32

1.9K 168 56
                                    

Ji Na's POV

Aku memalingkan wajahku saat Suga mengatakan itu.

Sial! Apa dia mulai curiga bahwa aku adalah Ji Woo?!

Detak jantungku bergemuruh tak menentu. Pemuda sialan ini masih menatapku intens dan aku dapat melihatnya ketika melirik kaca mobil.

"Kau..."

"Bukan! Siapapun itu, aku adalah diriku sendiri. Aku tidak mirip dengan siapapun yang ada di pikiranmu. Itu tidak benar!"
ujarku agak memekik panik dan mengibaskan tangan di depan wajahnya.

Suga terdiam. Dan aku semakin berdebar.

"Kau benar" Ucap Suga kemudian.

"--- tapi aku akan tetap mengatakan bahwa kau terlihat sangat mirip dengan ibuku saat masih seusiamu. Gaya rambutmu. Pakaian yang kau kenakan saat ini, sikap dan kalimat sarkasmu. Tsk! Siapa berengsek yang mengatakan kau mirip dengan Jimin?! Si pendek itu bahkan tidak cantik!"

"Uhuk!" Aku tidak tahu kenapa aku terbatuk saat Suga selesai dengan kalimatnya.

Dan ya... Andai dia tahu si berengsek yang ia maksud adalah teman-teman, staf, agensi dan fansnya sendiri.

Melihatku tersedak oleh ludah ku sendiri, Suga langsung memberiku minuman.
Alih-alih meminumnya, aku hanya menatap botol itu lamat.

"Ada apa? Kau tidak suka strawberry? Atau takut aku menaruh racun atau obat perangsang di dalamnya?" Suga menginterupsi.

Benar, ini adalah botol minuman yang ada dikakiku saat sedang meeting, lalu di mejaku di pengadilan dan botol yang tiba-tiba muncul di saku jaketku saat berbicara dengan J-Hope di balkon rumah Jimin.

Jadi benar ini milik Suga? Jadi selama ini dia lah yang memberikannya padaku?

Bukan J-Hope?!

Lalu kenapa sekarang rasanya aku ingin menangis?

Suga mengambil minuman itu, kemudian membuka tutup botolnya. Lalu kembali memberikan itu padaku.

"Minumlah, jika orang lain mengatakan bahwa cokelat dapat membuatmu rileks, maka menurutku mereka tidak tahu strawberry bisa melakukan itu lebih baik, bahkan aroma manisnya sudah sangat menenangkanmu"
Suga benar, aroma minuman itu sudah memenuhi indra penciumanku saat ini.
Kemudian aku meneguknya dalam diam dan Suga kembali menyalakan mobilnya.

Kami tiba di rumah ku lima menit setelahnya.

Segera setelah aku mengambil beberapa potong pakaian kami kembali lagi ke rumah sakit.

♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️

Aku membuka mataku perlahan dan merenggangkan otot sebelum kembali memejamkan mata dan merubah posisi berbaringku.

Dan sedetik setelahnya aku terperanjat kaget dan bangkit dari tidur. Aku berada di atas ranjang rumah sakit dengan selimut yang menutupi sebatas dada.

Ini bukan ruang rawat ayahku. Karena ini terlihat berbeda dari ruangan yang biasa aku masuki. Tidak ada siapapun di sini. Aku hanya menemukan beberapa jenis obat-obatan yang tertata rapi di atas nakas.

'Ceklek'

Pintu ruangan terbuka lebar dan aku dapat melihat seseorang masuk ke dalam.

"Kau sudah bangun?"

"Sejak kapan aku tertidur?"

THE 8TH MEMBER BANGTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang