11

2.7K 202 204
                                    

"Aku sudah menemukan pengganti diriku untuk menari di atas panggung itu" - Jimin

️♣️♣️♣️♣♣️️♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️

Author Pov

"Dia orangnya" Lanjut Jimin sambil menggendikkan dagunya ke arah Ji Na.

Jae Hwa, Yoora dan Ji Na yang memang masih berdiri di dekat pintu masuk semakin kebingungan dengan kalimat yang di ucapkan Jimin barusan karena pembicaraan mereka sebelumnya juga tak terdengar jelas oleh mereka dari sana.

Sementara PD Nim dan keenam member Bangtan yang lain sudah menatap Ji Na dan Jimin bergantian dengan alis yang bertaut.

"Mereka mirip sih" Pikir V, Jin, RapMon dan J-Hope.

"Apa Jimin gila?! Bronze itu bahkan lima senti meter lebih pendek darinya! Tsk! Ini pasti karena kepala Jimin sudah terantuk dinding! Pori-pori otaknya jadi mengecil! Ya Tuhan~ Aku benar-benar akan membunuh pelakunya setelah ini!" Batin Suga kali ini seraya memijit pangkal hidungnya.

"Noona~" Berbeda dengan pendapat semua orang tentang Ji Na, Jungkook bahkan tidak fokus pada topik pembicaraan ini. Pemuda itu berusaha tidak melihat gadis yang datang bersama Ji Na dan Jae Hwa walau tadi sempat kecolongan, tapi ia justru jadi tak bisa mengalihkan pikirannya dari gadis itu sekarang.

"Jimin~ aku bersumpah itu bukan aku. Bukan aku yang melakukannya!" Selang beberapa detik, suara bergetar Ji Na memecahkan keheningan diantara mereka. Oh. Gadis itu salah paham.

Melihat mata Ji Na yang kembali berkaca-kaca, J-Hope segera menghampirinya. Meletakkan kedua tangannya di bahu Ji Na.

"Tidak. Jangan menangis Ji Woo ya~ Jimin tidak menunjukmu sebagai pelakunya. Kami sedang membicarakan hal lain. Soal masalah itu PD Nim sudah meminta polisi untuk menyelidikinya. Kau tenang saja"

Lelaki penghibur itu kembali menenangkan Ji Na dengan senyuman tulusnya.

"Kau sudah baikan sekarang? Eum ... Bisakah kau tersenyum untukku? Aku bersyukur suaramu telah kembali. Aku khawatir saat melihat pandanganmu yang kosong seperti tadi" ujar J-Hope lagi.

Ji Na mendesah lega dalam hati saat mendengar penuturan lelaki yang disukainya itu. Gadis itu bersyukur sekaligus merasa bersalah di saat yang bersamaan.

Bersyukur karena ternyata mereka tidak sedang mencurigai dirinya sebagai tersangka yang melakukan kejahatan pada Jimin, dan merasa bersalah pada J-Hope karena sudah mengabaikannya selama berada di perjalanan menuju rumah sakit ini.

"Ji Na Pabboya" Batin Ji Na mengutuk dirinya sendiri. Gadis itu merutuk kesal saat otaknya sadar bahwa sudah melewatkan kesempatan emas untuk bisa bermanja-manja pada pangeran di hadapannya ini.

Jika saja bukan karena trauma akan darah sudah menguasai dirinya, Ji Na tak berjanji untuk tidak menangis sambil memeluk J-Hope seerat-eratnya ketika terkejut dan takut melihat keadaan Jimin.

Hey! Siapa yang tidak takut saat melihat orang lain dalam keadaan sekarat seperti itu?! Terlebih jika kau adalah seorang perempuan. Bagus Ji Na tidak pingsan. Kalau iya, entah jadi apa Jimin sekarang. Untuk penderita trauma seperti Ji Na, gadis itu patut mendapatkan penghargaan karena mampu menekan kuat rasa traumanya walau hanya sekedar menekan nomor angka 1 pada layar ponselnya.

Namun penyesalan dalam diri Ji Na tak berlangsung lama saat melihat keadaan Jimin saat ini. Setidaknya Jimin masih bisa duduk dan berbicara walau dahinya di perban dan kakinya di gips.

THE 8TH MEMBER BANGTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang