lies (meanie)

5.5K 163 8
                                    

Brakk

Suara pintu itu tertutup dengan begitu keras, Wonwoo menangis tersedu setelah tubuhnya dihempaskan kasar oleh Rowoon di lantai kamar tersebut. Ia beringsut mundur ketika Rowoon mendekat ke arahnya. Wonwoo menggeleng ribut, sepulangnya ia dari kantornya tadi, Rowoon tiba-tiba menariknya dan membawanya ke rumah Rowoon.

Rowoon meraih kerah baju Wonwoo, menariknya dan menghempaskan tubuh itu di atas tempat tidurnya. Ia mengungkung Wonwoo dan mengunci kedua pergelangan tangan Wonwoo dengan kuat. Wonwoo masih menangis. "Kumohon.. Lepaskan aku..." Lirihnya.

Rowoon menyeringai dan menatap Wonwoo. "Kenapa kau berlaku seperti ini Wonwoo? Aku kekasihmu."

"Tapi kau menyakitiku." Wonwoo terus menangis. "Lepaskan aku Rowoon."

"Tidak, jika aku melepasmu, kau pasti akan mendatangi Mingyu."

Wonwoo menggeleng pelan. "Tidak, tidak akan.. kumohon.."

Rowoon malah menyeringai, ia menurunkan tubuhnya dan langsung meraup dan mencium kasar bibir Wonwoo. Mendorong lidahnya masuk dan mengobrak-abrik rongga mulut Wonwoo hingga Wonwoo kewalahan. Tangan satunya beralih turun dan melepas pengait celana Wonwoo. Meremas kejantanannya begitu kuat dan membuat Wonwoo mengerang di sela-sela ciuman kasar itu.

Rowoon melepas ciumannya dan berpindah menyesap leher Wonwoo, menghiraukan Wonwoo yang memberontak dan menangis meminta dilepaskan. Wonwoo berusaha melepas satu tangannya, ia menahan bahu Rowoon agar berhenti. "Berhenti! Rowoon, kumohon.. arhh.. Berhentii.." Ia terus mencoba menghentikan Rowoon.

Rowoon mendongak. Plakk. Menampar wajah Wonwoo begitu keras hingga ujung bibirnya sobek dan mengeluarkan darah. Wonwoo meringis kesakitan. Ia menatap Rowoon dengan mata merahnya, mendorong kuat tubuh itu dan membuat Rowoon jatuh ke lantai. Wonwoo bergegas bangkit dan berlari keluar kamar tersebut, tapi Rowoon segera mengejarnya.

Wonwoo berbalik dan terkejut ketika melihat Rowoon yang menyeringai begitu menakutkan. Ia masih menangis dan berjalan mundur, hingga ia menabrak sisi counter dapur rumah tersebut. Wonwoo bergeser dan melangkah mundur, ia menoleh dan meraih pisau dapur dan mengarahkannya ke arah Rowoon. "Jangan mendekat.. Kumohon.." Ucap Wonwoo.

"Kau tidak akan berani menikamku Wonwoo." Rowoon masih berjalan mendekat dan Wonwoo semakin mundur hingga ia terhenti karena menabrak wastafel dibelakangnya. Wonwoo memejamkan erat kedua matanya, mengarahkan pisau itu ke arah Rowoon. "Wonwoo." Panggil Rowoon dengan suara lembutnya. "Sayang, lihat aku." Ucapnya.

Wonwoo membuka kedua matanya dan menggeleng kuat. "Lepaskan aku Rowoon, aku tidak mau bersamamu lagi. Aku mau kita mengakhiri hubungan ini."

"Hey! Kenapa kau mengatakan itu? Apa karena Mingyu?"

"Tidak! Itu karena kau sendiri, mau yang berselingkuh tapi kau yang menyalahkanku!"

"Wonwoo, aku hanya khilaf." Rowoon semakin mendekat. "Maafkan aku sayang."

Wonwoo menggeleng ribut. Air matanya kembali turun. "Tidak.. Hiks.. Kau mengkhianatiku.. Kau yang menyakitiku.. Aku sudah terlalu lama diam.. Hiks.."

"Wonwoo.." Rowoon berusaha meraih tangan Wonwoo.

"Berhenti!" Wonwoo memekik, tapi Rowoon tetap mendekat dan. Jlebb. Pisau itu menancap tepat di jantung Rowoon, darah muncrat begitu saja mengenai wajah dan baju Wonwoo. Lalu merembas keluar dari pisau itu.  Tubuh Wonwoo bergetar ketika melihatnya. Ia semakin menangis ketika perlahan tubuh Rowoon terperosot begitu saja dilantai dapur itu.

Wonwoo juga terperosot, pisau dapur itu masih tertanam di dada kiri Rowoon. "Won.. Akhh.. To—long.." Rowoon menatap Wonwoo yang masih menangis. Ia mencoba meraih Wonwoo tapi ia tak sadarkan diri begitu saja. Wonwoo membunuh Rowoon.
















































































Mingyu x WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang