Hari Senin ini, Dhea sengaja berangkat dari jam 5 pagi. Ia naik ojek online dan tiba di depan kantor jam setengah 6.
Dhea tidak langsung masuk ke dalam kantor karena ada sesuatu yang harus ia lakukan.
Di seberang kantor ada sebuah minimarket. Dhea memutuskan untuk menunggu di sana.
Dhea terus memperhatikan kantor dari kejauhan. Fokusnya adalah pos satpam yang terlihat masih sepi karena memang satpam berangkat jam 6 pagi.
Sudah 10 menit menunggu tapi belum juga menemukan orang yang terlihat mencurigakan.
Dhea memutuskan untuk membeli bubur ayam di depan minimarket karena memang tadi ia tidak sempat sarapan.
Namun, belum sampai ia di tempat penjual bubur ayam, ia melihat ada orang berpakaian biasa tapi memakai topi dan masker hitam.
Dhea melihat orang itu berjalan menuju pos satpam dengan membawa sebuah kotak berwarna hitam.
Kayaknya itu orangnya. Batin Dhea.
Dhea terus menatap orang itu yang tengah celingak-celinguk melihat sekitar.
Dengan perlahan, Dhea mendekatinya.
💙💙💙
Saat orang itu sudah meletakkan kado di depan pos satpam, Dhea menepuk pundaknya.
"Lo siapa?" tanya Dhea to the point.
Perlahan orang itu membalikkan badan. Jantungnya berdegup dengan kencang saat melihat Dhea. Ia berniat berlari tapi Dhea berhasil menahan pergelangan tangannya.
Orang itu mencoba melepaskan tangan Dhea darinya, tapi Dhea justru memelintir tangan orang itu ke belakang.
"Lo siapa?" tanya Dhea dengan penuh penekanan.
"Le ... lepasin!" Ia merintih kesakitan karena memang cekalan tangan Dhea begitu kuat.
Dhea membalikkan badan orang itu dan tanpa basa basi Dhea langsung menarik mmaskenya hingga terlepas.
Dhea terkejut saat melihat wajah orang di depannya. Sedangkan orang itu berusaha menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Tapi percuma saja, Dhea sudah melihatnya.
"Erik!" pekik Dhea.
Ya, orang itu adalah Erik. Ia yang sudah ketahuan oleh Dheapun hanya bisa menundukkan kepala.
"Jadi lo yang neror Iqbaal?" tanya Dhea masih tidak percaya kalau pelakunya adalah sang artis yang pernah ditolongnya dari kejaran begal.
"Maksud lo?" tanya Erik balik.
"Nggak usah belagak bego!" sentak Dhea.
"Gue beneran nggak ngerti maksud lo apa, Dhe," ujar Erik mengelak.
"Pakek masker lo dan ikut gue!" Dhea memberikan masker Erik yang tadi ditariknya lalu menggandeng tangan Erik.
"Mau ke mana?" tanya Erik.
"Udah ikut aja," kata Dhea.
Erik terpaksa menurut. Ia segera memasang maskernya dengan satu tangannya yang bebas.
Setelah itu, Dhea menarik tangan Erik dan mengajaknnya menyebrang lalu berhenti di penjual bubur ayam depan minimarket.
"Bu, bubur ayamnya dua ya," ujar Dhea.
"Makan sini atau dibungkus, Mbak?" tanya si ibu.
"Makan sini aja, Bu."
"Baik, Mbak. Mohon ditunggu sebentar ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Iqbaal & Dhea || END
Teen FictionKarena cinta harus saling percaya 💙 Setelah mendapatkan cinta Iqbaal dan dilamarnya pula, bukan berarti perjalanan cinta Dheana ke depannya akan selalu lancar. Justru inilah saat di mana hubungan mereka diuji. Dheana yang memasuki semester 5 mulai...