Tiga minggu berlalu. Akhirnya, masa LDR telah selesai.
Di hari Minggu pagi ini, Dhea akan kembali ke kota karena besok ia sudah mulai berkuliah lagi.
Sesampainya di kos, Dhea merebahkan tubuhnya sejenak lalu ia membereskan barang-barangnya.
Setelah selesai, ia menghubungi Iqbaal untuk memberinya kabar.
"Assalamu'alaikum, Calon Istri," sapa Iqbaal dari sebrang sana. Padahal Dhea yang menelepon tapi ia yang menyapa terlebih dahulu.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," balas Dhea dengan lengkap.
"Gitu doang?" tanya Iqbaal.
"Lah terus?" Dhea tidak mengerti.
"Nggak ada embel-embel calon suami gitu?" tanya Iqbaal memperjelas maksudnya.
"Nggak ada," jawab Dhea.
"Yahh, kok nggak ada?"
"Emang nggak ada."
"Ish. Kalau gitu aku ngambek nih."
"Dih, ngambekan!"
Iqbaal diam saja. Ia tidak memberikan responsnya lagi.
"Baal!"
"Halo!"
"Iqbaal!"
"Beneran ngambek nih?"
"Iqbaal!"
"Oke, fine. Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, Calon Suami," ucap Dhea pada akhirnya mengalah.
"Nah, gitu dong," senang Iqbaal. "Btw, ada apa kamu nelfon aku, Sayang?"
"Aku ganggu kamu nggak?"
"Nggak kok. Kebetulan aku lagi nyantai di apart nih."
"Oh. Aku cuma mau ngasih tau kalau aku udah nyampe di kos."
"Alhamdulillah. Udah dari tadi?"
"Sekitar sejaman yang lalu."
"Oalah. Ntar malem kamu nggak sibuk kan? Kita jalan yuk!"
"Ke mana?"
"Ke mall atau ke resto gitu."
"Ntar kalau ada yang ngeliat gimana? Aku nggak mau ya dikejar-kejar sama wartawan."
Memang, selama ini Iqbaal dan Dhea tidak pernah menunjukkan hubungannya ke publik. Dalam artian, publik adalah orang-orang di luar kampus.
Saat keduanya bertemu di luar kampus, pasti tujuannya adalah ke apartemen milik Iqbaal karena di sana aman dari jangkauan wartawan.
Meskipun di apartemen hanya berdua saja, tapi mereka tidak pernah melakukan hal yang berlebihan.
Mereka hanya sekedar makan bersama, masak bersama, menonton film di netflix, ataupun berbincang-bincang mengenai banyak hal.
Iqbaal dan Dhea sengaja tidak menunjukkan hubungannya ke khalayak umum agar Dhea tidak menjadi bulan-bulanan fans Iqbaal yang fanatik dan Iqbaalpun tidak suka jika hubungannya diusik oleh orang lain karena itu akan membuat keduanya tidak nyaman.
Lagipula ini hubungan mereka jadi biarkan mereka yang menjalaninya. Orang lain yang tidak tau apa-apa tidak berhak untuk ikut campur karena itu bukan urusan mereka.
"Yaudah ke apartemen aku aja gimana?" usul Iqbaal.
"Iya deh, boleh," setuju Dhea.
"Ntar aku jemput jam setengah 8 ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Iqbaal & Dhea || END
Teen FictionKarena cinta harus saling percaya 💙 Setelah mendapatkan cinta Iqbaal dan dilamarnya pula, bukan berarti perjalanan cinta Dheana ke depannya akan selalu lancar. Justru inilah saat di mana hubungan mereka diuji. Dheana yang memasuki semester 5 mulai...