📆 Dua hari kemudian
📍Divisi 1.1Bunyi telepon mengganggu karyawan yang tengah berkutat pada pekerjaannya. Salah seorang karyawan yang tidak terlalu sibuk lah yang mengangkat telepon tersebut.
"Halo?"
"Suruh Dheana ke ruangan saya sekarang!"
Tut! Panggilan terputus.
Fio---yang mengangkat telepon merasa kebingungan. Lalu ia menatap Dhea yang berada tak jauh darinya.
Dhea yang merasa ada yang menatap langsung ikut menatap Fio sambil menautkan alisnya.
"Kamu disuruh ke ruangan bos," ucap Fio.
"Aku, Kak?" tanya Dhea sambil menunjuk dirinya sendiri.
Karyawan lain yang merupakan satu divisi dengan Dhea sontak memberhentikan pekerjaannya dan ikut menatap Dhea dan Fio secara bergantian.
"Barusan kayaknya bos deh yang nelfon. Terus dia bilang kamu disuruh ke ruangannya."
"Kok kayaknya, Kak?"
"Soalnya dia nggak bilang kalau itu bos, cuma bilang suruh Dheana ke ruangan saya sekarang. Gitu katanya."
"Emang ada apa, Kak?"
"Mana aku tau, Dhe."
"Kamu ada buat kesalahan nggak Dhe?" tanya Rinda, salah satu teman divisi Dhea yang lumayan akrab dengannya.
"Kayaknya nggak ada deh, Kak." Dhea memang memanggil semua teman divisinya dengan panggilan kakak karena dia lah yang paling muda di antara mereka.
"Mending kamu langsung ke sana daripada ditungguin lama sama bos," ucap Fio.
"Yaudah deh Kak, aku ke sana dulu ya," ucap Dhea berdiri.
"Hati-hati, Dhe!" kata Rinda cemas.
"Haha kayak aku mau ke mana aja pakek hati-hati segala, Kak," balas Dhea.
"Siapa tau ntar kamu dimarahin bos?"
"In Syaa Allah nggak bakal dimarahin."
💙💙💙
📍Lantai 19
Dhea baru saja keluar dari lift.
"Dhea!" panggil seseorang membuat Dhea menoleh.
"Eh, Kak Sifa!" pekik Dhea.
"Kamu mau ke mana?" tanya Sifa.
"Ke ruangan Iqbaal, Kak," jawab Dhea.
"Mau apel ya?"
"Bukan, Kak. Tadi Iqbaal tiba-tiba nyuruh ke ruangannya. Aku juga nggak tau kenapa."
"Oh. Mungkin pak Iqbaal mau pamit sama kamu."
"Pamit?"
"Iya."
"Emang Iqbaal mau ke mana, Kak?"
"Kamu tanya langsung sama pak Iqbaal. Kakak mau lanjut kerja lagi hehe."
"Yaudah Kak, aku ke Iqbaal dulu ya."
💙💙💙
Tok ... tok ... tok!!!
Suara ketukan pintu dari Dhea.
"Masuk!" kata Iqbaal dari dalam.
Dhea membuka pintu.
"Permisi, Tuan Iqbaal," ucap Dhea.
Iqbaal yang tadinya menghadap laptop langsung menoleh. "Oh hai, Nona Dheana. Silakan duduk!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Iqbaal & Dhea || END
Teen FictionKarena cinta harus saling percaya 💙 Setelah mendapatkan cinta Iqbaal dan dilamarnya pula, bukan berarti perjalanan cinta Dheana ke depannya akan selalu lancar. Justru inilah saat di mana hubungan mereka diuji. Dheana yang memasuki semester 5 mulai...