24

1.7K 161 57
                                    

Author Pov

Suara detik jarum jam terdengar begitu jelas dan semakin mencekam.

Wanita paruh baya yang berdiri angkuh di hadapan kedelepan member Bangtan itu menatap tajam ke arah Jimin. Dengan pandangan yang benar-benar menusuk dan mengintimidasi.

Menjadi alasan kenapa Jimin kesulitan untuk menelan ludahnya sendiri. Pemuda itu menoleh ke arah RapMon dengan perlahan dan berujar lirih. "Hyung~"

Suara pemilik highnote terbaik dalam grup itu kini terdengar bergetar. Sarat akan rasa takut. Pun telapak tangan Jimin mulai mendingin.

Paham jelas tentang apa yang di khawatirkan adiknya, RapMon mengusap bahu kanan Jimin sekilas tanpa membalas tatapannya.

"Anyeong Hashimnikka" Ucap RapMon seraya membungkukkan tubuhnya sembilan puluh derajat, yang langsung diikuti para member yang lain.

"Ah, kalian sudah datang. Ayo duduk dulu. Kemari anak-anak" Kemudian PD Nim bangkit dari kursi kebesarannya. Lalu menggiring anak didiknya untuk duduk di sofa panjang dekat meja sang PD. Sementara wanita tadi masih setia berdiri tepat dihadapan sofa single yang satunya sembari memutar bola matanya malas melihat 'manis'nya PD Nim memperlakukan mereka.

"Nyonya, sebaiknya anda juga dudu---"

"Tidak perlu!" Wanita itu segera memotong perkataan PD Nim ketika turut mempersilahkannya untuk duduk kembali.

Mereka semua menegang mendengar suara ketus sang wanita. Sementara Jimin hanya menghela napas panjang dan menunduk dalam.

Ji Na, V dan Jungkook yang berada di barisan pojok saling melemparkan pandangan bingung. Mereka sama sekali tidak tahu tentang apa tujuan mereka dibawa ke ruangan ini, siapa wanita itu sebenarnya, dan ada masalah apa wanita itu dengan Big Hit dan BTS hingga air mukanya terlihat sangat tidak bersahabat seperti itu.

Sementara Hyung line yang memahami pasti permasalahan yang akan mereka hadapi malah semakin gugup. Terlebih RapMon. Bahkan Suga memijit pangkal hidungnya frustasi. Jin terlihat sangat khawatir dan J-Hope tak pernah mengalihkan perhatiannya dari Jimin. Maka ketika si anak ayam itu melihatnya, J-Hope akan berikan senyuman terbaik yang ia punya dan berbicara tanpa suara seperti "Tidak apa-apa" "Semua akan baik-baik saja" "Its okay, Jim" "Don't worry". Yang setidaknya bisa sedikit mengurangi rasa cemas adiknya itu.

"Maaf nyonya. Selama anda berada dalam ruang lingkup Big Hit, itu tandanya anda setuju untuk mematuhi seluruh peraturan yang saya buat di sini. Jadi, silahkan duduk dulu." Tegur PD Nim halus. Pria itu berdiri di sebelah deretan para member dan tersenyum ramah.

Alih-alih mendengarkan, wanita itu berdecis sinis sebelum tersenyum miring.

"Maksudmu seluruh aturan yang membuat putraku cacat seperti ini?" Tanyanya dengan penuh penekanan pada PD Nim.

"Eomma~" Keluh Jimin.

"Mwo! Apa lagi yang ingin kau katakan?! Begini cara mereka semua memperlakukanmu selama ini huh?!"

"Ini bukan salah mereka," Ralat Jimin.

"LALU SIAPA?! HUH! Demi Tuhan Park Jimin! Aku yang melahirkanmu! Aku yang merawatmu hingga sebesar ini, lalu sekarang dengan seenaknya mereka membuatmu seperti ini! Kau bahkan tak memberitahu keluargamu sendiri tentang kondisimu?!" Wajah Ibu Jimin memerah sempurna. Wanita itu sudah berada di ujung batas kesabarannya. Mereka semua tahu itu.

Untuk sesaat, para magnae line -minus Jimin tentunya- tersentak mendengar perkataan wanita yang mengaku sebagai Ibunya Jimin itu. Terlebih V. Pemuda itu mengusap wajahnya frustasi setelah memperhatikan Ibu Jimin dengan seksama.

THE 8TH MEMBER BANGTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang