But You Didn't 🍀

2K 110 19
                                    

* Cerita ini adalah cerita yang aku dapat dari reels, tentang Poem (puisi) yang ditulis seorang wanita tentang pasangannya. Aku terinspirasi membuatnya jadi cerita, semoga suka!

••••••••••••••••••

Aku membersihkan kamar ibuku, dua minggu yang lalu ibuku masuk rumah sakit dan aku mencoba untuk menghiburnya karena lusa dia akan pulang ke rumah, aku mencoba menghiburnya dengan merapikan kamarnya, mengganti sprei tidurnya dan juga memasang lilin aroma terapi. Aku menatap bingkai foto dimana ibu dan ayahku tersenyum bahagia dan masih terlihat muda, mereka terlihat sangat bahagia dan saling mencintai. Aku tersenyum dan segera melanjutkan pekerjaanku. Ketika membuka laci meja ibuku mataku berhenti melihat dua buku diari. Satu buku diari tanpa judul dan satunya memiliki tulisan 'But You Didn't' aku membuka buku diari ibuku tanpa tulisan dan membacanya sampai akhir, selanjutnya aku membuka buku diari ibuku yang memiliki judul. Aku terdiam, dengan usaha kuat aku menahan air mata dan mendekati bingkai foto ibu dan ayahku. Tanganku bergetar dan memeluk bingkai foto itu sambil meneteskan air mataku dan menangis, bahkan aku tidak sadar anakku yang sudah remaja datang mendekatiku dan memelukku, kebingungan melihat aku menangis. Sama seperti anakku, suamiku juga mendatangiku dan mencoba menenangkanku. Tapi aku, aku masih menangis...

Keesokan harinya, aku mendekati ibuku yang duduk di kasur rumah sakit, ia sudah terlihat sangat tua, usianya 83 tahun. Ia menatap jendela kamar rumah sakit dan ketika wanahnya menoleh bibirnya tersenyum saat melihat wajahku. Tangannya yang sudah bergetar memanggilku mendekatinya dan segera aku mendekatinya. Aku mencium tangannya dan memeluk tubuhnya pelan

"Apa kabarmu?" Ibuku berkata dengan suara yang sangat pelan.

"Baik." Aku menatap wajah ibuku, aku mengelus wajahnya dan menatap matanya "Mama bagaimana? Baik?"

Ibuku mengangguk, wajahnya terlihat sangat cerah "Mama semalam mimpi papamu, setelah tidak pernah pulang akhirnya dia pulang."

Aku menahan air mataku dan membuang wajah berusaha menutup kesedihanku.

"Apakah ini waktunya mama pulang bersama papamu?" Lanjutnya.

Aku menggeleng "Mama jangan berkata yang aneh-aneh! Mama sudah sehat! Dokter bilang mama besok bisa pulang."

Ibuku tersenyum "Iyaa.." Jawabnya pelan.

Aku berdiri dan pamit ke kamar mandi, meski sebenarnya aku menangis di tangga pintu darurat. Usiaku 58 tahun, dan ibu dulu mengandungku di usia 25 tahun. Aku masih tidak rela melepaskan dia yang mengurusku sendiri sejak usiaku 4 tahun. Memang benar aku tua, aku dewasa, tapi aku tidak bisa hidup tanpa ibuku. Aku menunduk lemas memikirkan betapa tersiksanya ibuku selama ini karena kerinduannya pada suaminya yang tidak pernah pulang ke rumah sejak usiaku 4 tahun. Aku menarik nafasku dan sekali lagi aku membaca diari yang dia tulis, buku ini adalah buku tanpa judul. Tapi kali ini aku akan menceritakannya untuk kalian.

"Hari ini aku belajar menggunakan mobil pacarku, tapi aku justru menabrak pohon! Astagaa.. Aku sangat pusing dan tidak enak, aku terus-terusan meminta maaf kepada pacarku tapi dia hanya menggeleng dan tersenyum. Apakah dia marah padaku?"

"Hari ini aku tidak sengaja menumpahkan es krim strawberry di mobil pacarku yang baru saja ia perbaiki bahkan baru saja ia bersihkan. Mataku berlinang, aku menangis sepanjang jalan pulang, aku yakin ia akan memutusi ku setelah ini!!"

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang