40

893 110 42
                                    

Author Pov

∆∆∆∆∆∆

Di sini lah Ji Na sekarang. Gadis itu berdiri termenung tepat di depan pintu genius lab yang sedikit terbuka.

Gadis itu menghela napas berat sebelum melangkah masuk.

Hening.

Ji Na tak mendapati si empunya ruangan itu di dalam. Apakah dia masih di luar?

Ji Na mengernyit heran. Tidak biasanya Suga lupa mengunci pintu studionya seperti ini. Pria itu cenderung posesif pada studionya. Bahkan  semua orang tahu bahwa Suga sangat memproteksi akses keluar masuk studio dengan password yang selalu di rahasiakan.
Kecuali Jin, semua member tidak ada yang mengetahui akses password genius lab.

Dengan kikuk, Ji Na medudukkan dirinya di salah satu kursi putar di dekat meja.
Tidak bisa diam dan merasa sedikit bosan, Ji Na yang bergerak memutar diatas kursi putarnya itu tak sengaja menendang laci kotak susun di bawah meja.

"Ige mwoya?" Gumam gadis itu ketika berjongkok mencoba membereskan seluruh isi laci yang berhamburan keluar. Atensinya terfokus pada beberapa botol obat-obatan yang sudah kosong.

"Apa aku harus menbawamu kembali ke rumah sakit untuk memeriksa pendengaranmu yang sepertinya rusak?!"

Ji Na terkejut saat tiba-tiba saja Suga datang dan merebut obat-obatan di tangannya dengan kasar dan segera memasukkannya ke dalam laci.

"Sudah berapa kali aku katakan?! Aku tidak suka milikku disentuh orang lain!"

"A-aku.."

"Duduk!"
Tanpa Ji Na sadari, Suga menarik kursi putar dbelakangnya sembari mendorong bahunya pelan.

"M-mian" cicit Ji Na merasa bersalah.

Tanpa memberi jawaban, Suga menghela napas dan mengusap poni berkeringatnya ke belakang. Wajahnya pucat pasi. Bibir merahnya meringis menahan sakit.

Ji Na kembali berdiri ketika menyadari ada yang tidak beres dengan Suga. Gadis itu memeriksa suhu tubuh di dahi Suga yang penuh dengan peluh. Dia juga baru menyadari Suga datang membawa bungkusan plastik dengan isi botol obat-obatan yang sama.

"Tanganmu Shin Ji Woo" Desis Suga sinis ketika Ji Na menyentuhnya tanpa ijin.

Seolah tak mendengar kompleinan Suga, kini gadis itu yang manariknya untuk duduk. Tergesa-gesa ia mengambil air hangat dari dispenser di sudut ruangan. Dan membuka bungkusan obat yang baru Suga bawa.

"Ya! Kau benar-benar tuli sekarang?" Jerit Suga lagi.

"Bagaimana aturan minumnya?" Lirih Ji Na yang masih dapat Suga dengar.

"Jangan sentuh apapun!" Ji Na menghindar gesit ketika Suga akan merampas obatnya.

"Ya!"

"Ssssst! Jangan berisik!"

"Whooah Shin Ji Woo!"

"Tolong diamlah Hyung, aku sedang fokus"

Suga berdiri dengan tertatih. Mencoba kembali merampas obat-obat itu dari Ji Na.

"Ini untuk malam,  Ini siang, dua kali sehari.. O-ow YA!"

BRUGH!!

Kaki suga tak sengaja tersandung kaki kursi hingga limbung ke depan menimpa tubuh Ji Na dan mereka berakhir di atas sofa yang biasa Suga gunakan untuk tidur dengan posisi berhadapan.

"Aarrgh!" Mereka meringis secara bersamaan bertepatan ketika dagu Suga yaang berbenturan dengan pelipis Ji Na yang terluka.

"Neo gwenchana?"
Reflek Suga menangkup kepala Ji Na dengan tangan kanannya, sedang tangan kiri menopang tubuhnya agak tak menindih tubuh gadis itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE 8TH MEMBER BANGTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang