7. Nyamperin Iqbaal

518 58 0
                                    

Keesokan harinya, Dhea berangkat ke kampus bersama dengan Fian.

Fian memaksa untuk menjemput Dhea di kos karena sesuai kesepakatan nanti sore selesai kelas mereka akan langsung menemui Iqbaal di lokasi syuting.

Jadi, agar Dhea tidak naik motor sendirian, maka dari itu Fian menjemputnya.

"Berangkat sekarang?" tanya Hendra setelah mereka berenam keluar dari ruang kelas.

"Salat dulu yuk!" ajak Dhea.

"Habis salat makan dulu yuk! Gue laper nih," ajak Vadli.

"Kuy lah!" setuju yang lain.

Dhea dan teman-temannya melakukan salat berjamaah di musholla fakultas.

Selesai salat, mereka langsung ke kantin.

"Lo udah siap Dhe buat ketemu sama Iqbaal?" tanya Lifia.

"In Syaa Allah gue siap, Fi," jawab Dhea.

💙💙💙

Kini Dhea dan kelima orang lainnya sudah berada di parkiran motor Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

"Pakek motor lo aja ya, Za. Gue lagi hemat bensin nih," ucap Vadli.

"Yaudah, mumpung bensin gue masih full," balas Riza.

Jadi, mereka berenam memutuskan untuk berboncengan. Dhea dengan Fian, Lifia dengan Hendra, dan Riza dengan Vadli.

💙💙💙

Setelah setengah jam di perjalanan, akhirnya Dhea dkk sampai di taman tempat syuting film CLAUDYA : My Student, My Husband.

Mereka memarkirkan motor di tempat yang disediakan.

"Ini udah fix masih ada syuting apa udah bubaran?" tanya Vadli.

"Kayaknya masih ada syuting. Itu buktinya ada banyak orang yang bawa-bawa perlengkapan syuting," jawab Riza.

"Iqbaal ada nggak ya?" tanya Dhea sambil celingak-celinguk.

"Semoga aja Iqbaal ada, Dhe," balas Lifia.

"Kita cari aja yuk!" ajak Fian.

"Nanti kalau kita diusir gimana?" tanya Hendra.

"Kita jangan mendekat biar nggak dikira ganggu mereka," jawab Fian disetujui yang lain.

10 menit sudah mereka mengelilingi taman yang luas itu.

"Bentar-bentar!" seru Riza menghentikan langkahnya membuat yang lainnya juga berhenti.

"Kenapa, Za?" tanya Fian.

"Itu bukannya Iqbaal ya?" tanya Riza sambil menunjuk yang dimaksudnya.

"Iya. Lagi sama Meesya," kata Vadli.

Fian melirik Dhea yang terdiam. "Dhea!" panggilnya.

"Gue seneng Yan akhirnya bisa ngeliat Iqbaal walaupun dari kejauhan," ucap Dhea menampilkan senyum palsunya.

Sebenarnya Dhea merasakan sesak di dadanya karena ia melihat Iqbaal dan Meesya yang sedang suap-suapan. Mereka terlihat begitu mesra.

"Kita samperin aja yuk!" ajak Vadli.

"Ayo!" seru Lifia, Hendra, dan Riza.

"Kalian aja ya yang ke sana. Gue nunggu di sini," ucap Dhea.

"Loh kenapa, Dhe?" tanya Lifia.

"Gue belum siap buat ketemu Iqbaal. Gue takut di depan dia gue malah nangis, ntar yang ada Meesya sama yang lain malah curiga," jawab Dhea.

"Yaudah kita nggak jadi nyamperin kalau gitu," putus Lifia.

Iqbaal & Dhea || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang