5. Nggak ada kabar

509 58 0
                                    

Tak terasa sudah 2 minggu perkuliahan di Yuvii alias Universitas Viitor berlangsung.

Selama itu, Dhea senantiasa melewati hari-harinya bersama kelima teman baiknya.

Meskipun teman-temannya selalu berhasil membuat Dhea tersenyum dan tertawa dengan tingkah konyolnya, tapi tak bisa dipungkiri dalam hati Dhea merasa sedih. Ia sedih karena calon suaminya tidak ada kabar sama sekali.

Ya, sudah 2 minggu Iqbaal tidak pernah menghubungi Dhea.

Tapi, setiap harinya Dhea selalu mengirimkan pesan pada Iqbaal.

Dhea selalu menceritakan tentang kesehariannya pada sang pujaan hati.

💙💙💙

Malam ini, Dhea berada di dalam kamar kosnya. Ia baru saja pulang dari membeli makan bersama Syila.

"Oh iya, gue belum ngechat Iqbaal," kata Dhea saat baru duduk di kasur.

Dhea mengambil handphonenya. Ia membuka aplikasi WhatsApp lalu membuka roomchat bersama Iqbaal yang letaknya ada di bagian paling atas.

Iqbaal

Aku baru nyampe kos

Tadi habis beli makan sama Syila

Aku beli pecel lele kesukaanku

Yang waktu itu kita pernah beli bareng

Kebetulan tadi warungnya nggak terlalu rame

Jadi aku sama Syila bisa makan di tempat

Semua pesan sudah terkirim, tapi hanya tertera centang 2 berwarna abu-abu.

"Iqbaal bener-bener sibuk ya? Kok chat gue nggak pernah dibales? Eh, jangankan dibales, orang chat dari 2 minggu lalu aja belum dibaca sama sekali," gumam Dhea bersedih.

Dhea menghela napas. "Yaudah lah nggak papa. Ntar kalau Iqbaal udah nggak sibuk pasti dia baca dan bales chat gue." Dhea mencoba tersenyum dan berpositive thinking.

💙💙💙

Tiga minggu berlalu, Iqbaal belum juga ada kabar.

Dhea semakin khawatir. Ia takut Iqbaal kenapa-napa. Hatinya merasa tidak tenang selama belum mengetahui informasi tentang keadaan Iqbaal.

Sebenarnya Dhea sempat ada keinginan untuk menanyakan kabar Iqbaal pada ayah, bunda, dan kakaknya Iqbaal. Tapi apa daya, Dhea tidak punya nomor mereka.

Beberapa hari yang lalu, Dhea juga sempat pergi ke apartemen Iqbaal untuk mencari keberadaan lelaki tersebut. Tapi setengah jam lamanya berdiri di depan apartemen, tak kunjung ada yang membukakan pintu untuk Dhea.

Sebenarnya Dhea bisa saja langsung masuk ke dalam, mengingat ia mengetahui password apartemen milik Iqbaal. Tapi rasanya tidak sopan kalau main masuk begitu aja.

Oleh karena itu, lagi-lagi yang Dhea bisa lakukan hanyalah bersabar, berpositive thinking, dan terus menjalani hari-harinya sebagai seorang mahasiswi jurusan Manajemen dengan ceria dan penuh semangat.

💙💙💙

"Besok ngerjain tugas di mana?" tanya Lifia pada Dhea dan Fian dkk.

Saat ini, mereka tengah berada di gazebo fakultas.

"Gimana kalau di Cafe Couple aja?" usul Fian.

Iqbaal & Dhea || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang