Keesokan harinya, Dhea terbangun saat mendengar suara azan Subuh dari handphonenya.
"Kok gue ada di sini? Apa Iqbaal yang gendong gue? Hm, kayaknya iya deh," gumam Dhea.
Tiba-tiba pintu kamar Dhea diketuk oleh seseorang yang tentu Dhea bisa pastikan itu siapa.
Dhea segera membukakan pintu dan mendapati sosok lelaki berparas tampan tengah berdiri di hadapannya.
"Kamu udah bangun?" tanya Iqbaal yang seharusnya tidak perlu ditanyakan karena tentu ia sudah tau jawabannya.
"Iya. Ada apa?"
"Salat berjamaah yuk!" ajak Iqbaal.
"Ayo! Aku ambil wudu bentar ya," kata Dhea.
"Iya. Salatnya di kamar kamu aja ya."
"Iya, terserah."
Iqbaal masuk ke dalam kamar Dhea dan langsung menggelar sajadahnya di atas lantai. Lalu, ia memasang sarung dan pecinya.
Tak lama kemudian, Dhea keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih terlihat lebih segar.
"Ada mukenah nggak, Baal?" tanya Dhea.
"Ada di lemari," jawab Iqbaal.
"Aku pinjem ya," ucap Dhea.
"Pakek aja. Aku sengaja beli itu buat kamu," balas Iqbaal.
"Makasih ya."
"Sama-sama."
"Udah, ayo!" kata Dhea setelah memakai mukenah dan menggelar sajadahnya.
💙💙💙
Seperti biasanya, setelah Iqbaal dan Dhea melaksanakan salat berjamaah, maka keduanya akan bersalaman layaknya sepasang suami-istri.
"Nanti kamu nggak usah ke kantor ya," ujar Iqbaal saat Dhea tengah melipat mukenahnya.
"Emang kenapa?" tanya Dhea.
"Hari ini aku mau ngajak kamu ke rumah ayah-bunda," jawab Iqbaal.
"Berarti kamu juga nggak ke kantor?"
"Ya enggak lah, Sayang. Kamu mau kan? Soalnya ayah sama bunda udah kangen banget sama kamu."
"Nanti aku izinnya gimana?"
"Ntar aku suruh Sifa aja yang ngizinin kamu."
"Oh yaudah deh. Aku juga kangen sama ayah-bunda."
"Nanti kita berangkat jam 9 ya."
"Oke. Aku tidur lagi nggak papa? Masih ngantuk soalnya." Benar saja, Dhea langsung menguap.
"Nggak papa dong. Kamu tidur aja, ntar aku bangunin."
"Tolong bangunin jam 7 ya!" pinta Dhea.
"Kenapa jam 7?" tanya Iqbaal penasaran.
"Kan aku mau nyiapin sarapan buat kamu," jawab Dhea.
"Aku bisa sendiri, Sayang. Kasian kamu pasti kecapekan," ucap Iqbaal.
"Enggak kok. Kamu tuh yang kecapekan! Pokoknya bangunin jam 7 aku mau masak buat sarapan, TITIK!"
"Tapi aku nggak punya banyak bahan."
"Bahan buat bikin nasi goreng ada kan?"
"Ada kayaknya."
"Yaudah. Kamu balik gih ke kamar kamu! Aku mau tidur."
"Nggak mau aku temenin? Siapa tau lebih nyenyak gitu," goda Iqbaal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iqbaal & Dhea || END
Teen FictionKarena cinta harus saling percaya 💙 Setelah mendapatkan cinta Iqbaal dan dilamarnya pula, bukan berarti perjalanan cinta Dheana ke depannya akan selalu lancar. Justru inilah saat di mana hubungan mereka diuji. Dheana yang memasuki semester 5 mulai...