Senyuman itu benar-benar memabukkan, sejak bertemu dengannya, tak pernah aku melihat senyum semanis itu. Ia melangkahkan kaki panjangnya menuju ke arahku, ini sudah satu bulan lamanya aku tidak bertemu dengannya. Tepatnya karena aku harus pergi ke Jerman untuk urusan bisnis menggantikan ayahku. "Hai." Sapanya dengan senyum yang tetap saja manis. Aku memandangi dari sepatu hingga beanie yang ia gunakan. Benar-benar menggemaskan. Aku menyapanya balik dan mengajaknya untuk duduk di sebuah kursi yang ada di belakang kami. Ia terduduk sembari menunduk, memainkan cincin yang melingkar di jari manisnya. Cincin pertunangan kami. "Sudah tiga tahun Mingyu." Ucapnya dan aku mengangguk untuk menanggapi. "Dan kurasa, aku tidak bisa meneruskannya." Ia menoleh dan menatapku dengan senyuman manisnya.
Aku terdiam lalu menghela napasku. "Baiklah." Aku meraih tangan kirinya, menatap cincin yang melingkar di jari manisnya, cincin yang aku berikan dua bulan lalu. "Akan aku ambil kembali cincinnya." Aku menariknya dan cincin itu kini sepenuhnya berada di genggaman tangan kananku. "Jangan menoleh ke belakang dan pergilah. Jangan pernah mencariku dan hiduplah dengan baik. Aku tidak menyesal selama ini mencintaimu, akan aku ambil kenangan indahnya saja." Aku menunduk sembari memandangi cincin yang ada di telapak tanganku dan melingkar di jari manis tangan kiriku. Menahan diri untuk tak menangis. Air mata ini tak boleh keluar.
Sedikit kulihat dari ujung mataku ia bangkit dari duduknya. "Jika suatu hari kita bertemu di jalan, berpura-puralah kau tidak mengenalku, jangan menyapaku dan tetaplah berjalan. Jangan biarkan memori itu kembali, atau aku akan mencarimu diam-diam." Aku mendongak dan menatap mata merahnya.
Aku bangkit dan berdiri berhadapan dengannya, menampilkan senyum sebisaku dan mengangguk. "Berbahagialah dengannya hyung, jangan pikirkan tentang hal lain. Kau harus hidup lebih baik dan bahagia agar tak ada penyesalan dalam hidupku." Ia mengangguk dan aku tersenyum. "Aku pergi." Berbalik dan berjalan meninggalkannya di malam yang dingin, malam dingin yang biasanya akan dia gunakan untuk melakukan cuddle bersamaku. Aku menghela napas yang terasa berat, membuka pintu mobil dan masuk. Duduk bersandar dan menutup kedua mataku yang langsung saja menurunkan air mata. Ini berat, sangat, bahkan aku tidak pernah berpikiran bahwa aku bisa sehari saja hidup tanpanya.
Kuhapus kasar air mataku, menyalakan mesin mobil dan kembali ke rumah yang sudah kusiapkan untuk kami tinggali setelah menikah. Kurasa aku harus menjualnya kembali, dan kembali tinggal di apartemen. Ah tidak, apartemen itu sudah sepenuhnya milik Wonwoo. Aku akan kembali ke rumah kedua orang tuaku.
Ada hari di mana aku bisa hidup tanpamu. Terkadang aku bisa melaluinya dan terkadang juga aku bisa melupakanmu di beberapa waktu, tapi percuma, setiap hari kita bertemu di tempat kerja. Apakah kau melihatku atau sepenuhnya kau sudah melupakanku? Bagaimana dengan orang itu? Dia tidak membuatmu menangis kan? Aku khawatir dan merasa buruk karena aku tidak bisa menghampirimu dan berbicara padamu. Berdiam diri di kamar saat malam hari dan mencoba menghapus ingatan saat aku bertemu denganmu siang harinya. Aku selalu berharap, jika kita bertemu, tersenyumlah dan anggap semuanya tak pernah terjadi.
Jeon Wonwoo, selamat tinggal.
Dan pada akhirnya, aku tersadar bahwa aku bukanlah apa-apa tanpamu. Aku tidak mengerti kenapa aku harus datang di acara pertunangan kalian. Ini menyakitkan, sungguh, aku ingin pulang dan menangis tapi aku rindu dengan senyum manis yang kini kau tunjukkan pada orang yang berdiri di hadapanmu. Perapian hatiku sepertinya hancur, seperti udara hatiku bergetar hebat, seperti asap rokok cintaku perlahan memudar, tapi itu tidak pernah bisa hilang seperti tato. Aku menghela napasku begitu dalam ketika kau berjalan berdampingan bersamanya ke arahku. Hatiku serasa penuh dengan debu. "Mingyu, kau datang juga, aku kira kau tidak datang karena pergi ke China." Aku mendengar jelas apa yang Seokmin katakan, tapi mata dan fokusku masih saja tertuju pada orang yang berdiri di sampingnya dengan tersenyum manis. "Mingyu?" Seokmin memanggil dan aku menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mingyu x Wonwoo
RandomONE/TWO SHOT • 2021 EDITION Kumpulan one shot Kim Mingyu dan Jeon Wonwoo (minwon/wonmin) yang penuh dengan kemesuman dan juga terkadang berakhir dengan kesedihan. start : january 2021 finish : january 2022 BL 1821 • Kim Mingyu || Jeon Wonwoo ©Viol...