Heaven and Love

7.6K 197 15
                                    

Hai, untuk pertama kalinya aku menulis tentang FANTASY di sini.

Aku minta maaf karena berbulan2 ga muncul, ya selalu aja aku minta maaf huhu! Jangan cape yaaa, aku mau KKN loh gez wkwkwk.

Cerita ini 100% imajinasi, tidak ada niat menyinggung atau menistakan suatu golongan tertentu. Aku harap semua pembacaku memahami maksud tulisanku ini setelah membaca cerita ini sampai habis.

Selamat membaca. Selamat memasuki CiqAoO Fantasy Romance 😍

*di ending ada noted dari aku, baca yah!*

****

Musik : Glimpse (Joji)

******

"Aku sering mendengar cerita tentang Zeli, dia malaikat yang sangat pintar, tapi dia bergaul dengan iblis."

Aku menahan langkah kakiku dan menatap beberapa malaikat yang sedang membicarakan diriku. Ah, kuperjelas di dunia ini aku hidup sebagai malaikat penulis hal baik dari manusia atau orang yang kujaga, setiap hari aku selalu menemani satu orang manusia sampai dia meninggal dan tentu saja di saat dia meninggal akan ada seorang malaikat yang bertugas mengambil jiwanya yang teman-temanku sebut sebagai iblis padahal bukan.

Kalian bertanya kenapa malaikat saling membicarakan malaikat lain? Hmm mereka tidak membicarakan dengan intensi buruk, kami malaikat adalah orang-orang yang menjunjung kebenaran, karena itu apa yang keluar dari tiap mulut malaikat adalah fakta dan disertai data yang kuat karena itu menurutku kami bukan sekedar bergosip tapi kami sudah menimbang segala sesuatu sebelum di keluarkan dari bibir kami.

Apa aku marah karena sedang dibicarakan? Tidak, justru itu sangat membantuku mengembangkan dan memperbaiki performa ku untuk membantu manusia-manusia yang akan kutemani kedepannya. Tapi kali ini aku cukup kaget mendengar kabar bahwa aku dikatakan berteman dengan Iblis padahal dunia kami sangat jauh, istilahnya beda negara di dunia kalian.

"Zeli, jangan didengarkan." Claudia menarik tanganku "Itu rumor, dan malaikat biasanya hanya membicarakan rumor itu selama 1 sampai 2 hari, jangan dibawa pusing ya."

Aku tersenyum "Terimakasih Clau."

"Apa kamu tidak turun ke bumi?"

"Manusiaku sedang tidur."

"Aaah, manusiaku sedang lembur, kasihan sekali dia... Aku takut Zeli, kalau waktu yang dia miliki terpotong karena dia memaksakan dirinya untuk kerja."

"Kita tidak bisa mengganggu gugat waktu manusia.." Aku menghela nafas mengingat tangisanku saat manusia yang selama ini kutemani harus meninggal namun sesaat kemudian teriak kesenangan memeluk roh mereka yang pulang ke surga. Aku menangis karena layaknya sebuah perpisahan, aku terharu melihat bagaimana keluarga dari manusia itu menangis, memeluk orang tercinta mereka di saat orang tercinta mereka sudah menciumi kening mereka satu persatu namun dalam bentuk yang berbeda sehingga hanya aku, malaikat pengambil jiwa dan pintu surga saja yang bisa melihatnya.

"Benar... Ah aku harus berkunjung ke perumahan dulu sebelum ke bumi, ada yang mau kamu titip?" Tanya Clau. Aku ingin menjelaskan sedikit lagi, maaf duniaku cukup ribet hehe. Di sini kami memiliki desa, area perkantoran, ladang, sawah, taman, dan kota. Kami hidup sama seperti manusia, bedanya adalah kami malaikat yang bekerja untuk menulis hal-hal baik di bumi adalah manusia yang meninggal di usia remaja, malaikat yang mengambil jiwa sebelum di adili adalah manusia yang meninggal di usia dewasa, serta warga adalah anak-anak yang meninggal sebelum usia 5 tahun dan orang tua diatas usia 40 tahun. Apa kami memiliki memori? Tidak.. Malaikat yang bertanggung jawab mendidiku mengatakan terkadang memori yang kami miliki terlalu menyedihkan atau menyenangkan sehingga mereka takut dengan adanya memori itu justru membuat mental kami tidak stabil.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang