.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang