39

897 89 29
                                    

Author pov

Set!

Suga berhasil menarik ujung hoodie yang wartawan itu kenakan kemudian mengapit kepalanya.

"Kau lagi" Ujar Suga dengan deep voice setelah melihat wajah orang itu dengan sangat jelas.

"Hai--- Aaarrggh!" sahut si wartawan berusaha tenang sebelum Suga ssmakin mengeratkan lengan di lehernya.

"Nanti saja bertegur sapanya. Setelah kami membuat banyak rekor baru untuk kau tulis di artikelmu itu dan mengundang kami sebagai tamu wawancara. Bagaimana? Senang kan diberi pekerjaan?"

"Maksudmu rekor tentang kencan rahasia Jungkook? Dengan senang hati"

"Oh, kau masih bekerja dengan cara seperti itu rupanya. Kebetulan ada hal yang lebih menarik sebenarnya dari pada Jungkook. "

"Bongkar saja. Aku akan menulis semuanya"

"Wartawan sepertimu pasti tahu betul, aku pernah berusaha untuk melakukan upaya bunuh diri. Tapi faktanya..."

Suga mendekatkan bibirnya ke telinga orang itu.
"Selain berpikir untuk melakukan bunuh diri, aku juga sering berpikir untuk membunuh orang lain. Hanya saja belum ada moment yang tepat."

Bulu kuduk si wartawan benar-benar merinding. Wajahnya memucat kala Suga mengatakan itu dengan seringaian dan kekehan yang terdengar jelas.

"KAU BAIK-BAIK SAJA?!" Dan pekikan Ji Na yang baru saja berhasil mengalihkan perhatian Suga, digunakan orang itu untuk menendang kaki si frozen agar terlepas dari kurungannya.

"Aarrgghh!!!" Suga mengerang kesakitan sebentar sebelum menyadari ketika Ji Na menarik tangan si wartawan agar jangan kabur.

"AKU MENANGKAPNYA! LALU BAGAIMANA?!" Ji Na yang berusaha sekuat tenaga menahan lengan orang itu sedikit oleng karena perlawanan yang cukup kuat.

"Lepaskan saja!"

"Tapi dia menyakitimu! Aww!" Ji Na masih bertahan beberapa saat sebelum wajahnya tek sengaja terantuk kamera besar milik wartawan itu dan cengkramannya benar-benar terlepas.

Melihat itu, Suga reflek menghampiri Ji Na menghiraukan rasa sakit apda tulang keringnya. Ia merapikan poni Ji Na dengan posesif agar dapat melihat wajah gadis itu dengan jelas.

"Aku benar-benar akan membunuhnya" desis Suga saat dilihatnya luka memar di pelipis Ji Na. Rahang Suga mengeras. Napasnya memburu dan urat-urat di tangannya tiba-tiba terlihat jelas.

"Dia pergi" sesal Ji Na sambil menunjuk arah orang itu berlari.

"Lupakan saja dia"

"Tapi..."

"AKU BAIK-BAIK SAJA SEBELUM KAU DATANG! KENAPA SENANG SEKALI MELIBATKAN DIRI DALAM BAHAYA HAH? KAU KIRA KAU SPIDERMAN?!"

Ji Na sedikit terhuyung kebelakang karena terkejut mendengar pekikan Suga.

"Tapi kau sendirian!" Suga menghembuskan napas kasar mendengar sahutan Ji Na.

"Lebih baik sendiri dari pada adanya hadirmu yang menyusahkan!" Telak. Ji Na rasa pedih di pelipisnya masih tak ada apa-apanya dibanding ucapan Suga.

Tanpa menunggu jawaban Ji Na, Suga berjalan meninggalkannya.

Dengan lunglai, gadis itu membalikkan badan dan merunduk dalam. Namun langkahnya terhenti saat mendapati Suga berjongkok tepat dihadapannya. Memamerkan punggungnya yang bidang dibalik kaos hitam kelam yang kontras dengan kulit putih susunya.

"Apa aku harus berada di posisi ini sampai pagi?" Ucap Suga sarkas.

"Kenapa..."

"Cepat naik!" Dan dengan perintah itu Ji Na otomatis langsung menaikkan tubuhnya di punggung Suga. Lengannya berpegangan erat pada leher si pucat sebelum keduanya benar-benar pergi dari sana.

THE 8TH MEMBER BANGTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang