37. Masalah selesai

590 57 0
                                    

Di sebuah ruangan yang dikhususkan untuk Iqbaal, Meesya, dan yang lainnya. Kini Dhea juga berada di ruangan tersebut.

"Sayang!" panggil Iqbaal duduk berdekatan dengan Dhea.

"Apa?"

"Kamu tau nggak-"

"Enggak," sela Dhea.

"Kebiasaan ih! Aku kan belum selesai ngomong udah main dipotong aja," ucap Iqbaal.

"Hehe maap. Kamu mau bilang apa?"

"Nggak papa. Kamu tau nggak, malam ini tuh aku seneeennngggg banget!"

"Seneng banget kenapa?" tanya Dhea.

"Karena kamu ada di sini sama aku terus kasih aku surprise juga. Aku jadi ngerasa ultah di tahun ini beda dari tahun-tahun sebelumnya," jawab Iqbaal.

"Beda gimana?"

"Kayak ada manis-manisnya gitu."

"Le mineral kali ah ada manis-manisnya."

"Hahaha kan emang manis Sayang, kayak kamu."

"Huuu gombal!"

"Kamu dong sekali-kali gombalin aku!" pinta Iqbaal.

"Mau?"

"Mau apa?"

"Mau aku gombalin?"

"Mau dong!" jawab Iqbaal dengan bersemangat.

Dhea berpikir sejenak. "Hm, kamu tau kan kalau di antara banyaknya bintang di langit hanya ada satu bintang yang paling bersinar?"

"Iya, aku tau. Terus?"

"Di dunia ini banyak banget cowok ganteng, cowok keren yang bisa ditemuin di mana aja. Tapi menurut aku, cuma ada satu cowok yang paling bersinar dan istimewa."

"Wah, siapa tuh?" tanya Iqbaal pura-pura tidak tau.

"Kamu," jawab Dhea.

"Hahaha kamu bisa aja, Sayang. Lagi dong!" pinta Iqbaal.

"Apa ya? Hhmm. Kamu tau nggak persamaan kamu sama ice cream?" tanya Dhea.

"Nggak tau. Emang apa?" tanya Iqbaal balik.

"Sama-sama manis dan aku suka," jawab Dhea.

"Aaaa, Sayang! Aku jadi baper nih," ujar Iqbaal.

"Kamu lucu kalau lagi baper hahaha," tawa Dhea.

"Lagi dong, Sayang!" kata Iqbaal.

"Nggak ah, ntar kamu makin baper lagi," tolak Dhea.

"Nggak papa. Kan ada kamu yang tanggung jawab," ucap Iqbaal.

"Aku nggak mau tanggung jawab," balas Dhea.

"Kok gitu sih?" Iqbaal memanyunkan bibirnya.

"Bercanda, Sayang," kata Dhea.

"Kamu manggil aku sayang aja udah bikin aku baper."

"Dasar baperan!"

"Cuma kamu yang bisa bikin aku baperan."

"Iya deh. Kamu tau nggak Baal kalau tiap aku deket sama kamu, aku berasa jadi peramal lho," ucap Dhea.

"Kok peramal?" bingung Iqbaal.

"Karena aku bisa ngeliat masa depan aku yaitu kamu hahaha," jawab Dhea.

"Oooo so sweet! Nggak nyangka kamu jago ngegombal," ucap Iqbaal menoel hidung Dhea.

Iqbaal & Dhea || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang