28

1.7K 157 39
                                    

Author Pov

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author Pov

Depresi adalah semacam gangguan mental yang terjadi karena adanya tekanan dalam jangka waktu yang cukup lama. Menyebabkan si penderita mengalami rasa sakit yang teramat dalam, kesepian dalam fase kritis, kesedihan berkepanjangan, perasaan bersalah tiada akhir, juga membenci diri sendiri.

Ketika tangis sudah tak mampu menahan rasa sakit, pun raungan tak kuasa menarik tekanan untuk tak melewati batas, di sana klimaks membawa tawaran untuk menghentikan ketersiksaan seorang diri yang menyedihkan.

Dengan cara yang lebih menyedihkan.

Namun, pedih yang ia tawarkan hanya sesaat sebelum benar-benar berakhir dalam ketenangan. Mengesampingkan logika, bertindak diluar batas nalar, nurani, dan akal sehat. Setidaknya begitulah pemikiran si penderita dalam detik-detik upaya menyakiti dirinya sendiri yang tentu adalah sebuah pemikiran yang keliru.

"I've a limits"

Satu kalimat yang kita tahu jelas apa maknanya. Satu kalimat yang pasti orang-orang penderita depresi pernah katakan. Kalimat penjabaran yang intinya adalah menyatakan bahwa ia telah menyerah.

Emosi yang tak lagi dapat dibendung menerima tawaran sakit sesaat yang ilusinya tangkap sebagai gerbang menuju kematian namun membahagiakan ketimbang hidup dengan segala ketersiksaan karena sekali lagi, pikirnya tak ada yang mampu memahami selain diri sendiri.

Jimin menggigit bibirnya dengan mata terpejam kuat. Rooftop dari lantai lima menuju kolam ikan luas milik ibunya yang penuh dengan bebatuan tajam dan cukup curam pasti tak akan menyiksa - pikir Jimin. Ajalnya pasti akan langsung tiba tanpa harus tahu bagaimana rasa sakit sesaat itu.

Namun Jimin merasa tubuhnya tidak terjun, -atau belum- karena kini ia mulai membuka sebelah matanya perlahan.

Kemudian pemuda itu menganga tak percaya saat menunduk dan irisnya menangkap jarak antara Rooftop dan kolam ikan.

"PARK JIMIN SIALAN. ANGKAT KAKIMU!"

Pun kini Jimin mendongak. Mendapatkan jawaban atas pertanyaan mengapa ia masih tertahan di atas. Itu dia, Jemari V mencengram kuat pergelangan tangan kanannya.

Alih-alih menuruti permintaan sahabatnya, Jimin beralih pada siku V yang berdarah karena bergesekan langsung dengan tembok kasar di pinggir Rooftop hingga menodai kemeja yang ia kenakan.

"Lepaskan, Kim. Kau terluka" Lirih Jimin.

"KAU PENIPU BRENGSEK! NAIK KEATAS DAN AKU AKAN MEMBUNUHMU! YAK!"

"Kim Taehyung, lepas saja ... Hiks Ku mohon~"

V meringis antara menahan rasa sakit di siku dan hatinya yang terasa di koyak paksa.

Matanya yang berkaca-kaca menatap Jimin tajam.

"HENTIKAN OMONG KOSONGMU! PIJAKKAN KAKI KIRIMU DI TEMBOK. CEPAT! AKU AKAN MENARIKMU!"

THE 8TH MEMBER BANGTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang