29

1.9K 166 60
                                    

Author Pov

Acara makan telah usai sedari tiga menit yang lalu. Namun, tak satu pun dari mereka yang memulai percakapan. Setidaknya sampai Jimin berdehem canggung untuk sedikit mencairkan suasana.

"Ehem, eomm--"

"Putraku harus segera beristirahat" Potong Nyonya Park saat Jimin baru saja akan berbicara tanpa mengalihkan pandangan dari piring kosong bekas makannya.

Pun para member segera saling memandang seolah sedang berdiskusi lewat telepati. Dan mereka mengerti apa inti dari pernyataan yang Ibu Jimin katakan.

Sebuah pengusiran secara halus.

Jimin menunduk. Tentu saja merasa tidak enak. Ingin berdebat namun tenaganya sudah habis sejak dari roftoop tadi siang. Lagi pula ia baru saja meminta maaf pada ibunya. Rasanya aneh jika harus bertengkar lagi.

Lagi pula Jimin sudah mengeluarkan semuanya. Dia sudah menangis sejadi-jadinya -saat ibunya pingsan- ditemani para hyungnya. Lalu merenung dan sungguh menyesali perbuatannya yang berniat untuk mengakhiri hidupnya itu.
Lalu V yang mendiamkannya. Jimin tau mereka semua kecewa padanya. Paham sekali. Tapi hanya V yang terlihat benar-benar marah.

Tak lama kemudian Jimin menoleh kearah membernya dengan pandangan semu. Tanpa suara, ia melafalkan kalimat 'Maafkan aku' pada mereka semua. Walau tahu pasti V malah membuang muka dengan sengaja, setidaknya yang lain mengangguk, memahami keadaannya dan tersenyum menenangkan.

Sementara Ibu Jimin segera beranjak dari duduknya. Membuat suara derit antara kursi kayu dan lantai marmer yang sukses mengalihkan perhatian mereka kembali padanya.

Masih dengan ekspresi dingin tak bersahabat, wanita itu kembali berujar.

"Kalian tunggu apa lagi?"

"Apa Suga dan Jimin pernah tertukar di rumah sakit?" Pikir Ji Na dalam hati. Karena menurutnya sifat Ibu Jimin lebih cocok dengan Suga. Begitu juga sebaliknya.

Oh Ya Tuhan, ingatkan Ji Na jika Suga dan Jimin bahkan lahir di tahun yang berbeda. Jika benar bisa tertukar, harusnya Taehyung lah yang mendapatkan posisi itu.

"Jimin, ayo ... Aku antar ke kamar" Nyonya Park berusaha membantu Jimin berdiri.

Para member pun ikut berdiri.

"Kalau begitu, nyonya kami pam--"

"Kamar tamu ada di lantai dua. Maid ku akan mengantar kalian ke sana" Ibu Jimin lagi-lagi memotong ucapan Jin yang akan mewakili mereka untuk berpamitan.

Mereka tersentak.

"Hyung aku duluan" Ujar Jimin yang sudah dibopong ibunya berjalan ke dalam lift sembari melambaikan. Sebelum meninggalkan
Para membernya di meja makan.

"Apa kita boleh menginap?" Jungkook mulai membuka suara.

"Tapi dari nada bicaranya sih benar. Kamar tamu ada di lantai dua. Berarti kita harus ke lantai dua kan?" Sahut J-Hope seraya mengikuti cara Ibu Jimin bicara.

"Apa tidak apa-apa jika kita menginap di sini?" tanya Ji Na kali ini.

"Aku pikir ini pertanda baik" Ujar RapMon.

"Benar. Bukankah tadi Ibu Jimin bilang dia akan ke Big Hit besok? Itu berarti kita akan datang bersama. Geurae?" Tambah Jin

Mereka mengangguk-angguk mengerti.

"Aku harap ini adalah awal yang baik" Gumam V. Suga yang berada di sebelahnya reflek mengusap bahu teman sekampungnya itu dengan sayang.

"Ya. Bukan hanya untuk Big Hit dan Bangtan. Tapi semoga menjadi awal yang baik juga untuk persahabatanmu dan Jimin. Jangan diam terlalu lama. Kalian hanya memiliki pandangan yang berbeda tentang sesuatu. Tidak apa-apa.

THE 8TH MEMBER BANGTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang